ดาวน์โหลดแอป
39.39% In A Broken Heart To Find You / Chapter 26: CHAPTER 26

บท 26: CHAPTER 26

Sesampainya dirumah, Freya langsung berpamitan pulang ke apartemen Kevan karena takut Kevan sudah menunggunya. sekalian membawa makanan untuk makan malam nanti yang dibawanya dari rumah orangtuanya itu.

" makanya kamu belajar masak dong, Fre. biar Kevan makin cinta tuh sama kamu. "

ledek Raya.

" iya, kamu sepertinya harus kursus memasak nih, Fre."

ucap Shofi ikut ikutan menyerang Freya.

" iya. iya. nanti aku belajar dari tuan Google. sudah cukup kalian kompak meledekku. sekarang aku mau pulang ke apartemen."

jawab Freya sambil pamit.

" tidak menunggu Kevan menjemput saja ? ini kan sudah mau malam, Fre."

" gak perlu ma, tadi aku sudah mengabarinya untuk tidak menjemput. lagian Deket sini aja kok. naik taksi udah sampai."

jawab Freya yang akhirnya pamit pulang ke apartemen Kevan.

" hati-hati "

teriak Raya saat Freya mulai menjauh keluar rumah.

lalu Freya pun bergegas mencari taxi dan tak lama kemudian sampailah didepan gedung apartemen Kevan.

" Freya !!"

seseorang memanggilnya dari arah belakang ketika hendak memasuki lobby apartemen.

Freya pun langsung menolehnya.

" Revan ?"

ia terkejut sekali melihat Revan yang tiba-tiba ada di apartemen nya Kevan.

" kamu tau darimana aku disini ? atau jangan-jangan dari tadi kau mengikuti ku? "

Freya menyempitkan matanya penuh curiga.

" iya. aku ingin bicara dengan mu. berdua saja."

" tidak, Revan. aku sudah menikah sekarang."

jawab Freya menegaskan.

" lima belas menit saja. bagaimana ?"

Freya menggeleng kan kepalanya.

" untuk yang terakhir, Fre. besok aku dan Raya akan kembali ke Indonesia. dan aku tidak akan menggangu mu lagi. please. "

pintanya dengan nada lirih.

akhirnya Freya pun mengiyakan.

" oke. hanya lima belas menit saja. "

Revan mengangguk pasti. dan mereka pun akhirnya memutuskan bicara di cafetaria dekat apartemen. Freya berfikir lima belas menit tidak akan membuatnya terlambat pulang ke apartemen. karena terakhir chat dengan Kevan, ia masih berada dikantor James.

" apa yang mau kamu bicarakan, Rev ? "

tanya Freya tanpa basa-basi lagi.

" yang pertama aku ingin meminta maaf atas kesalahanku yang terakhir itu."

" sudah lama aku melupakan itu semua."

ucap Freya datar.

tiba-tiba Revan meraih kedua tangan Freya. tangan Revan yang dingin itu menggenggamnya dengan kuat.

" lepaskan, Rev. "

Freya berusaha melepas genggamannya namun tidak bisa, karena genggamannya yang begitu kuat.

" pergilah denganku besok. dan kita akan memulainya dari awal. "

mata Freya langsung terbelalak mendengar ucapan Revan yang nekat itu.

" gila kamu, Rev. aku baru saja menikah. "

" tapi kamu tidak benar-benar mencintainya kan ? buktinya kamu belum siap menyerahkan milikmu kepadanya."

" apa ? "

Freya semakin terkejut.

" iya. aku menguping dari obrolan kalian ditaman tadi."

" kau ? mengikuti kami sejauh itu ? gila kamu ,Rev."

jawab Freya mulai emosi.

" ya. aku memang sudah gila gara-gara ditinggal kamu, Fre. "

jawab Revan frustasi.

" sudah lah. aku mau pulang. dan jangan pernah ganggu aku lagi. "

ucap Freya bergegas meninggalkan Revan.

tapi kali ini Revan seolah tidak ingin kehilangan lagi. ia menarik paksa tangan Freya dengan kasar. sampai Freya merasa kesakitan.

" sakit, Revan."

teriak Freya sampai terdengar oleh pengunjung caffe lainnya.

" aku gak akan lepasin kamu lagi, Fre. ikutlah denganku !!"

" tidak ! lepaskan aku Rev !"

Freya meronta-ronta tapi Revan tidak mau melepaskan tangan Freya yang kemerahan karena genggamannya yang terlalu kuat.

" ikut lah denganku sekarang ! "

Revan menariknya hendak membawa Freya pergi keluar dari cafetaria itu. tapi tiba-tiba seseorang menonjok Revan dari arah depan.

BUKK !!

Kevan datang dan menonjok dua kali ke muka Revan. dan Revan pun balas menonjok muka Kevan satu kali. perkelahian pun tidak bisa dihindari.

Freya tidak bisa menahan air matanya lagi.

" cukup. kalian jangan berkelahi !!"

teriak Freya sambil menangis. namun teriakannya sepertinya tidak didengar oleh keduanya yang masih sibuk baku hantam itu.

sampai akhirnya orang-orang yang ada disekitarnya lah yang mampu melerai.

Kevan yang sudah babak belur pun langsung menarik tangan Freya menuju apartemennya. sementara Revan yang sama-sama babak belurnya masih meringis didepan cafetaria itu.

dengan kasar Kevan menjatuhkan tubuh Freya ke atas Ranjang. Freya menangis sambil memeluk bantal.

" kenapa kamu menemuinya tanpa seijin ku ?"

tanya Kevan sambil mengangkat wajah Freya dan menatapnya.

" aku tidak menemuinya. dia yang menemui ku didepan apartemen ketika aku hendak pulang."

jawab Freya terbata-bata.

" tapi kamu bisa menolaknya kan ?"

bentak Kevan sambil mencengkram pipi Freya.

" maaf." lirih Freya yang tak hentinya menangis.

Kevan menepis wajah Freya. lalu ia berdiri sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

" ini memang salahku yang telah mengundangnya. Bodoh sekali. "

ucapnya membanting pintu dan keluar meninggalkan Freya yang masih menangis dikamarnya.

Freya merasa sangat bersalah atas kejadian tadi. tidak seharusnya ia memberi kesempatan pada Revan untuk berbicara berdua dengannya.

namun bagaimana lagi, semua sudah terjadi.

sementara Kevan tengah duduk disofa ruang tv sambil memegang botol anggur dan gelas ditangannya. berkali-kali gelas itu diisi anggur lalu ditenggaknya dengan cepat. wajahnya yang memar sisa perkelahian tadi tidak dirasanya, karena sakit dihatinya lebih mendominasi daripada luka difisiknya.

satu jam kemudian dengan sempoyongan Kevan berjalan kembali ke arah Kamarnya. dilihatnya Freya yang masih meringkuk sambil menangis sesenggukan.

Kevan membalikan tubuh Freya dengan kasar.

" kau tau ? aku tidak suka kalau ada seseorang yang menyentuhmu, kecuali diriku. "

ucapnya sambil tercium bau alkohol dimulutnya.

" kau mabuk, Kevan?"

tanya Freya mengibas-ngibaskan tangan didepan hidungnya.

" aku mau malam ini kita melakukannya."

ucap Kevan sambil menarik baju Freya. dan Freya langsung beranjak dari ranjangnya menjauh. tapi dengan cepat pula Kevan menarik tubuh Freya dengan kasar ke atas kasur lalu menindihnya.

" kamu sedang mabuk, Kevan. tolong hentikan !! aku tidak mau melakukannya jika kamu seperti ini. "

teriak Freya berusaha menghindar.

namun tenaganya tidak cukup kuat untuk menghindari semuanya. ia pun hanya bisa pasrah. ketika dengan kasar nya Kevan melucuti seluruh pakaiannya dan membuangnya. melumat bibirnya, mencium dan meremas miliknya. sampai akhirnya merenggut kesuciannya yang memang sudah menjadi hak suaminya dari kemarin.

" aww, sakit kevaan. "

Freya berteriak kesakitan sambil menangis ketika milik Kevan menjebol mahkota nya.

Kevan pun nampak terkejut saat melihat ada darah segar mengotori sprei putih nya.

" maaf." lirih Kevan.

namun Kevan tetap melanjutkannya sampai titik klimaksnya tertuntaskan.

Freya menangis semalaman. rasanya belum bisa terima bahwa Kevan melakukannya dengan kasar, dalam keadaan mabuk serta hatinya yang dipenuhi emosi itu.

lalu Freya memunguti pakaiannya yang dilempar Kevan untuk dipakainya kembali.

dalam diamnya Freya menatap ke arah Kevan yang sudah tertidur pulas disampingnya dengan telanjang dada.

wajahnya masih terlihat lebam sedikit akibat ditonjok Revan. Freya mengecup sekilas kening Kevan lalu akhirnya Freya pun tertidur membelakanginya suaminya.

.

.

.

dukung terus author ya dengan tekan tombol like nya. 🤗


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C26
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ