Adnan menghampiri Binar yang berada di balkon, dia memeluknya dengan lembut dari belakang. Rasa penasaran tentang siapa yang menghubungi Binar mulai mengisi otaknya.
"Ada apa denganmu, Sayang? Siapa yang tadi menghubungimu? Apakah itu Dani?" Adnan melayangkan beberapa pertanyaan pada Binar dengan lembut.
"Dia bukan Dani, melainkan seorang wanita."
Adnan terkejut dengan jawaban Binar, pikirannya mulai berargumentasi. Apakah wanita itu sudah mulai bergerak atau itu adalah wanita lain.
"Sayang, sebenarnya siapa wanita itu? Mengapa dia ingin bertemu denganku untuk membicarakan masalahmu?" Binar bertanya pada Adnan.
Adnan tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Binar karena pikirannya saat ini sedang tidak di sini. Dia sedang memikirkan siapa sebenarnya wanita yang menghubungi Binar.
"Sayang...," Binar kembali memanggil Adnan sembari menggoyangkan tangannya.
"Eh iya, ada apa?" jawab Adnan dengan gelagapan.