Hari libur nasional paling suntuk untuk Arka yang kini tengah duduk di balkon belakang rumahnya. Duduk sambil membaca koran dan majalah bisnis. Hari ini ia tidak ingin untuk kemana-mana dulu, sementara kekasihnya si Mawar. Dia sedang ada jadwal pemotretan endors untuk kecantikan di luar kota.
Selama satu hari penuh begini Arka tidak biasa melakukan santai-santai. Berenang di Mutiara daerah lokasi Pancing saja ia malas. Lebih enak ia bersantai sambil menikmati suasana yang sejuk.
Plak!
Pukulan bahu tiba-tiba membuat dirinya terkejut saat menikmati secangkir teh hangatnya. Ia pun dengan kesal merengut menatap tidak suka santainya di ganggu. Sosok muncul di depan membuatnya mendengus sebal.
"Kenapa mukamu? Kusut begitu?" cibir Dava. Menarik kursi dan meletakkan posisi sebelahan dengan Arka.
"Ngapain elo dekat-dekat gua? Huss... Pergi sana! Ganggu orang santai-santai saja," usir Arka menggeser duduknya lebih menjauh dari temannya itu.
Dava Efendy Putra, 34 tahun, sahabat baik dan juga keluarga dekat dari keluarga Kalandra. Dava memang jarak untuk berkunjung ke rumah Arka. Dia juga memiliki kesibukan sendiri, selain sahabat, dia juga seperti di dalam keluarga Kalandra.
Walau jarang berkomunikasi Arka dan Dava seperti saudara abang dan adik. Dava di usia jauh lebih tua dari Arka, tetap baginya dia itu paling muda.
"Sok jual mahal lo, btw, gua dengar elo sudah ketemu sama calon perjodohanmu? Cantik nggak? Mantap nggak? Orangnya gimana?" tanya Dava merasa kepo dan pengin banget tau tentang Velda.
"Nggak usah kepo jadi cowok! Mending elo urus dulu pacar lo itu. Btw, elo ngapain ke sini? Jangan bilang elo ke sini cuma mau coba rebut calon gua lagi?! Jangan harap?!" ketus Arka melipatkan kembali majalah bisnis dan meletakkan di samping meja itu.
Dava mengurai rambutnya dan melipatkan kedua tangan depan dadanya. Lalu satu tangan mengusap-usap dagu layak memikirkan sesuatu.
"Kalau iya, kenapa? Tapi gua benar-benar kepo banget. Kira-kira calon elo itu seperti apa? Sampai-sampai elo kayak orang bodoh. Diam-diam menguntit wanita itu, kalau nggak pekerjakan dia jadi supir pribadi elo? Spesial apa sih dia ketimbang Mawar?" celoteh Dava panjang lebar masih heran-heran sama sahabatnya.
Arka memilih tidak menjawab, ia sedang mendengar lagu di earphone nya. Dan dengan sengaja pula membuka musik itu sekeras-kerasnya. Ia lagi malas berargumentasi dengan sahabat di samping nya itu.
Dava merasa diacuhkan oleh Arka, ia pun menarik earphones itu dari telinganya kemudian di dekati bibirnya. Membuat Arka merasa geli hebat dan melepaskan earphones lalu menatap Dava dengan dua mata menyeramkan.
Dava malah cengegesan melihat sikap Arka tadi. Arka tidak habis pikir kenapa ia bisa berteman dengan lelaki yang otaknya sedikit kurang normal nih. Bagaimana nasib pacarnya kalau tahu sikap dan tingkah laku sahabatnya gesrek banget.
Karena Dava jugalah, Arka mengenal dunia malam dan juga Mawar. Semua bermula dari Dava, kalau tidak mengajaknya ke diskotek hanya untuk minum-minum. Untung Dava itu sahabat baik dari saudara sepupunya. Kalau bukan, Arka nggak akan bisa kayak gini tergila-gila sama suasana dunia malam. Pulang malam, dan hepi dengan kekasihnya yaitu Mawar.
"Elo kenapa? Kok kaget begitu, bukannya elo sudah biasa kayak begini? Ah ... Gua tau, apa elo mulai coba bertobat karena wanita bernama Velda Amorita Wijaya? Dia cantik, manis, tomboi, dan mandiri. Tapi gua nggak yakin dia bakal tertarik sama elo nggak?" ucap Dava merasa tau semua tentang Velda.
Arka sendiri juga kaget dapat darimana tentang Velda. Arka pasti sadar diri, Dava memang lelaki yang mudah penasaran seperti dirinya. Tapi Arka tidak terburu-buru melakukan tindakan mencari seluk-beluk pribadi Velda.
"Gua sudah bilang nggak usah kepo. Lebih baik elo urus dulu pacar lo, dari tadi miscall gua mulu, capek gua lihat hubungan elo sama dia!" cecar Arka kembali duduk di tempatnya dan memasang kembali earphones itu di telinganya.
"Soal dia nanti saja, gua benar-benar penasaran sama Velda deh. Apa gua move on saja ya?" seru Dava santai tapi dua matanya melirih samping bahwa Arka tengah menatapnya tajam.
Arka tau bahwa Dava hanya memancing dirinya untuk mengorek informasi selama bertemu dengan Velda. Hingga sekarang saja ia masih bingung cara untuk bisa mengajak Velda berkencan.
***