Pukul 06.00
Setelah mendengar Revo berbicara badan ku kembali bergetar, keringat dingin mulai berkucuran. Aku mulai takut pada diriku sendiri.
"Ve. Ve. Veve kamu kenapa"
"Jangan dekati aku Revo. Aku malu"
"Kenapa kamu malu?"
"Aku malu sama kamu karena aku memiliki masa lalu yang kelam"
Revo dengan tenang mendekatiku dan memelukku. Hal itu membuat ku sedikit tenang.
"Kenapa harus malu hah? Setiap orang pasti punya masa lalu yang kelam, bukan kamu doang"
"Tapi kamu gak tau seberapa kelam itu Revo"
"Meskipun masa lalu itu membuat mu trauma itu hanyalah sekedar masa lalu. Itu udah berlalu Ve. Yang perlu kamu hadapi sekarang ini adalah masa depan kamu"
Setelah mendengar Revo mengatakan itu aku semakin histeris dan melepaskan pelukannya dan menjauh darinya.
"Enngak kamu tuh gak tau. Kamu tuh sama kayak orang lain yang selalu menganggap remeh permasalahan orang lain. Mereka gak mau dengerin penjelasan ku. Mereka semua membenci ku. Mereka semua tinggalin aku sendirian disini dan kesepian"
"Ve. Ve tenang lah. Ada aku disini. Kamu gak kesepian. Ayo, lebih baik kita kembali ke hotel"
Hari Kamis, Tanggal 11
All Part
JW Marriott Hotel
Pukul 06.00
Bu Clara : "Chaca"
Chaca : "Iya bu kenapa?"
Bu Clara : "Coba kamu cari Veronica. Soalnya dari kemarin dia keluar sampai sekarang belum balik juga"
Chaca : "Veronica dari kelas 11 A bu?"
Bu Clara : "Iya, teman sekelas mu"
Chaca : "Oh iya bu"
Bu Clara : "Oh iya ibu juga terima laporan kalau Revo juga belum balik dari kemarin"
Chaca : "Revo teman sekelas saya juga bu?"
Bu Clara : "Iya"
"Kenapa mereka berdua menghilang? Apa Veve diculik sama orang yang kirim surat merah itu? Tapi kenapa Revo juga?" (Batin Chaca)
Chaca : "Baiklah bu saya kan mencari mereka"
Chaca mulai mencari keberadaan Veve dan Revo. Ia bertanya - tanya pada orang lain dan meminta bantuin dari mereka juga.
Pukul 06.50
Setelah beberapa lama Veronica dan Revo menghilang, akhirnya mereka kembali ke hotel.
Kenan : "Lah itu kan Veronica"
Allen : "Mana sih woi. Mata lu burem apa? Orang kagak ada gitu loh"
Kenan : "Yee mata lu noh yang burem. Orang itu jelas - jelas Veronica kok."
Akhirnya Kenan menyapa Veronica.
Kenan : "Ve. Veve"
Karena Kenan memanggil nama Veronica sangat keras, akhirnya semua mata tertuju pada Kenan.Tapi karena Kenan merasa panggilannya tidak digubris oleh Veronica akhirnya Kenan menghampiri Veronica.
Kenan : "Woi Ve. Kemana aja si lu. Lu tau gak semua orang pada nyariin elu sama si ini nih" (Sambil menunjuk Revo)
Revo : "Ah kenalkan saya Revo"
Veronica : "Apaan sih Rev. Ngapain kamu sok kenal sama nih anak gak penting ini"
Kenan : "Woi lu kalo ngomong pedes banget dah"
Kenan : "Kenalin Kenan" (Sambil menjabat tangan Revo)
Kenan : "Pacar baru si Veve yaa"
Veronica : "Tuh kan gak jelas. Udah sana pacar lu lagi nyariin tuh"
Tiba - tiba Chaca datang.
Chaca : "Ve elu dari mana aja sih?"
Veronica : "Apaan sih. Kenapa semua orang pada kepo sih"
Kenan : "Udah beb biarin aja nih nenek lampir. Gak usah urusin dia. Kita udah capek - capek nyariin dia eh dianya malah marah - marah sama kita. Gak jelas banget sih dasar nenek lampir. Wlekk"
Veronica : "Dihh. Kalau pacaran tuh jangan disini. Ini masih kegiatan sekolah. Bab beb bab beb lu pikir si Chaca beban apa hah?"
Kenan : "Yee sirik aja lu"
Chaca : "Udah - udah ngapain sih pada ribut - ribut. Ayo buruan balik ke hotel"
Saat semua orang berjalan menuju hotel, mereka semua terlihat bahagia, saling melepas tawa bersama. Meskipun mereka memiliki sikap yang seperti itu tapi mereka tidak akan saling membenci satu sama lain.
Bus
On The Way Desa Claket, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto
Saat di dalam bus Chaca melihat Veronica duduk sendirian. Ia beralih tempat duduk dari yang semula ia bersama Kenan kini pindah bersama Veve.
Kenan : "Loh beb mau kemana"
Chaca : "Sssttt"
Kenan : "Beb"
Chaca : "Ve gue boleh gak duduk disini" (Sambil menunjuk kursi yang kosong)
Veve : "Hmm"
Chaca : "Ve gue mau tanya?"
Veve : "Apaan?"
Chaca : "Kemarin lu pergi kemana"
Veve : "Haduhh kepo banget si lu Cha. Mending sekarang lu urusin pacar lu si Kenan tuh yang dari tadi pingin lu balik ke kursi lu"
Chaca : "Apa ini ada hubungannya sama si surat merah?"
Setelah mendegar itu mata Veve melotot hingga terasa ingin keluar.
Veve : "Ngapain lu bahas itu disini?" (Sambil bisik - bisik)
Chaca : "Ya habismya elu sih gak mau jawab pertanyaan gue. Gue kan kepo"
Veve : "Gue kemarin habis keluar sama si Revo"
Chaca : "Kenapa balik sampai pagi? Jangan - jangan luu"
Tiba - tiba Veve menjitak kepala Chaca.
Veve : "Ngaco lu kalo ngomong. Kemarin kita tuh bantuin kakek - kakek yang kena tabrak lari. Terus kita tungguin beliau sampai pagi"
Chaca : "Ooo gitu. Gue balik dulu yaa"
Kenan : "Beb ngapain sih kamu ke Veve?"
Chaca : "Gak papa kok. Aku cuma tanya alasan dia kenapa kemarin gak balik - balik"
Kenan : "Oh gitu. Sini peluk - peluk. Ahh sayang kamu beb"
Chaca : "Ken malu ih. Dilihatin banyak orang tau"
Kenan : "Biarin aja. Mereka tuh cuma iri karena mereka gak ada orang yang buat ngebucin. Kalo aku kan ada kamu. Hehehe"
Semenjak Chaca dan Kenan jadian, Kenan jadi lebih manja ke Chaca. Entah kemana sikap nya yang sok cool di depan semua orang.
Desa Claket, Kec. Pacet, Kab Mojokerto
Pukul 12.00
Saat ini semua murid SMA Nusa Bangsa telah sampai di tempat perkemahan akbar. Pemandangan yang sangat indah menyambut mata. Udara dingin yang mulai menusuk tulang. Tenda - tenda yang sudah berdiri kokoh seakan mereka sudah bersiap untuk digunakan oleh sang pemilik tenda. Huja gerimis seakan menyambut kedatangan mereka. Bau hujan yang sangat khas mulai membuat kita bernostalgia tentang kenangan kita saat hujan.
Iqbal : "Selamat siang semuanya. Disini saya selaku ketua ambalan Arvin Iqbal yang akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kemah akbar ini. Untuk kegiatan saat ini kalian bisa bebas untuk berbenah diri. Pada saat jam 13.45 diharapkan semua peserta kemah akbar mengikuti upacara pembukaan kemah akbar. Saya mohon tidak ada kata terlambat dalam pelaksanaan kemah akbar ini, baik panitia maupun peserta kemah akbar. Jika ada yang membutuhkan sesuatu kalian bisa langsung bertanya pada masing - masing panitia. Setiap sangga akan mendapat 2 orang panitia yang akan mengawasi kalian. Baiklah apakah ada yang ditanyakan"
Semua orang : "Siap tidak"
Iqbal : "Kalau begitu tanpa penghormatan bubar jalan"
Pukul 13.45
Wiu. Wiu. Wiu. Suara sirine dari toa yang sedang dibawah oleh iqbal.
Iqbal : "Ayo semua cepat berkumpul. Tidak ada kata telat. Sekarang sudah jam 13.45. Semakin cepat kalian berkumul maka acara akan semakin cepat selesai. Tentu kalian tidak mau kan kalau harus berlama - lama mengikuti upacara"
Setelah semuanya berkumpul maka upacara pun berlangsung. Dalam keadaan yang sunyi yang ada hanyalah suara jangkrik dan suara air mengalir. Upacara dilaksanakan dengan khidmad. Baik petugas maupun peserta semua mengikuti upacara dengan tenang.
Upacara selesai pada jam 17.00.
Iqbal : "Baiklah terima kasih kepada semua orang baik peserta, petugas, maupun guru pendamping, semua mengikuti upacara dengan Khidmad. Saya sangat sangat berterima kasih atas hal tersebut. Baiklah tidak usah berlama - lama saya akan segera mengakhiri ini. Silahkan kalian beristirahat, dan nanti jam 19.00 akan diadakan jurid malam. Untuk peraturan nanti akan dijelaskan sebelum pergi"
Iqbal : "Tunggu dulu. Sebelum kalian semua bubar saya akan menyampaikan sesuatu yang penting. Di perkemahan akbar ini tidak diperkenankan atau bahkan dilarang untuk melakukan pembullyan. Setiap orang yang berada disini meliki kasta yang sama. Tidak ada penggolongan kasta tertentu. Apabila diantara kalian semua bahkan panitia juga ketahuan melakukan hal tersebut maka mereka akan berurusan dengan saya. Apa kalian mengerti?"
Semua orang : "Siap mengerti"
Iqbal : "Baiklah kalau begitu, tanpa penghormatan bubar jalan"
Cerita Berlanjut...
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.