"Bukankah kau dulu sangat membenci ayah hingga kau tidak mau menerima panggilan telepon dariku sedikitpun?" Ayahnya tiba-tiba saja bertanya padanya hal yang membuat Velina seketika itu juga merasa sangat bersalah padanya.
Wajah ayahnya tampak terlihat memelas dengan tatapan yang nanar, kedua matanya berwarna kemerahan.
"Itu…" Velina berkata dengan ragu-ragu. "Ah, itu kan karena aku masih kecil, ayah!" Ucapnya dengan malu, menatap ayahnya dengan tersenyum lebar dan menyimpan kedua tangannya di belakang tubuhnya untuk menyembunyikan perasaan di hatinya.
"Kalau sekarang?" Ayahnya kembali bertanya, sambil ia menghapus air matanya dengan menggunakan sebuah sapu tangan dari merek fashion ternama.
"Kalau sekarang…" Velina menatap ayahnya dengan penuh arti.
Gadis itu sengaja menggantungkan kalimatnya, untuk membuat ayahnya semakin merasa penasaran.
Wah, kira-kira, siapa ya, yang sedang mengawasi mereka?
Musuh dalam selimut, kah?
Eng ing eng...