ดาวน์โหลดแอป
5.85% KISAH CINTA RATU MAFIA - IDENTITAS BARU / Chapter 34: Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

บท 34: Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

Velina melangkah menuju ke arah lelaki itu sambil tersenyum lebar.

"Nona…" salah seorang staff berusaha menggapainya, namun dia menangkis uluran tangan staf itu dengan tangan kirinya.

"Hallo, Tuan Marcello, senang bisa berjumpa dengan anda disini!" Velina tersenyum jahil padanya.

Franco Marcello membelalakkan kedua matanya, terkejut karena ia sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan Velina disana.

"Oh! Nana! Hahaha… sungguh kebetulan sekali ya!" Franco tertawa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku tak menyangka ternyata kita satu selera!" Velina mengerling genit padanya.

"Hahaha! Buah jatuh tak jauh dari pohonnya! Kamu mau beli apa nak?" Tanya Franco dengan perasaan senang.

"Hai ayah!" sapa Nadine, yang sebelumnya juga tersenyum sambil bertukar pandang dengan Jena.

Ia lalu menghampiri ayahnya dan memeluknya.

Para staf yang ada disana menggigit bibir mereka, sementara si manajer toko mulai berkeringat dingin.

Ia tentu sama sekali tak mengira jika anak-anak muda yang tadinya ia curigai ternyata memiliki hubungan darah dengan tamu VVIP mereka. Ia bahkan tadi berusaha mengusir mereka!.

"Kebetulan aku ingin membelikan sesuatu untuk Nadine! Tuh, ayah lihat kan, Nadine cocok sekali mengenakan jaket kulit ini!" velina menunjuk Nadine yang tengah mencoba sebuah jaket kulit berwarna hitam.

Franco manggut-manggut. "Aku kesini ingin membeli ikat pinggang. Kebetulan aku baru saja selesai bertemu dengan salah satu klien" Ujarnya sambil melihat-lihat koleksi ikat pinggang yang ada disana.

"Kalian mau beli apa? Pilih saja nanti ayah yang belikan. Jun dan Jena juga ya, tak perlu malu-malu!"

Jun dan Jena saling memandang, mereka tersenyum lebar.

"Yesssss!!!" Ujar mereka berdua sambil mengepalkan tangan mereka dan membentuk siku-siku dengan gembira.

Velina melirik manajer toko yang jadi bersikap serba salah.

"Ma… maafkan aku, aku sama sekali tidak tahu jika kalian adalah anak-anak dari tuan Franco Marcello…" ia meminta maaf sambil sedikit membungkuk dan berkata lirih.

"Tak apa-apa" Ujar Velina sambil melambaikan tangannya, dan segera sibuk memilih-milih koleksi busana disana.

Tak lama setelah itu, mereka semua sudah selesai memilih dan Franco segera membayarnya dengan menggunakan kartu bank-nya yang berwarna hitam.

Saat itu sudah jam setengah dua siang. Mereka akhirnya memutuskan untuk makan siang bersama karena sudah kelaparan.

Mereka segera menuju sebuah restoran mewah yang terletak di lantai paling tinggi Galerie La Fayette.

Dari atas gedung, mereka dapat melihat pemandangan Kota Jet.

"Waaah… kalau makan disini malam-malam pasti indah ya! Kita bisa melihat gemerlap bintang-bintang di bumi!" Seru Velina sambil melihat ke sekitar desain interior restoran itu.

Yang dimaksud oleh Velina adalah sinar-sinar lampu kota yang bersinar di malam hari menerangi bumi.

Dia menggelayuti lengan Franco tanpa malu-malu. Sementara Franco merasa senang anaknya tak malu bersikap manja padanya di depan umum.

Selama ini ia hanya ditemani oleh Marino dan Nadine. Ia tidak mungkin mengharapkan Marino untuk bersikap manja padanya sementara Nadine, sama seperti dirinya, bersikap kaku. Hanya Velina yang selalu mengingatkannya pada almarhum mendiang istrinya, Valerie, yang selalu bersikap hangat semasa ia masih hidup.

*****

"Jadi, aku ingin kau menemaniku minggu depan selama sepekan ke Jepang. Aku perlu bertemu dengan klien-klienku disana, pastikan kau mengosongkan jadwalmu, ya!" Seorang lelaki paruh baya berbadan gemuk memakan makanan di hadapannya dengan rakus.

Ia makan dengan terburu-buru seolah-olah tak ada hari esok.

Meryl dengan jijik menahan diri untuk tidak memaki-maki pria di hadapannya ini.

Pria itu seperti babi, selalu berkeringat dan terlihat jorok. Namun, ia harus bersabar untuk tidak bersikap buruk padanya.

Bagaimanapun juga, pria inilah yang telah memberinya satu buah iklan televisi.

Dalam hati, ia mengutuk Franco yang seakan-akan menghindarinya semenjak ia menolak untuk membawanya serta untuk menghadiri acara ulang tahun Nico Marcello.

Sudah sebulan lebih lelaki itu menghilang. Ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk mencarinya, namun, nihil.

Memang tak mudah untuk dapat bertemu dengan seorang lelaki seberpengaruh Franco Marcello, jika lelaki itu tidak menginginkannya.

"Tentu saja, bapak bisa sms aku detailnya nanti." jawabnya singkat, sambil memasukkan sebuah sushi ke dalam mulutnya.

"Jangan lupa, nanti kau harus melayani mereka dengan baik! Bila kau beruntung, salah satu dari mereka akan mensponsori-mu bermain film!" pria itu menambahkan.

Meryl berhenti mengunyah sushi di dalam mulutnya. Tangannya sedikit gemetar. Namun, ia tetap mempertahankan senyum di bibirnya.

Jika saja hubungannya dengan Franco berjalan dengan baik, maka ia tidak perlu menghadapi penghinaan semacam ini.

Ia menghela nafas panjang.

"Aku permisi ke belakang" Ujarnya, sambil bangkit berdiri dan segera keluar dari dalam ruangan VIP.

Ketika Meryl tengah menuju ke toilet wanita, pandangannya tertuju pada seorang lelaki yang dinanti-nantikannya.

Ia jelas-jelas melihat Franco yang tengah tersenyum senang digelayuti oleh seorang wanita muda di sebelahnya.

Ia memperhatikan wanita itu, dan seketika itu juga, kedua matanya terbelalak lebar.

"Itu kan… Nana?" Ia bersembunyi di dekat toilet, memperhatikan mereka yang menuju ke sebuah ruangan VIP, dipandu oleh seorang pelayan.

"Rupanya Franco mencari daun muda baru!" Meryl mengepalkan kedua tangannya. Ia menjadi semakin kesal dan semakin membenci Nana, yang sejak awal bertemu sudah membuatnya jengkel.

Gadis itu sama sekali tak menyadari, jika di belakang Franco dan Velina, ada Nadine yang juga bersama mereka diikuti oleh Jun dan Jena serta salah satu asisten Franco yang sibuk membawakan barang-barang belanjaan mereka tadi.


ความคิดของผู้สร้าง
maiddict maiddict

Wah wah wah... kebayang ya gimana mangkelnya Meryl kehilangan 'godfather'-nya!

Sabar yaaaa... Velina dan Daniel masih belum sempat ketemu lagi nih! maklumlah, keduanya sama-sama sibuk!.

Sssssttt... Kalau teman-teman menyukai novel ini, jangan lupa mendukung dengan cara voting menggunakan batu kuasa (power stone), kasih rewiew ataupun komentar di bab-bab novel ini!

Dengan begitu aku jadi tahu kalo kalian suka! Dan terima kasih sudah mengoleksi novel ini ya!

Ciao!

(☆^ー^☆)

Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C34
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ