"Jae...ta?" walaupun dengan suara lambat, ini adalah kata pertama yang keluar dari mulut Anala sejak ia masuk ke kamar ini.
Kenzi dan Juan yang menjadi penonton menunggu interaksi mereka berdua sudah sama-sama diam sekaligus gugup.
"Hm.., kamu tahu kan kalau aku mengalami hilang ingatan, jadi aku minta maaf karena tidak bisa mengingatmu, tapi aku sudah diceritakan sedikit tentang kamu, eh maksudnya kita. Aku hanya ingin minta maaf, aku juga ingin ingatanku kembali lagi seutuhnya karena ini sedikit membingungkan." Jaeta bicara dengan wajah agak ragu namun berusaha percaya diri saja.
Anala membeku menatap Jaeta, hingga tanpa sadar matanya sudah berkaca-kaca, bukan tentang ucapannya, namun Anala memang belum yakin dengan kenyataan saat ini sehingga dirinya terasa terus goyah dan tidak kuat.