Rere melepaskan genggaman Angga. Ia tak bisa berdekatan dengan pria itu. Ada rasa yang masih tertinggal, namun mereka sudah tak bisa bersama. Rere berusaha memberontak meski Angga menggenggam tangannya semakin erat. Pria itu malah memeluknya dan menahan tubuh Rere.
"Kenapa kamu tinggalin aku Re? Aku mohon maaf telah melakukan kesalahan sama kamu waktu itu. Aku khilaf Re. Apa anak itu anak aku Re?" Angga bertanya dengan bulir air mata.
"Sudah bicaranya?" Rere berusaha tegar. Bersikap kejam agar Angga tak lagi mengharapkannya.
"Kenapa kamu ketus Re? Apa kamu tidak merindukan aku? Apa tak ada sedikit pun rasa yang tertinggal untuk aku?"
Rere memalingkan wajah tak sanggup menatap Angga. Jika terus menatap wajah sang kekasih bisa jadi pertahanan Rere runtuh dan ia akan buka mulut.
"Bilang sama aku yang sejujurnya Re. Anak kecil tadi anak kita?"