Surat kesepakatan itu di buat dengan persetujuan Richman dan Murni.
"Aku kirim tanda tanganku di email!" kata Murni ke Raslina ditelepon.
"Iya...Richman juga begitu kirim tanda tangan saja. Nanti copy nya ku kirim di email atau gimana?"
"Simpan kan aja di sana! Aku gak enak di baca Rafael nantinya, takutnya dia salah paham!" jawab Murni.
"Ok! Berkas untuk Richman ku kirim ke kantornya!"
"Dia masih berkantor di Jakarta?" tanya Murni spontan.
"Kok nanya? Katanya sudah di tutup lembaran!"
"Hahaha! Latah aku!"
Raslina tertawa. Murni tidak bisa bohong masih cinta ke Richman. Raslina tertawa geli.
"Ngga usah malu bertanya. Biasa aja lagi. Richman sekali waktu ke Jakarta, kan di sini kantor pusatnya!"
Murni tertawa.
" Mulai sekarang...aku gak mau nanya-nanya lagi!. Aku percayakan mengatur mekanismenya. Aku akan lapor ke kamu kalau nanti mau ke Jakarta ketemu anak-anak. Kalau ke Putri, aku lapor ke Radiah atau David!"