ดาวน์โหลดแอป
55.55% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 25: Ajakan Taeil

บท 25: Ajakan Taeil

Jaehyun berpapasan dengan Taeil saat ia menuruni tangga. Tatapannya sekilas ke arah Taeil dan kemudian melanjutkan lagi langkahnya. Taeil menengok ke belakang. Melihat sosok Jaehyun yang semakin hilang. Kembali kakinya menaiki anak tangga. Sampai di lantai lima, ia mendapati Yunsoul yang sedang berjalan, agak menunduk.

Taeil melihat sekitar. Tidak ada siapa pun selain Yunsoul di lantai itu. Ia ingat juga kalau Jaehyun baru menuruni tangga. Itu artinya Jaehyun ada di lantai ini tadi. Taeil mendekatkan langkahnya menuju Yunsoul.

Gadis itu mengangkat pandangannya seraya jemari tangan kirinya mengusap rambut depan sebelah kiri. Yunsoul melihat Taeil, namun ia tidak ingin meladeni siapa pun. Jadi, Yunsoul mau segera pergi menuju kelasnya.

Langkahnya tertahan. Yunsoul menoleh. Taeil mendekat. "Kau baik-baik saja?"

"Tidak. Aku merasa sakit kepala sekarang."

Taeil menggunakan kedua tangannya untuk memegang kedua sisi kepala Yunsoul. "Apa sangat sakit?" tanyanya khawatir.

Diperlakukan manis seperti ini membuat Yunsoul jadi gugup. "Hm... tidak."

"Katakan padaku bagian mana yang sakit. Aku akan menyembuhkannya." Taeil mengulas senyum.

"Sudah. Lepaskan." Yunsoul menarik tangan Taeil darinya.

Taeil tidak mau. "Sebentar lagi. Aku sedang memandangi wajah gadis yang kusuka. Dia benar-benar cantik dan manis." Taeil masih memandangi wajah Yunsoul dari kedekatan. "Sekarang pipinya bersemu merah. Apa artinya?"

Yunsoul melepaskan paksa tangan Taeil yang memegangi kedua sisi kepalanya. "Memalukan. Taeil terus menggodaku," tuturnya dalam hati.

"Besok sore. Kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu menonton film."

"Hmm..."

"Ponselmu."

"Untuk apa?" Yunsoul memberikannya.

Taeil mengambil ponsel tersebut. Menyimpan nomornya di ponsel Yunsoul. Lantas melakukan panggilan ke nomor tersebut. Sudah selesai. Taeil mengembalikannya. "Aku akan menghubungimu."

***

Malam ini Yunsoul dan Youngjoo kembali datang ke tempat kediaman Hansol. Ada rencana yang harus mereka jalankan untuk mengungkapkan apa di balik kematian Direktur Grup J. Kematian yang menurut adik almarummah karena perbuatan vampir.

Youngjoo dan Yunsoul membaca seksama apa yang sudah ditulis Hansol di papan tulis putih mengenai kematian Direktur Grup J. Ada garis panah yang menghubungkan penyebab ataupun kaitan dengan kematian tersebut. Salah satunya ada orang yang dekat dengan Choi Seunghyun.

"Kita harus mendapat informasi yang rinci dari Lee Jaeseok. Bagaimana pun caranya kita harus mengetahui apa saja yang diketahui laki-laki ini." Telunjuk Hansol mengarah pada foto Lee Jaeseok.

"Dia tidak kooperatif, Oppa. Kau lupa bagaimana sikap dia saat kita minta keterangan padanya? Akan sulit."

"Kita harus mencobanya lagi, Yunsoul." Hansol optimis. "Dia adalah pelanggan yang sering datang ke klub malam. Kau bilang kalau klub malam itu adalah milik Jaehyun, kan?"

Yunsoul mengiyakan.

"Kita cari informasi dari Jaehyun. Yunsoul, bisa kau tanya padanya tentang Lee Jaeseok padanya. Mungkin saja dia tahu."

"Menanyakan pada Jaehyun?" Yunsoul bertanya memastikan. "Tidak mau. Dia itu dingin dan terlihat kejam. Aku tidak mau bertanya padanya."

Youngjoo menyenggol Yunsoul. "Kenapa kau ini? Kau takut pada Jaehyun?"

"Bukan begitu... tapi.." Yunsoul teringat kejadian tadi siang di sekolahnya. Saat ia tidak sengaja mendengar percakapan telepon Jaehyun –meskipun samar terdengar. "Ya sudah. Aku akan coba, tetapi tidak sekarang-sekarang."

"Oke," sahut Hansol. "Besok sore kita awasi pergerakan Jaeseok."

"Besok sore?" Yunsoul ingat ajakan Taeil. "Aku tidak bisa ikut."

"Kenapa?" tanya Youngjoo.

Yunsoul memberi alasan lain. "Hmm... Aku curiga kalau Lee Jaeseok akan datang lagi ke klub malam itu. Aku tidak mau masuk ke sana."

"Ya sudah. Biar aku dan Youngjoo saja." Hansol memutuskan. "Dan sebenarnya ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan." Hansol menjeda ucapannya. "Mengenai apa yang kita dapatkan dari Choi Seunghyun: USB dan buku tua itu. Jangan sampai orang lain tahu. Firasatku mengatakan kalau akan ada yang merampasnya dari kita."

"Maksud Oppa, vampir mengincar USB dan buku itu?" Yunsoul bertanya.

"Benar. Alasan Choi Seunghyun dibunuh mungkin karena benda itu," jelas Hansol.

"Aku mulai percaya," ucap Yunsoul. "Mereka, baik vampir maupun werewolf, tidak boleh ada yang bisa mendapatkan Crs-Light. Benda itulah yang paling penting."

Hansol tersenyum. "Senang kalau kau mulai percaya, Yunsoul."

***

Waktu di mana Taeil mengajak menonton film tiba. Yunsoul mendapatkan sebuah telepon dan itu dari Taeil.

"Halo?"

"Kau tidak lupa ajakanku, kan?"

"Eum..."

"Apa aku jemput?"

"Tidak usah. Kita bertemu di sana saja."

"Baiklah. Aku akan menghubungimu lagi."

Yunsoul mengakhiri percakapan teleponnya. Ia melirik Youngjoo yang hampir siap untuk pergi bersama Hansol. Tidak ada Mark di rumah. Pemuda itu sedang bermain dengan teman-temannya.

"Kau akan tetap di rumah?" tanya Youngjoo sambil mengikat tali sepatunya.

"Tidak. Aku akan berjalan keluar sebentar."

"Begitu. Ya sudah, aku pergi dulu. Hansol Oppa sudah ada di bawah."

Yunsoul mengangguk. "Hati-hati, Youngjoo."

Selepas melihat Youngjoo menutup pintu, Yunsoul segera berganti pakaian. Berdandan casual. Yunsoul pun pergi ke tempat bertemu dengan Taeil.

Di dalam gedung bioskop, Yunsoul melihat Taeil yang sudah datang lebih dulu darinya. Tampak pemuda itu melihat layar ponsel dan seperti hendak menghubungi seseorang. Sambil mengedarkan pandangannya, Taeil melihat sosok gadis yang disukainya berdiri tidak terlalu jauh. Taeil tidak jadi menelepon. Dia segera menghampiri Yunsoul.

"Aku pikir kau tidak akan datang."

"Maaf, tadi sedikit macet." Yunsoul beralasan.

"Ayo." Taeil menarik lengan Yunsoul. Memilih film yang akan ditonton, keduanya mengamati poster film yang terpajang.

"Aku ingin menonton ini."

Taeil melirik film apa yang diingin ditonton Yunsoul. Seketika Taeil terkejut saat tahu film apa itu. A Werewolf Boy.

Mengikuti keinginan Yunsoul, Taeil membelikan tiket film tersebut. Yunsoul menerima tiket yang diberikan Taeil.

"Kenapa kau ingin menonton ini?"

"Hanya... ingin saja. Kenapa? Kau tidak mau?"

"Bukan begitu. Cuma kurang suka saja dengan melodrama," jelas Taeil. Sebenarnya ia tidak suka menonton film yang menceritakan tentang werewolf. Bagi Taeil, itu seperti menonton dirinya sendiri. "Sebentar lagi mulai. Ayo."

Sepanjang menonton, Taeil tidak begitu mengikuti jalan cerita. Ia sering melirik Yunsoul yang duduk di sebelahnya. Mengamati gadis itu yang memulai menikmati film sambil memakan popcorn. Yunsoul sempat menawari Taeil, namun Taeil menolak.

Kembali Taeil memperhatikan Yunsoul yang terkekeh menyaksikan beberapa adegan lucu. Namun, di bagian akhir-akhir Yunsoul tidak dapat menahan sedih. Cairan bening mengalir ke pipinya. Taeil melihat ke layar lebar. Ia juga menyaksikan adegan sedih ketika tokoh perempuan yang terpaksa meninggalkan tokoh manusia serigala.

***


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C25
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ