Chloe terbangun karna dering ponselnya yang semalam dia letakkan di atas nakas tempat tidur. Dengan mata masih tertutup dia mengambil telpon dan meletakkannya di telinga
"hallo" sapanya lirih dengan suara masih mengantuk
"anak nakal matahari sudah terbit dan kamu masih tidur" terdengar suara tua yang penuh semangat dari seberang.
"kakek" Chloe langsung membuka matanya dan terduduk di tempat tidur
"kamu anak nakal, kalau kakek tua ini tidak menelpon apa kamu juga tidak bakalan menelpon, tidak kah kamu punya perasaan kasian pada kakek tua ini, setidaknya telpon tanya kabar, apa susahnya memencet nomor ponselmu, apa kamu mau tunggu kakek tua ini sekarat baru kamu tanya kabar ?"
"kakek maaf Chloe sibuk" Chloe mencoba membela diri dari omelan kakeknya
"apa kesibukanmu sampai tidak ada waktu untuk menelpon kakek tua ini ?" suara tua itu menarik nafasnya dengan penuh dramatisir "nenekmu sakit dan dia menunggumu menelpon, sebaiknya dalam minggu ini kamu datang, kalau tidak jangan menyesal kalau tidak pernah bertemu dengan kami lagi"
"baik kakek kami akan mengunjungi kakek dan nenek tua dalam minggu ini" jawab Chloe sambil menahan senyum
"baik ! ingat janjimu, kalau kalian tidak datang aku akan menutup rumah makan dan toko kopimu"
"oke kakek, jangan kuatir kami pasti datang, bahkan kami akan membawa buyut kesayanganmu"
Dan akhirnya panggilan di akhiri dari seberang, Chloe tersenyum mengingat kakek dan neneknya, mereka memang pasangan tua yang nyentrik, umur mereka sudah mencapai 90an, tapi tubuh mereka sangat sehat dan mereka tampak seperti baru berumur 80an. Sangat di sayangkan bahwa ayah Chloe tidak memiliki tubuh sesehat mereka sehingga di saat usianya baru memasuki 50 tahun beliau meninggal karna sakit. Mengingat ayahnya Chloe merasakan perasaan rindu yang memasuki hatinya, seandainya ayahnya masih hidup....ah...tapi waktu tidak bisa di ulang. Chloe mendesah dan menyingkap selimut dan
'Apa yang terjadi ? kenapa saya TELANJANG dan penuh dengan CUPANG?'
'BRENGSEK MARCO KAMU MATI' batin Chloe geram 'berani sekali dia mengambil keuntungan saat aku tidur'
Chloe lompat dari tempat tidur dengan kemarahan tingkat maksimum tapi saat tangannya sudah memegang gagang pintu langkahnya terhenti, dia ingat kalau dia telanjang, lalu berbalik masuk ke kamar mandi membersihkan diri mengenakan jubah mandi dan kembali ke kamarnya untuk mengambil baju, tapi saat dia membuka lemarinya dia tertegun, lemari bajunya kosong, bahkan sampai tumpukan pakain dalamnya tidak ada satu pun yang terlihat.
Hah ? apa ada pencuri yang masuk ke rumah dan menggasak semua bajunya ? tapi itu tidak masuk akal, karna bajunya bukan baju bermerk bahkan kalau di jual perkilo saja nilainya tidak sampai seratus ribu.
Chloe menutup kembali lemari dan kembali ke kamar Marco, membuka lemari baju dan benar, semua bajunya telah tersusun rapi di sana.
Sejak kapan baju-bajunya berpindah ke sini, apa tujuan Marco memindahkan semua bajunya, apa dia berniat membuatnya tidur di kamarnya selamanya, dalam mimpimu.
Tapi tanpa di sadari perasaan hangat meresap ke dalam hatinya, apa Marco sudah mengakuinya sebagai istri yang sesungguhnya, bukan lagi istri pura-pura ?.
'Aish....tidak mungkin' Chloe menepis pemikiran itu dari otaknya 'pria mesum itu sejak awal menyetujui pernikahan cuma mau mengambil keuntungan darinya, dia kan vampir pengisap darah tidak mungkin dia akan jatuh cinta padanya'
Setelah mengenakan bajunya Chloe keluar kamar dan siap untuk melakukan konfrontasi dengan si suami mesum itu, amarahnya yang tadi sempat mereda sudah kembali terpompa saat mengingat dia bangun dengan tubuh telanjang
"MARCO...." teriakannya terhenti bersama dengan langkahnya saat dia melihat pemandangan di dapur "OH SHIT"
Mendengar teriakan istrinya Marco mendongak dengan ekspresi penuh tanya.
"Sialan apa kamu tidak punya baju ?" protes Chloe dengan frustasi, dia mati-matian menahan dirinya untuk tidak berlari dan mengelus dada telanjang Marco yang terpampang di depan matanya.
"oh sorry, tadi aku jongging dan kaosku basah jadi aku membukanya" jawab Marco masih dengan muka tak bersalah.
Chloe menutup matanya sambil mendesah, mengembalikan dirinya pada akal sehatnya. "naiklah, bersihkan dirimu, aku akan membuat sarapan"
Tanpa banyak protes Marco menjawab "oke" lalu dia berjalan mengitari meja makan dan dengan sengaja berjalan sambil menyenggol ringan lengan istrinya.
Badan Chloe menegang saat suaminya menyenggolnya, di tambah aroma feromon Marco sangat menggoda, dalam hati Chloe terus mengumpat 'sial....sial....sial...aku bisa cepat mati kehabisan darah kalau Marco bertingkah seperti ini"
Sepeninggal Marco, Chloe mulai menyiapkan sarapan dia sepenuhnya telah lupa pada niat awalnya untuk menghajar suami mesumnya.
🍒🍒🍒🍒🍒
Marco membersihkan diri sambil bersenandung, ini hal yang belum pernah dia lakukan, tapi sekarang dia dalam suasana hati yang sangat baik.
Kemarin dia sangat kesal dan penuh dengan kecemburuan karna istrinya pergi makan siang dengan mantan tunangannya, dan dia berniat untuk membalasnya.
Dan semalam dia mendapatkan ide yang pasti membuat istrinya marah sampai di ubun-ubun. Tadi pagi dia bangun menelanjangi istrinya yang masih tertidur lelap, lalu dia membuat cupang di setiap jengkal tubuhnya, setelah itu dia mandi air dingin untuk meredakan amukan juniornya. Setelah mandi dia pergi ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda karna kemarin dia mengurus beberapa masalah di perusahaan papanya. Tapi setelah beberapa saat dia tidak bisa berkonsentrasi, pikirannya masih tertuju pada tubuh telanjang istrinya. 'ah sial...aku seharusnya tidak melakukan ide konyol seperti ini lagi, aku sendiri yang tersiksa'. Akhirnya Marco pergi jogging untuk mengalihkan konsentrasinya.
Setelah pulang dari jogging dia merasa risih karna kaosnya yang lengket akibat keringat yang memenuhi tubuhnya, jadi dia melepaskan kaos dan mengelap keringatnya dan minum air di dapur. Tepat saat itu istrinya turun sambil berteriak memanggil namanya.
Mendengar dari intonasi suaranya Marco sudah menebak kalau istrinya sedang marah besar dan dia sudah siap untuk memberikan serangan balasan tapi dia tidak menyangka kalau istrinya akan bereaksi seperti itu saat melihat tubuh telanjangnya.
Meski ekspresi wajahnya tak bersalah tapi di dalam hati dia tersenyum puas, dia sangat menikmati ekspresi frustasi istrinya saat melihat tubuhnya dan itu membuat dia ingin bersenandung saat di kamar mandi.
🍒🍒🍒🍒🍒
Andrew membuka matanya saat dia merasakan sebuah tangan lembut melingkar di pinggangnya. Saat dia membalikkan badan dia melihat Felicia istrinya tidur di sebelahnya. Andrew menyingkirkan tangan istrinya, bangkit dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi. Saat dia keluar dari kamar mandi Andrew keluar dari kamar mandi Felicia telah berdiri di depan jendela kaca, piyama tipis yang dia kenakan tampak transparan saat terkena matahari yang masuk lewat.
"kenapa kamu kesini ?" tanya Andrew dingin.
Felicia berbalik "apa maksudmu ?" tanya Felicia tidak senang
"kamu tau maksudku"
"Andrew aku istrimu apa aku perlu ijin untuk datang mencarimu ?" Felicia berjalan menghampiri suaminya, tapi Andrew mengacuhkannya.
"ada apa kamu kemari ?" Andrew mengulang lagi pertanyaannya
"lusa mamamu ulang tahun dan beliau menelpon menyuruhku mengajak kamu datang, acaranya akan di adakan di hotel Garden"
"aku tau"
"Andrew jangan coba-coba membuat ulah, kita harus menunjukkan kehidupan rumah tangga yang bahagia, ingat papamu punya riwayat sakit jantung"
"tanpa kamu bicara aku sudah tau, bukankah kita sudah terbiasa bersandiwara ? seandainya ada penganuegarahan piala Citra di acara tersebut kita pasti akan memenangkan pialanya" jelas Andrew penuh dengan sarkasme.
Setelah mengatakan itu Andrew berjalan menuju pintu
"kamu mau ke mana ?" tanya Felicia penuh antisipasi
"aku mau sarapan di bawah"
"kenapa tidak makan di sini saja ?"
"aku malas melihatmu"
"Andrew tolong hargai perasaanku, kamu selalu mengatakan tidak mau melihatku, lalu siapa yang ingin kamu lihat ? Chloe ? ingat, dia sudah menjadi istri orang lain, jadi suka atau tidak suka aku adalah istrimu dan aku tidak akan mentoleransi wanita lain yang kamu lirik, aku bisa melakukan apa pun untuk mengalahkan mereka" kata-kata Felicia penuh dengan ancaman.
Tapi Andrew mengabaikannya, dia sudah terbiasa mendengar istrinya selalu melemparkan ancaman setiap kali mereka bertengkar, dan setiap pertengkaran mereka selalu ujung-ujungnya menyeret nama Chloe di dalamnya.