Chloe pulang dengan wajah cemberut dan tidak berhenti menggerutu, karna tarif taksi yang mahal. Di depan pintu Chloe berdiri selama 15 menit mengaduk-aduk isi tasnya dan tidak berhasil menemukan kunci rumah. Chloe merosot di lantai, karna akhir-akhir ini dia berangkat dan pulang bersama Marco jadi dia tidak memperhatikan kalau kunci rumah ada di tas yang biasa dia pake kerja.
"aaaarrrrggggg..."
Chloe mengacak rambutnya frustasi.
"Marco cepat pulang" ratapnya seperti istri yang terlantar.
Chloe melirik jam tangannya baru jam 14.00, Marco biasanya pulang kerja jam 17.00 sampai rumah sekitar satu jam kemudian, terus apa yang harus dia lakukan sambil menunggu selama itu.
Chloe duduk di teras, dan tertidur hampir satu jam, dia terbangun karna suara klakson mobil tetangganya. Dia mencuci muka dan berjalan meninggalkan rumah. Dengan gontai dia berjalan tak tentu arah, dia hanya menelusuri jalan perumahan, sampai dia ada di sebuah taman. Di taman ada track jogging, ada beberapa alat olah raga, dan ada daerah berpasir dengan seluncuran, jungkat jungkit, ayunan dengan warna warna cerah. Di tepi taman sepanjang jogging track di tanami pohon pohon rindang.
Chloe melangkah ke jogging track, awalnya dia hanya berjalan pelan menelusuri area jogging track, panjangnya sekitar 100 meter. Setelah satu kali memutarinya Chloe mulai berlari-lari kecil.
Langit sudah gelap, matahari sudah sepenuhnya tenggelam, lampu jalan sudah menyala, keringat menutupi tubuh Chloe. Dengan banyak hal yang dia pikirkan tanpa terasa dia sudah sepuluh kali memutari taman. Akhirnya Chloe mengambil nafas dan duduk di bangku taman, dia haus, dia juga lapar, tadi siang dia hanya minum kopi dan makan muffin, itu pun tidak sampai habis. Chloe melirik jam tangannya sudah jam 19.00, seharusnya Marco sudah ada di rumah. Dengan badan lemas dia berjalan meninggalkan taman, setelah beberapa blok dari taman rasanya tenaganya makin habis, kakinya lemas, rumahnya masih satu blok lagi. Namun dia sudah tidak sanggup lagi berjalan, dia butuh makan. Akhirnya dia berjongkok di depan halaman rumah besar, matanya mulai kabur saat dia melihat gerobak bakso yang berjalan mendekat, refleks dia berdiri dan berteriak
"bakso"
Si abang bakso senang ada pelanggan yang memanggil dengan semangat dia mendorong gerobaknya menuju Chloe.
"mau bakso neng ?"
"iya, satu posri ya bang"
Si abang membuka tutup panci bakso, aroma kuah bakso yang masuk di hidung Chloe membuat perutnya berbunyi nyaring
Krruukkkk krruukkkkk
"lapar ya neng ?" tanya abang bakso sambil tersenyum prihatin
"banget bang" kekeh Chloe
Si abang nyengir sambil nyerahin semangkuk bakso. Dengan semangat Chloe langsung melahapnya, biar kuah panas dia abaikan, sesekali bibirnya monyong meniup panas yang masuk di mulut. Dalam sekejap semangkuk bakso sudah berpindah di perutnya
"tambah seporsi lagi bang"
Si abang terkekeh sambil menyiapkan seporsi lagi bakso pesanan Chloe
Dan nasib seporsi bakso ini juga sama
"seporsi lagi bang"
Si abang mulai melirik Chloe curiga
"neng berapa hari gak makan ?"
"tiga hari" jawab Chloe asal
"neng sudah lama tinggal di sini ?" si abang melirik rumah di belakang Chloe, rumah besar yang tidak memiliki penerangan sama sekali
"hmm...." Chloe bergumam sambil mengunyah pentolan bakso
"kenapa rumahnya gelap neng ?"
"belum beli token bang" konsentrasi Chloe ada di mangkuk bakso, jadi dia asal jawab saja semua pertanyaan si abang
"neng kok bajunya lusuh ?"
"baru bangun bang"
Si abang mengelus lehernya, dia mengamati Chloe, kulitnya putih, bajunya lusuh, rambut panjangnya berantakan, makan kayak orang kesurupan, badannya kecil tapi habis tiga porsi bakso, lalu dia melirik takut takut rumah besar di belakangnya. bukannya ini rumah tempat seorang asisten rumah tangga bunuh diri karna di hamili anak majikannya.
"bang seporsi lagi" Chloe menyodorkan mangkuk kosong dan mengelap sisa kuah dengan lengan bajunya. Tapi si abang menatapnya dengan pucat "kenapa bang ? gak pernah lihat orang manis ya ?"
"neng bukan kuntilanak kan ?"
"hah ?" Chloe menatap si abang heran, lalu dia melihat sekeliling, tidak ada orang yang lewat
" neng tinggal di sini ?"
Chloe mengangguk ragu-ragu
"KUNTILANAK" teriak si abang sambil lari ketakutan meninggalkan gerobak baksonya.
Mendengar teriakan dan reaksi si abang bakso yang lari ketakutan bulu badan Chloe meremang, dia mengelus lehernya dan menoleh kebelakang, rumah besar, gelap di belakangnya tampak menyeramkan, Chloe meletakkan mangkuk bakso di bawah lalu
"Aaaaaarrrrrhhhhhhh........." dia berlari cepat mengikuti jejak si abang bakso.
🍒🍒🍒🍒🍒
Marco duduk di kursi teras dengan gelisah, dia sudah di rumah sejam yang lalu, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Chloe. Setiap kalinada suara kendaraan yang melintas dia berdiri dan berjalan ke depan, tapi itu hanya orang lewat. Kemana kira-kira Chloe pergi ? Mungkin dia ada di gym.
Chloe masuk ke dalam rumah mengambil kunci mobil dan siap membuka pintu mobil saat dia mendengar suara orang berlari sambil berteriak dan.....
"Bruk"
Marco diam dengan tubuh kaku, Chloe memeluknya dengan gemetar ketakutan
"kenapa ? ada yang menggertakmu ?"
Chloe menggeleng lalu mengangguk tanpa melepaskan pelukannya.
"siapa ?" Chloe menggeleng lagi
"terus kenapa kamu ketakutan ?"
Chloe mendongak, menatap Marco dengan wajah pucat dan mata berkaca-kaca, lalu dia menangis sambil membenamkan kepalanya di dada Marco.
Dengan canggung Marco membalas pelukan Chloe dan menepuk punggungnya dengan lembut dan bibirnya berkedut. Adegan ini mirip seorang tuan yang menenangkan kucing piaraannya.
Setelah beberapa saat Chloe berhenti menangis dan melepaskan diri darimpelukan Marco. Tanpa sadar Marco menatapnya lembut dan kembali bertanya
"siapa yang menggertakmu ?"
Chloe menjawab dengan pelan dan wajah memerah karna malu
"kuntilanak"
"hah ?" Marco menganga, apa dia tidak salah dengar "apa itu ?"
Giliran Chloe yang menganga
"kamu tidak tau kuntilanak ?" Marco menggeleng "setan yang mengerikan, yang bisa berubah jadi perempuan cantik, yang menggoda pria tampan sepertimu, dan tidak akan berhenti sebelum memakannya"
Sekali lagi Marco menganga, kenapa definisi yang dia katakan lebih mirip pelakor.
"sudah biar kan dia cari mangsa, sekarang kamu mandi dulu, badanmu bau"
Chloe mengendus badannya, dan memang dia bau keringat, bau bakso, bau air mata dan bau cologne Marco yang maskulin, bercampur menjadi satu menjadi bau yang sanggup membuat perut mual.
🍒🍒🍒🍒🍒
Setelah mandi dan mengenakan baju rumah kaos oblong longgar dan boxer Chloe turun ke bawah, dia tampak segar dengan rambut panjang yang masih setengah basah tergerai di punggungnya.
Marco menatapnya dan tanpa sadar dia menjilat bibirnya yang tiba-tiba menjadi kering. Penampilan Chloe saat ini terasa menggoda baginya.
Ding
Bunyi microwave mengalihkan perhatian Marco dari memandang Chloe
"kamu masak apa ?" tanya Chloe sambil membuka kulkas dan mengambil botol air mineral dan menenggaknya dalam satu tarikan nafas. Gayanya dia menghabiskan air tidak ada feminimnya tapi saat Marco melihat dia mendongak menenggak air memamerkan lehernya yang bersih membuat marco menelan ludah.
"Klik"
Chloe menjentikkan jarinya di depan muka Marco yang masih bengong
"ehm...ehm...." Marco menelan ludah membasahi mulutnya yang kering " tadi aku beli pizza"
Marco mengeluarkan pizza yang sudah di panasi dari microwave, Chloe mengendus udara air liurnya langsung menetes. Dia menarik kursi dan dengan semangat mengambil sepotong pizza dengan tissu
"tadi kamu ke toko ?" tanya Marco sambil menarik kursi di sebelah Chloe
Chloe menganguk-angguk dengan mulut penuh. "terus habis itu kemana ?" lanjut Marco sambil melirik bibir Chloe yang belepotan saus, dan menurut Marco itu menarik
"aku langsung pulang naik taksi...gila tarif taksi ke sini bikin bangkrut"
"lalu kenapa pas aku pulang kamu tidak ada ?"
"aku lupa bawa kunci rumah"
"kenapa tidak menelponku"
"hpku ketinggalan di mobilmu"
"kenapa tidak menungguku ?" dari nadanya Marco sedikit jengkel
"hah.....nunggu ? .....aku sudah nunggu sampai ketiduran tapi kamu belum pulang, jadi aku pergi jalan-jalan keliling kompleks, sampai di taman aku jogging, habis jogging tiba-tiba sudah malam, aku lapar terus pulang, tapi belum sampai rumah aku sudah gak tahan, aku hampir pingsan kelaparan, untung ada penjual bakso lewat.....aish....aku lupa bayar tadi" Chloe menepuk keningnya dan ekspresinya berubah "habis si abang baksonya tiba-tiba lihat ke belakangku terus lari ketakutan sambil teriak 'kuntilanak' gerobaknya dia tinggal begitu saja, aku juga jadi merinding takut kalau kuntilanaknya ada di belakangku, jadi aku lari sampai rumah, sekarang aku lapar lagi"
Marco mendengarkan cerita istrinya dengan sabar, lalu mengeryitkan kening.
"jadi kamu takut setan ?" tanya Marco ragu, Chloe menjawab dengan anggukan kepala "kamu gak takut kuntilanaknya ngikutin kamu ke rumah ?"
Mendengar pertanyaan Suaminya, Chloe langsung berhenti mengunyah, punggungnya menegang.
"ke....kenapa dia harus ngikutin aku ?" tanya Chloe gagap sambil melirik ke belakangnya takut
"mungkin kuntilanaknya mau menggodaku, karna aku cakep" jawab Marco datar sambil menyembunyikan seringai di bibirnya
Chloe diam, benar juga ya kenapa tidak terpikir sama sekali. Tiba-tiba Chloe melempar pizzanya ke piring dan lari
"mau kemana ?" tanya Marco heran
"sembunyi, kalo kuntilanaknya datang biar nyamperin kamu saja" jawabnya sambil menaiki anak tangga dengan langkah besar dan masuk ke kamarnya.
Marco yang di tinggalkan di bawah melongo, dia percaya dengan leluconnya ?