ดาวน์โหลดแอป
34.09% Pernikahan Pura-Pura / Chapter 15: 15. Makan Malam (2)

บท 15: 15. Makan Malam (2)

Marco turun dan melihat Chloe sedang menyusun beberapa kotak plastik di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas, sarapan sudah di siapkan di atas meja.

"apa itu ?" tanya Marco saat duduk dan menyesap susu

"ini bekal untuk makan siang" jawab Chloe ceria

"kenapa kayak bekal satu RT ?" Marco menggigit roti di tangannya, Chloe tidak menjawab, dia hanya tersenyum.

"ah ya, tadi waktu aku membersihkan ruang kerjamu aku melihat banyak sekali tissu berdarah di tempat sampah, kamu...menstruasi ?"

"uhuuk..." Marco tersedak "logika macam apa itu ?" Marco menatap Chloe dengan jijik "kayaknya kecelakaan membuat otakmu rusak"

Chloe nyengir "lihat kamu marah, itu gejala orang kalau lagi menstruasi"

Marco memutar bola matanya dan menjelskan dengan enggan

"hidungku patah karna ulahmu semalam"

"oh...." Chloe kaget dan spontan dia memutari meja, meraih kepala Marco dan memutarnya menghadap ke arahnya

"...." Marco terpana dengan apa yang di lakukan Chloe

Dengan tangan lembutnya Chloe mengelus hidung mancung Marco, memeriksa tulang hidungnya, punggung Marco menegang.

Hmmm tulang hidung yang tinggi, mata hitam yang mempesona dan bibir tipis yang menggoda membuat wajahnya semakin tampan, mata Chloe terpaku di bibir Marco dan semburat merah merayap di pipi Chloe tanpa dia sadari.

"apa yang kamu lakukan ?" tanya Marco sedikit serak sambil menatap mata Chloe.

"ah.....maaf" Chloe melepaskan kepala Marco dan kembali ke seberang meja "sepertinya hidungmu sudah baik-baik saja" katanya gugup, dia tidak berani menatap Marco, dia membereskan piring dan gelas kosong lalu berlari ke kamarnya "aku akan bersiap-siap" teriaknya canggung.

🍒🍒🍒🍒🍒

Siang ini mereka makan siang bersama dengan bekal yang di bawa oleh Chloe. Stefan dan Marco juga ikut bergabung dengan mereka, namun tampak ekspresi tidak puas di wajah Marco.

"Chao...sudah lama kamu tidak bawa bekal" kata Delfi di tengah-tengah kesibukan mengunyah makanannya. Yang lain mengangguk setuju.

"kekasih.....masakanmu memang luar biasa" puji Mr.Lim

Mendengar kata 'kekasih' yang di ucapkan Mr.Lim, Marco langsung menatapnya dengan mata menusuk. Mr.Lim tidak menyadari itu tapi Stefan melihatnya.

"ah...masakanmu benar-benar memanjakan lidah kami, bagaimana kalau kamu jadi is....." sebelum Sam bisa menyelesaikan kata-katanya dia bisa merasakan hawa membunuh yang mengarah padanya. Melihat reaksi sepupunya Stefan tersenyum licik.

"bagaimana kalau besok kamu bawa bekal lagi ?" kata Stefan, semua kecuali Marco mengangguk setuju

"tidak ! besok aku akan membawanya kontrol" kata Marco dingin

"tapi aku kita bisa mengantarkan bekal dulu baru ke rumah sakit" jawab Chloe

"tidak, besok kita pagi-pagi sudah harus di sana"

"kalau begitu lusa" kata Stefan

"lusa akhir pekan, kami akan pergi" sergah Marco

"bagaimana kalau kita makan malam di rumah kalian ?" Stefan tidak mundur, Chloe mengangguk setuju

"kami akan makan malam di rumah orang tuanya" sekali lagi Marco membuat alasan.

"apa ibu menelponmu untuk makan malam di rumah ?" tanya Chloe polos, Marco memelototinya

"baik sudah di putuskan, nanti malam kita makan malam di rumah kalian" Stefan menyeringai.

"bagaimana kamu meninggalkan tokomu hanya untuk makan malam" balas Marco dingin

"Willy bisa mengatasinya"

Akhirnya Marco diam, teman-teman Chloe merasa canggung. Kelihatan sekali kalau suami Chloe tidak mau mereka datang, meskipun mereka ingin sekali datang.

🍒🍒🍒🍒🍒

Dan akhirnya sore pun tiba, saatnya menyiapkan makan malam bersama.

"aku pulang duluan ya, biar kalian nanti datang kita bisa langsung makan" pamit Chloe semangat.

"oke" mereka menjawab serempak

Namun saat keluar dari toko Marco belum ada. Chloe mengambil ponselnya menekan nomor Marco.

"hallo" sapa Marco acuh

"kamu belum selesai? aku menunggu di tempat parkir"

"aku lembur"

"oh..." lembur ? bukannya tadi siang mereka sudah sepakat makan malam di rumah, kenapa sekarang dia lembur ? "oke....kalau begitu aku ikut mobil Stefan dengan yang lain"

"tunggu"

"kenapa ?"

"aku turun sekarang"

"bukannya kamu lembur ?"

"aku bisa melanjutkannya di rumah" Chloe menatap ponselnya dengan heran. Orang yang plin plan.

🍒🍒🍒🍒🍒

Sampai di rumah Chloe langsung menuju dapur, dia mencuci tangannya dan mengeluarkan bahan-bahan dari kulkas, lalu dia mengeluarkan kompor portsble dan mengaturnya di atas meja, untung kemarin dia membeli bahan untuk steambot agak banyak jadi cukup untuk mereka makan malam bersama. Chloe mencuci sayur dan melumuri ayam fillet dengan tepung, dia berniat menambah satu atau dua masakan lagi untuk berjaga-jaga kalau ada yang tidak puas hanya makan steambot.

Chloe sibuk dengan semua masakan itu tanpa menyadari seorang pria yang bersandar di dinding memandangnya dengan tidak puas.

Saat Chloe membuka kabinet di atas untuk mengambil mangkuk dia menyadari bahwa tinggi badannya membuatnya kesulitan mengambilnya, dia bersiap menarik kursi makan saat sebuah tangan besar dan badan menjulang berdiri di belakangnya, membantunya mengeluarkan mangkuk dan meletakkannya di tangannya. Chloe tersenyum dan hampir mengucapkan terima kasih saat pria itu berkata dengan nada mencela

"kenapa kamu begitu pendek ?" katanya sambil bersedekap dan bersandar di meja makan

"tinggiku 158 cm, untuk kategori perempuan indonesia aku tidak pendek oke?" Chloe memprotes dengan sebal, 'enak saja ngatain orang pendek'

"tetap saja itu pendek, bahkan tinggimu hanya sampai di pundakku" Marco mengambil minuman yang tadi di letakkan di meja dan menyesapnya

"tinggiku standart, tapi kamu yang tinggimu melebihi standart, jangan-jangan cemilanmu tiang listrik" Chloe tidak mau kalah dengan penghinaan itu.

"pasti waktu kecil kamu kategori stunting" Chloe melotot marah

"bisakah kamu berhenti mengomentari tinggi badanku dan membantuku menyiapkan makan malam ?"

"aku sibuk" jawab Marco acuh membuat Chloe makin sebal, dia berkacak pinggang

"sibuk apa ? dari tadi kamu hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa"

"......" sibuk melihatmu, itu bisa di bilang kesibukan juga kan ?

Tak lama terdengar suara mesin mobil di matikan di luar, dan terdengar suara langkah kaki memasuki rumah. Chloe membuka celemeknya dan bergegas ke ruang tamu menyambut mereka tapi dia heran karena yang muncul hanya Stefan

"mana yang lain?" tanya Chloe sambil melongok ke pintu masuk

"mereka membatalkan ikut satu persatu" jawab Stefan sambil berjalan ke meja makan, Marco sudah duduk manis di sana "hmmmm.......baunya harum" Stefan mengendus

"kenapa mereka tidak jadi datang ?" Chloe mengikuti Stefan dari belakang dan merasa kecewa karna teman-temannya tidak jadi datang

"mereka takut" Stefan menarik salah satu kursi dan mengambil mangkuk

"cuci tanganmu dulu" Marco menepis tangan Stefan yang sudah bersiap mengambil steambot dari panci

"cih.....aku makan pake sendok bukan tangan" Protesnya

"cuci tangan" Marco tidak menerima alasan, akhirnya Stefan bangkit dan mencuci tangannya "pakai sabun" Marco menambahkan, Stefan memutar bola matanya, 'orang ini kalau urusan kebersihan kayak emak-emak'.

"mereka takut apa bos ?" Chloe masih mencecar Stefan, dia menarik kursi dan duduk di samping Marco, di seberang Stefan.

"takut sama suamimu" Stefan menunjuk ke arah Marco dengan dagunya, yang di tunjuk cuek

"hah......kenapa dengan dia ?" Chloe makin tidak mengerti

"kamu ini......tidakkah kamu lihat tingkah suamimu tadi siang ? di menggertak semua orang dan seakan menulis di wajahnya 'di larang datang ke rumah' ?" Chloe menoleh menatap Marco. Perasaan tadi siang Marco tidak melarang mereka untuk datang, dia juga tidak menggertak orang lain kecuali Stefan. Chloe tenggelam dalam pikirannya.

"bagus lah kalau mereka sadar" jawab Marco datar.

Chloe melotot

"kamu.......pantas kamu tidak punya teman, tidak ada wanita yang mau jadi istrimu......ternyata EQmu parah" Stefan terbahak mendengar perkataan Chloe

🍒🍒🍒🍒🍒

Setelah mereka selesai makan Chloe membereskan meja, dia memasukkan makanan yang masih tersisa cukup banyak ke dalam kulkas. Marco beranjak dari tempat duduknya, Stefan juga melakukan hal yang sama tapi Marco menggertanya

"kamu mau kemana ?" tanyanya galak

"mau nonton" jawab Stefan santai, dia berjalan ke araf sofa di depan televisi.

Marco mencengkeram kerah baju belakangnya dan menedang pantatnya

"pergi cuci piring" gertaknya

"kenapa aku ?" tanya stefan

"terus memangnya aku ?" Marco ganti bertanya

"sudah, biar aku saja" Chloe menengahi

"tidak ! biar stefan yang cuci piring, dia sudah makan gratis dari tadi siang"

"hei....jangan sok melindungi istrimu, biar bagaimana aku bosnya istrimu"

"kamu bosnya di tempat kerja, di rumahku istriku yang jadi bosnya"

"beh......gayamu.......mau cari muka di depan istrimu ?" Stefan tidak berhenti protes tapi dia melangkah untuk mencuci piring. Chloe nyengir sambil melirik Marco yang berjalan meninggalkan ruang makan menuju ke ruang kerjanya.

"setelah cuci piring kamu langsung pulang" katanya sebelum masuk ke ruang kerjanya

"cih....EQnya memang parah" gerutu Stefan.

Chloe tersenyum dan menggelengkan kepala lalu naik ke kamarnya untuk mandi.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C15
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ