ดาวน์โหลดแอป
25% Pernikahan Pura-Pura / Chapter 11: 11. Di Mana Buku Harianku ? (1)

บท 11: 11. Di Mana Buku Harianku ? (1)

Marco duduk di meja makan sambil melirik Chloe yang makan di depannya sambil memegang sebuah novel. Ekspresinya berubah-ubah, kadang dia terkikik sendiri, lalu tenang kembali kadang matanya menjadi sedih, sampai ada butiran air mata yang menggantung di matanya, kadang dia muram.

Marco menghabiskan makannya lebih lama dari biasanya, dia masih memperhatikan piring di depan Chloe baru setengah yang dimakan. Tanpa melihat piring Chloe menyendok nasi dan memasukkannya ke dalam mulutnya, matanya tidak berpindah dari buku di tangannya.

Marco penasaran novel apa yang dia baca, bagaimana jalan ceritanya, kenapa cepat sekali ekspresinya berubah.

"tidak bisa kah kamu menaruh bukumu dulu dan makan dengan benar ?" tanya Marco akhirnya. Tapi Chloe hanya meliriknya sebentar dan mengabaikannya, ekspresinya menunjukkan 'diam'.

Marco menghela napas. Biasanya dia yang mengabaikan perempuan tapi ini pertama kalinya dia di abaikan oleh perempuan.

Sejak mulai akil balig banyak perempuan mendekati dan merayunya, ada sekitar lima perempuan yang pernah dia kencani itu pun hanya berlangsung satu minggu. Perempuan yang dia kencani adalah perempuan yang disodorkan dengan paksa oleh Stefan. Saat kencan pun tidak ada interaksi fisik sama sekali, bahkan berpegangan tangan saja tidak, ketika mereka merajuk Marco memberikan kartu kreditnya dan menyuruh mereka belanja, masalah terselesaikan, dan hubungan mereka juga selesai. Marco menganggap membelanjakan mantannya adalah kompensasi dari putusnya hubungan mereka.

Perempuan yang di sodorkan oleh Stefan tidak ada yang buruk, mereka semua cantik bahkan kecantikan mereka hampir menyilaukan tapi tidak ada yang menggetarkan hati Marco.

Marco bersandar di kursi dan melipat tangannya, dia sedikit merasa jengkel karna Chloe mengacuhkannya, tiba-tiba sebuah ide nakal muncul di benaknya.

Marco menggeser piring Chloe agak ke samping dan meletakkan piring sambal di tempat piring makan chloe semula berada. Chloe masih memegang sendok di tangannya, menjilat bibirnya dan tersenyum sambil matanya tak beralih dari buku. Marco mengamati chloe saat dia menjilat bibirnya, entah kenapa dia jadi menegang.

Chloe menurunkan sendoknya dan menyendok sambal lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

satu detik.....

dua detik...

tiga detik...

Wajah Chloe berubah merah, dia meletakkan bukunya di meja dan berlari membuka kulkas, menyambar air di botol dan meneguknya.

"huh.....hah..." Chloe menjulurkan lidahnya dan meneguk lagi air, butir-butir keringat muncul di keningnya, wajahnya memerah, bibirnya memerah dan matanya berkaca-kaca.

Marco mengamati setiap gerakan dan perubahan ekspresi Chloe tanpa berkedip. Jantungnya berdebar, perutnya terasa tergelitik.

"sialan....hah....kamu.....hah.....b******k...." bibir chloe membuka dan menutup, sesekali dia meniupkan udara dari mulutnya untuk mengusir rasa pedas di lidahnya.

"Marco kamu..." Chloe memelototi Marco.

Namun yang di pelototi hanya menatapnya dengan bengong

"Heeiii....MARCO"

Teriakan Chloe menyentakkannya dari lamunannya

"apa...?" jawab Marco tanpa beralih dari bibir Chloe

"kamu sengaja kan ?" geram Chloe

"selesaikan makanmu, baru lanjutkan membacamu" jawab Marco acuh-tak acuh sambil berdiri dan membereskan piring kosong di atas meja "cepat makan ! aku akan mencuci piring" Marco membawa piring kotor ke tempat cuci piring.

Chloe kembali duduk dan melanjutkan makannya. Kali ini dia makan dengan benar. Setelah nasi di piringnya bersih dia memberikan piring kotor pada Marco yang belum selesai mencuci, lalu dia mencuci tangannya. Saat membilas tangan tanpa sengaja tangannya menyenggol tangan Marco yang tengah membilas gelas, meninggalkan sensasi aneh pada Marco membuat telinganya memerah.

🍒🍒🍒🍒🍒

Marco duduk di ujung sofa di depan televisi, dia mengubah ubah saluran televisi tanpa minat. Chloe duduk di ujung sofa yang lain masih memegang novel tapi sesekali matanya mengarah ke televisi.

"hei.....cari chanel yang benar jangan diganti-ganti terus bikin pusing" protes Chloe.

Tapi Marco mengacuhkannya. Tiba-tiba Chloe melompat ke arah marco, merebut remote dari tangannya, kerah kaosnya yang longgar melorot di bahunya menunjukkan tali branya yang berwarna putih dan kulit bahunya yang bersih. Jantung Marco berdetak makin kencang dan wajahnya memerah.

Chloe mengubah chanel, mencari box office, setelah mendapatkannya dia nyengir lalu menoleh pada Marco dengan senyum puas

"kenapa wajahmu memerah ?" tanya chloe heran saat melihat perubahan warna wajah Marco.

"aku masih banyak kerjaan" Marco berdiri meninggalkan Chloe yang tercengang, senyum di wajahnya hilang. Marco masuk ke ruang kerjanya yang terletak di depan televisi di belakang sofa tempat Chloe duduk.

Marco duduk di kursi kerjanya dan mengamati punggung Chloe. Dia sengaja tidak menutup pintu ruang kerja, dari situ dia bisa mengamati setiap gerakan Chloe.

Marco merasa ada yang aneh pada dirinya, ini pertama kalinya dia memiliki reaksi aneh terhadap Chloe sejak mereka menikah, padahal Chloe tidak merayunya, tidak bertingkah sensual tapi entah kenapa setiap kali menatap Chloe ada dorongan untuk menciumnya. 'ahh.....pasti otaknya sudah ketularan Stefan'.

Hampir dua jam Marco memegang dokumen di tangannya, tapi matanya dan otaknya tidak ada di situ. Fokus mata dan otaknya pada perempuan yang sedang menonton televisi di depannya. Sesekali perempuan itu menguap lalu kepalanya miring dan hampir jatuh, sepertinya dia mengantuk. Setelah beberapa menit dia meregangkan tubuhnya dan mematikan televisi, lalu berdiri dan berjalan gontai menaiki tangga.

Satu jam berlalu tidak ada gerakan dari lantai dua, Marco berasumsi istrinya sudah tidur, lalu dia keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuju sofa. Novel yang tadi di baca Chloe tergeletak di situ. Marco mengambilnya untuk memindahkannya ke meja kopi di samping sofa, tapi dari dalamnya jatuh buku seukuran novel berwarna kuning lemon. Marco mengambil buku itu dan melihat tulisan tangan yang indah di dalamnya, 'sebuah buku harian'.

'jadi dari tadi yang dia baca bukan novel tapi buku hariannya ? tampaknya dia sengaja melakukannya untuk mengklamufasekan apa yang tengah dia baca'

Marco meletakkan novel di meja kopi, duduk di sofa dan membuka buku harian dari halaman pertama. Buku itu tertanggal dua belas tahun yang lalu

'yeiii akhirnya aku mengenakan seragam putih abu-abu, saatnya mencari CINTA'

lalu ada gambar kartun gadis yang melompat meninju satu tangannya ke udara. Marco tersenyum, dia membayangkan seorang gadis polos berkuncir kuda tertawa penuh harapan.

'sekolah sudah di mulai selama satu bulan, tapi tidak ada tanda-tanda cowok cakep di seluruh sekolah yang layak menjadi sasaran CINTAku'

lalu ada gambar kartun gadis yang murung di bawahnya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Perempuan yang satu ini benar-benar aneh dia tidak menulis terlalu banyak kata-kata di buku hariannya, tidak seperti dia yang bisa mengomel seperti petasan. Dia hanya menulis satu dua kalimat dan menggambar kartun di bawahnya untuk menunjukkan suasana hatinya.

'ada kakak kelas yang bilang suka sama aku, tapi aku menolaknya. Kurang cakep'

dan gambar kartun laki-laki tampan ada di bawahnya

"pfft" ternyata narsis juga perempuan ini, standartnya terlalu tinggi ha..ha..ha...

Marco terus membaca lembar demi lembar, tiba-tiba matanya tertuju pada tulisan kapital

'AKHIRNYA AKU MENEMUKAN CINTAKU AAUWW...AAAUUWWW....'

dan gambar kartun laki-laki yang lebih tampan dan perempuan bergandengan tangan ada di bawahnya, kali ini dia mewarnai gambar itu.

Ada perasaan iri di dalam hatinya. Inikah cinta pertamanya, tunangannya ? Marco mengamati tokoh kartun laki-laki itu sambil mengerutkan kening 'kenapa sepertinya dia kenal dengan wajah itu'.

Itu tertanggal tujuh tahun yang lalu. Kemudian setiap lembar di isi kisah cinta mereka yang manis selama empat tahun. Di tahun kelima hubungan mereka Chloe menulis

'Dia mengajakku bertunangan......ah...guling.....guling....bahagia....'

gambar kartun gadis berguling-guling bahagia dan sebuah kotak cincin ada di sebelahnya, dan lembar itu di penuhi dengan gambar hati.

🍒🍒🍒🍒🍒

Entah kenapa saat membaca itu perasaan sesak menyerang dadanya. Marco meletakkan buku harian dengan kasar dan berjalan ke kulkas mengambil sekaleng bir. Dia bersandar di kulkas dan menenggak bir. Gambaran Chloe yang tersenyum bahagia sambil berguling-guling di kamarnya melintas di pikirannya, membuatnya mendengus tidak bahagia.

'apa yang terjadi, kenapa aku merasa cemburu pada pria di buku harian itu, eh....tunggu...apa ?....aku cemburu ?....ini konyol'

Marco berdebat dengan pikirannya sendiri, dia menenggak lagi bir sampai habis lalu melirik jam di atas televisi, baru jam sebelas. Marco membuang kaleng bis yang kosong ke tempat sampah dan berjalan masuk ke ruang kerjanya. Dia duduk di kursi kerjanya, memutarnya, berhenti dan menatap sofa. Marco menutup mukanya dengan ke dua tangannya, lalu berdiri dan berjalan keluar.

Dia duduk di sofa menyalakan televisi, tapi matanya melirik buku harian yang tergeletak di sampingnya.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C11
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ