Aroma Arabica yang pekat menyebar di ruangan yang luasnya 6x6 meter. Uap panas mengepul dari cangkir yang berisi cairan hitam di hadapan Hendry. Ia sedang menunggu kopi yang panas menjadi setengah dingin, atau sebenarnya Hendry ingin mengulur waktu saja agar bisa ditemani oleh Reina lebih lama. Hendry terus saja memperhatikan Reina yang sibuk sendiri sejak beberapa menit lalu. Konsentrasi Reina yang terfokus pada pisau, apel, dan kulit apel yang dikupas perlahan agar tak putus.
Hendry menyeruput kopinya. Hanya sedikit. Ia berniat menghabiskan cairan yang tak lebih dari 100 cc itu di jam sepuluh malam, itu berarti dua jam lagi.
"Bagaimana? Enak nggak kopi buatanku?" sasar Reina yang tiba-tiba berubah menjadi sangat bersemangat.