Happy Reading 💛
Dominic masih menanggapi pertanyaan para wartawan. Sedangkan Jean hanya menunduk memainkan jemari nya. Bukan karna gugup, melainkan takut yang teramat sangat. Belum genap satu hari ia di jadikan wanita lelang, dan sekarang ia akan dijadikan seperti itu lagi.
Jean memutar otak, ia harus kabur, pikir Jean.
Ia pun menarik sedikit tanganmya yg digenggam erat oleh Dominic agar Dominic berhenti berbicara kepada para wartawan dan menyamai tingginya dengan Jean.
"Sebentar." Kata Dominic kepada wartawan itu.
"Yes, honey. " Dominic menanggapi Jean dengan senyum mautnya.
Jean sempat terpaku dengan senyum Dominic kepadanya. Namun hanya beberapa detik, sampai Jean ingat dirinya akan di jadikan wanita lelang lagi oleh Dominic.
"I want to pee." Lirih Jean.
Otaknya hanya mampu membuat alasan seperti itu. Jean akan menyelinap keluar dan kabur dari dunia hitam ini.
"Three minute." Jawabnya singkat.
Jean mengangguk, perduli setan dengan waktu yang ditentukan Dominic. Saat ada pintu keluar ia akan berlari menjauh dari tempat itu dan menjauh dari Dominic.
Jean pun menjauh dari kerumunan dan mencari dimana letak pintu keluar itu. Terlalu besar dan ramai sehingga Jean agak sulit untuk menemukan jalan keluar tempat itu.
Jean hanya menemukan jalan masuk saat ia dan Dominic memasuki ruangan itu bersama. Namun pintu itu hanya di berlakukan untuk masuk bukan untuk keluar.
"Oh.. Sial, dimana pintu keluarnya. Please God, help me." Jean merapalkan doa.
"Toilet, aku harus ke toilet dan pergi dari jendela toilet. Semoga toilet itu memiliki jendela." Jean kembali bergumam.
Ia pun sedikit berlari agar lebih cepat keluar dari tempat itu.
"Bebek buruk rupa. " Suara lengkingan yang sangat di kenali oleh Jean. Suara yang tadi pagi mengganggu pendengarnya. Dia Eliot.
"Heh.. Siput, kemana saja kau. Cepat ikuti aku." Perintah Eliot begitu menggebu. Dan menarik tangan Jean.
Jean hanya terdiam lesu. Rencananya gagal untuk pergi dari situ dan juga pergi dari Dominic.
**
"Cepat pakai." Eliot memberikan sebuah gaun mewah kepada Jean.
Jean hanya membuang nafasnya pasrah. Ia benar-benar sudah putus asa. Dengan langkah lemas, Jean masuk kedalam ruang ganti.
Sepuluh menit berlalu Jean berdiam diri di ruang ganti. Melihat dirinya dari pantulan cermin. Jean tersenyum sinis melihat dirinya begitu cantik dalam balutan gaun mewah itu. Ia cantik, namun nasib hidupnya tidak secantik wajahnya. Air matanya menetes mengingat betapa menyediakan hidupnya.
"Hey!!! Apa kau tertidur dalam sama. Cepat keluar, sudah saatnya kau menunjukan diri. Dasar wanita, lambat sekali. Tidak seperti diriku. Cepat namun waw.. Cantik." Eliot dengan gaya centilnya memuji dirinya sendiri.
Jean di dalam mendengus mendengar Eliot menggerutu tidak jelas.
"Dasar cacing kremi. Tidak tahu penderitaan orang." Kesal Jean pada Eliot yang selalu datang menambah beban untuk Jean.
Jean pun melangkah keluar dengan agak sulit, karena gaun yang ia gunakan sedikit berat.
"Bersyukurlah kau Bebek, bisa memakai gaun rancangan ku yang indah ini." Eliot lagi-lagi memuji dirinya sendiri.
Jean agak kesal dengan Eliot yang besar kepala, namun Jean memang mengagumi gaun yang di rancang Eliot. Jean mengira, Eliot hanya stylish pribadi Dominic. Nyatanya Eliot adalah salah satu disainer ternama di Amerika.
"Domba akan diberi makan enak sebelum dipotong, bukan? Begitupun aku, sebelum dijual dipakaikan pakaian cantik." Lirih Jean.
"Apa? " Tanya Eliot bingung karena Jean hanya menggumam.
"Tidak, tidak ada." Jawab Jean lemas.
"Cepat.. Sudah waktunya. Dan ingat kau harus terlihat cantik dan anggun agar harga untuk dirimu begitu tinggi." Eliot menggiring tubuh Jean agar memasuki tirai yang menunjukkan panggung pelelangan.
**
"Baiklah, dan kali ini kita punya yang special dari tuan Dominic Archer. " Ucap MC di acara itu.
Jean melanggang masuk dengan mengepalkan tangannya kepada gaun itu dengan erat. Takut, Jean benar-benar takut. Ia harus mengalami ini semua. Bukan hanya sekali, namun dia kali Jean harus di lelang.
"Kali ini sangat spesial, ini limited edition. Dan ini hanya ada satu-satunya didunia. " Kata MC itu lagi.
"Tentu saja hanya ada satu di dunia. Tidak ada Jean-Jean lain di dunia ini yang hidupnya lebih menyedihkan daripada aku." Gumam Jean dalam hati.
"Bagian depan terdapat payet-payet yang terbuat dari permata asli. Dan untuk bahannya benar-benar high quality." MC itu memperjelas dengan detail.
Jean bingung dengan yang di ucapkan MC itu.
"Payet? Bahan? " Jean dengan kebingungan nya.
Dominic naik keatas panggung dan berdiri bersebelahan dengan Jean. Dan mengambil alih mic yang dipegang MC.
"Gaun ini di rancang langsung oleh Elliot Johansson. Gaun ini hanya di buat untuk acara lelang amal dan tidak akan di buat kembali. Jadi ini hanya ada satu di dunia. Terlebih lagi yang memakai gaun cantik ini adalah, calon dari Ms. Archer." Dominic mengecup kepala Jean sebagai tanda kepemilikannya di depan para tamu.
Sedangkan yang melihat hanya berbisik-bisik dan ada raut kecewa dari para wanita muda yang juga ikut hadir. Riuh para wartawan yang hadir pun menjadi pelengkap.
Jean berkedip-kedip bingung. Sudah bingung dengan yang di ucapkan MC itu dan sekarang Dominic mengatakan Jean adalah calon dari Ms. Archer.
"Kenapa kau kebingungan, sayang." Bisik Dominic kepada Jean yang terlihat kebingungan.
Dan akhirnya Jean bisa mencerna semua. Gaun, payet, bahan, permata. Ternyata yang dilelang adalah gaun yang ia kenalan bukan dirinya.
Jean pun merasa malu dan menunduk. Ia mengira Dominic akan melelang nya seperti saat di club malam. Sempat tersirat kalau Dominic adalah pria yang sangat jahat. Tapi dugaannya benar-benar salah.
Dominic menarik dagu Jean agar melihat kearahnya.
"Ada apa? " Tanya Dominic kembali pada Jean.
"Aku kira kau akan menjual ku kembali." Jean akhirnya bisa berbicara kepada Dominic.
Salah satu sudut bibir Dominic terangkat mendengar ucapan Jean.
Dominic pun mendekatkan diri dan berbisik kepada Jean.
"Kenapa aku harus menjual jalang ku pada orang lain. Aku tidak suka berbagi jalang ku dengan orang lain."
Mata Jean membola mendengar Dominic berkata jika Jean adalah jalang nya. Hati Jean terasa sakit mendengar kata itu. Ia sedikit lupa kalau ia di lelang untuk di jadikan jalang. Dan saat ini Dominic memperjelas kalau dirinya adalah seorang jalang.
**
Jean dan Dominic menuju mansion. Acara lelang amal berlangsung dengan baik. Dan gaun rancangan Eliot yang di kenakan oleh Jean terjual dengan harga yang fantastis.
Jean hanya terdiam di sepanjang jalan. Terlalu sakit hatinya mendengar jika dirinya saat ini adalah seorang jalang.
Setelah sampai pun Jean berlalu begitu saja tanpa menunggu Dominic dan pergi ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Jean menangis tersedu. Ia merindukan masa sebelum ia menjadi wanita lelang. Jean juga merindukan ayahnya dan juga Chanyeol. Tapi semua sudah berubah. Ia tidak bisa berhubungan kembali dengan keluarga dan juga sahabatnya.
Ketukan pintu membuat Jean sesegera mungkin menghapus air matanya.
"Saya Delia." Suara Delia dari balik pintu menginterupsi.
Suara Jean tercekat karena habis menangis.
"Anda dipanggil ke kamar tuan Dominic, sekarang juga." Kata deluan kembali. Dan setelah itu terdengar suara langkah kaki menjauh. Tanda Delia sudah pergi.
Jean kembali menghapus air matanya yang tersisa dan bergegas untuk ke kamar Dominic.
**
Jean mengetuk pintu dan langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari sang empunya kamar.
"Anda memanggil saya?" Jean dengan wajah menunduk menyembunyikan wajah sendu nya.
"Buka."
Jean mengangkat wajahnya tidak mengerti maksud Dominic.
"Kubilang buka."
Jean masih tidak melakukan apapun. Karena ia tidak mengerti.
"Maaf? "
"Buka." Mata Dominic melihat ke tubuh Jean.
Jean pun mulai ngerti apa yang di maksud Dominic.
Dengan tangan bergetar, Jean membuka perlahan gaun yang ia kenakan.
Perlahan Jean menurunkan gaun itu dan membukanya.
Gaun yang Jean kenakan sudah tergeletak di sebelahnya dan hanya menyisakan g-string milik Jean.
"Buka." Perintah Dominic lagi.
Jean pun menurut dan menurunkan g-string nya. Kini Jean sudah tidak mengenakan apapun.
"Good girl." Dominic tersenyum menang.
Jean menangis, ia benar-benar malu. Ingin memberontak, namun apa daya. Dirinya sudah sepenuhnya milik Dominic berkat ibu tirinya yang sudah menjualnya.
Dominic mendekati Jean yang berdiri dengan kaku sambil menangis.
"Hapus air matamu. " Perintah Dominic.
Dominic lebih mendekat dan berbisik.
"Aku telah membelimu di tempat pelacuran-" Dominic menjeda ucapannya.
"So.. You are my bitch." Dominic dengan seringai tercetak di bibirnya.
"Aku membencimu." Batin Jean.
________________________________