Malam panas yang bergelora itu tak bisa Ernest lupakan. Akhirnya hampir setiap malam Ernest melakukannya pada Syila. Istrinya itu bagai candu.
"Abang.. Aku lelah."
"Ya sudah kita istirahat saja ya." Ernest memeluk erat wanita yang tidur di sampingnya. Wanita yang kini berstatus sebagai istrinya. Malam-malam yang dia habiskan selama satu minggu ini tak terlewatkan satu malampun untuknya merasakan candu yang tak memabukkan itu.
Suara orang mengaji dari TOA masjid membangunkan Ernest dari tidur lelapnya. Dia melihat Syila yang masih di alam mimpi sambil memeluk dirinya. Dia menggeser pelan lengan istrinya. Dia bangkit lalu membersihkan dirinya sebelum berangkat ke masjid untuk sholat subuh berjamaah.
"Dek, ayo bangun dulu." Ernest menggoyangkan tubuh Syila pelan agar istrinya itu mau bangun.
"Iya abang." Syila mengucek matanya lalu duduk menatap sang suami yang sudah rapi dengan baju, sarung dan peci.
Sabar Ernest istrimu memang masih muda. Jadi jangan dimarahi ya kalau lagi cemburu.hehee.
Cara Ernest untuk membuat Syila buka mulut unik juga ya.hehhee.