Telepon di kamar Bima berdering, Key memberi tahu kalau mereka di tunggu di ruang makan karena semua sudah berkumpul di sana. Bima menatap Seruni dan memberi tahu kalau mereka sudah di tunggu di bawah untuk sarapan. Seruni mengangguk dan berjalan tertatih mendekati Bima.
"Oke, kami turun sebentar lagi," jawab Bima sambil menatap Seruni, Bima segera mendekat dan mendekap istrinya yang tampak nyengir menahan nyeri setiap kali berjalan.
"Masih sakit?" tanya Bima sambil mengecup puncak kepala Seruni.
Seruni mengangguk pelan, dia merasa malu sekali kalau bertemu keluarga Bima dengan keadaan seperti ini, meski Seruni yakin mereka akan keadaannya tidak menutup kemungkinan mereka akan meledeknya dan Bima.
"Kalau masih sakit, kita di kamar saja? Aku akan minta si mbak untuk membawa makanannya ke sini," kata Bian iba.
Seruni menggeleng, "Kita turun saja."