ดาวน์โหลดแอป
51.72% YangTerpilih (YTP) / Chapter 30: Little Family

บท 30: Little Family

"Pagi-pagi gak baik manyun gitu, udah bikinin minum dan selesaikan masalah kalian. Arsya semalem ke sini, pagi ini dia udah di sini lagi itu tandanya dia serius sama kamu"

"Hhh, bunda belain aja dia terus"

Yumna segera menyelesaikan minumannya dan keluar menemui Arsya, meski dengan setengah hati.

🔹🔹🔹

"Ellen sini nak" bunda memanggil Ellen, dan membiarkan Yumna dan Arsya menyelesaikan masalahnya.

"Makasih ya sayang"

"Sama-sama om ganteng" Ellen masuk menguikuti perintah bunda. Yumna masih memandang Arsya dengan tatapan menyelidik.

"Ehm" Arsya berdehem mengalihkan perha5n Yumna.

"Apa yang mas janjiin sama Ellen?"

"Itu rahasia"

"Hmm" Yumna mendengus kesal.

"Boleh bicara bentar na?" Yumna mengangguk menyetujui. Arsya dan Yumna pergi ke taman untuk berjalan santai pagi hari sambil membicarakan kesalahpahaman mereka.

"Na, aku mau jelasin sesuatu" Arsya memulai percakapan, sedangkan Yumna masih terdiam.

"Dia Putri, mantanku yang tiba-tiba menghilang"

"Oh" Yumna hanya menjawab singkat pernyataan Arsya.

"Dulu kita satu SMA dan kita kuliah kampus yang sama, tiba-tiba dia putusin aku dan pergi ke luar negeri. Berbulan tak pernah ada kabar darinya, keluarganya menutup rapat informasi yang berkaitan dengannya. Dan suatu hari kabar bahwa dia pergi selamanya karena penyakit yang di deritanya. Aku bahkan tidak pernah tahu dia sakit. Saat jenazahnya tiba, aku bahkan melihatnya sudah di makamkan. Lalu semalam dia tiba-tiba muncul di hadapanku, aku juga kaget dan masih tidak mengerti dengan situasi ini na". Jelas Arsya panjang lebar.

"Tapi kamu bahagia kan mas dia masih ada di sini"

"Aku hanya penasaran, bagaimana bisa? bahkan semua orang juga berada di sana saat dia di makamkan"

"Lalu apa rencana kamu mas?"

"Semua sudah berlalu, dia hanya masa lalu. Saat ini sudah ada kamu yang ada di sampingku"

"Bagaimana jika dia ingin kembali sama kamu mas? kamu masih cinta kan?"

"Itu dulu, sebelum mengenal kamu"

'aku tahu mas, kamu masih mencintainya. Dari tatapanmu, dari cara bicaramu tentangnya.Ah entahlah haruskah aku menyerah?' gumam Yumna dalam hati.

Tidak terasa hari sudah meninggi, mereka kembali ke rumah Yumna dan sarapan bersama setelah melanjutkan perbicangan berat di pagi hari. Yumna berusaha tenang meskipun masih berat menerima dan penasaran dengan apa yang terjadi.

Setelah hari sudah siang, Arsya meminta izin kedua orang tua Yumna untuk membawanya ke apartementnya karena mama papa Arsya datang dari Yogyakarta. Tentu saja mereka mengizinkan karena mereka tidak hanya berdua, ada mama papa Arsya dan si kecil Ellen yang sudah di sogok oleh Arsya.

Sebelum ke appartement, mereka berhenti di supermarket untuk membeli sayuran dan es krim permintaan Ellen. Ya, Arsya menjanjikan akan membelikan banyak es krim jika mau membantunya.

Yumna pergi ke tempat sayuran, sedangkan Arsya mengajak Ellen memilih es krim kesukaannya. Mereka seperti keluarga kecil yang sedang memersiapkan bahan masakan.

'Sepertinya sayur ini bagus, nanti di masak tomyam aja enak ni' Yumna bergumam dalam hati. Tangannya memegang sayuran dan bersamaan dengan seseorang. Mereka saling pandang, seperti pernah melihat.

"Silahkan mb saja yang ambil" kata Yumna.

"Gak papa mba, mba saja. Itu masih 1 ada kok"

"Makasih ya mba, soalnya pesenannya harus beli enoki dan pakcoy ini"

"Pakcoy dan enoki memang enak". Jawab wanita itu

"Apalagi kalau masaknya di tomyam". Yumna menambahi

"ah kesukaan Arsya" gumam wanita itu.

"Bagaimana mba?" Yumna seperti mendengar nama Arsya.

'Ah memangnya nama Arsya hanya satu' Yumna buru-buru mengalihkan pikiran negatifnya.

"Ah tidak apa-apa, mba saya duluan ya" ucap wanita itu. Dia pun berlalu meninggalkan Yumna.

Arsya datang bersama Ellen heran melihat Yumna bengong memegang pakcoy dan trolly belanjaan.

"Na, kenapa bengong?" masih tidak ada jawaban. Yumna masih bergulat dengan pikirannya.

"Sayang kamu kenapa si? kok bengong?"

"Eh mas Arsya, enggak kok".

"Enggak tapi di panggilin berkali-kali malah bengong. Pakcoy sama enoki udah dapet?"

"Sudah mas". Arsya mendorong trolly belanjaan dan menuju kasir. Mereka seperti keluarga bahagia. Setelah berbelanja bahan masakan, mereka menuju ke apartement Arsya. Setelah sampai meletakan barang belanjaan di dapur. Yumna berganti pakaiab santai dan menuju dapur untuk eksejusi masakan pesanan sang tuan rumah.

"Bantuin nggak yang?"

"Nggak usah mas, Yumna bisa sendiri kok. Katanya mau jemput mama, nanti mereka menunggu kelamaan lo mas"

"Pesawatnya sampai jam setengah 2 kok yang, sekarang baru jam 11".

"Yaudah deh kalau mau bantuin gih, ganti kaos dulu eman bajunya kotor nanti"

Arsya berlalu ke kamarnga, Ellen sibuk menonton kartun di tv sedangkan Yumna kesusahan mengambil perlengkapan yang di taruh di rak atas. Yumna berjinjit namun tidak sampai, mencari kursi tak ada yang dekat.

"Huhhh begini amat badan kurang tinggi" gumam Yumna. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang mengambil mangkok yang sedang berusaha di ambil Yumna. Yumna segera berbalik dan menabrak tubuh tegap di belakangnya, siapa lagi jika bukan Arsya. Karena kagetnya Yumna mundur dan hampir terjatuh, beruntung salah satu tangan Arsya langsung menangkapnya.

"Dug. . . dug . . . dug" suara debaran jantung Yumna semakin kerasa, seperti terdengar oleh dirinya sendiri.

"Kenapa bengong lagi yang? terkesima?" haha

"Ih mas apaan sih, hmm ngagetin aja. Udah sini". Wajahnya memerah. Melangkahkan kaki ke kanan, Arsya ke kiri. Begitu sebaliknya, sampai akhirnya berhenti dan Yumna segera menuju meja iris.

Tidak hanya Yumna, sebenarnya Arsya juga merasakan hal yang sama. Merasakan debaran jantungnya lebih cepat. Arsya memegangi dada sebelah kirinya yang masih tak mau diam.

'Ah apa ini? kenapa seperti ini?' gumamnya dalam hati. Suasana di dapur canggung karena mereka sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sini na, ku potong sayurnya kamu lanjutin lainnya aja."

"Yakin bisa?" ejek Yumna.

"Wuuu jangan salah dong, ganteng gini juga jago masak dong"

"Ikh kepedean banget".

Beberapa saat kemudian masakan sudah siap untuk di hidangkan.

"Gimana mas? tomyamnya enak?"

"Enak banget sesuai seleraku, ah emang calon istri idaman. Nggak sabar pengen nyicipin masakan kamu setiap hari" puji Arsya.

"Waah wah anak mama jago gombal sekarang. Pantesan lupa jemput mama papa" suara seseorang dari luar.

.


ความคิดของผู้สร้าง
Lail88 Lail88

Maaf ya lama nggak up, belum sempat menulis. Hhe. Semoga masih setia membaca cerita yang sedikit ngelantur

Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C30
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ