ดาวน์โหลดแอป
88.23% Story of My Life / Chapter 30: Pasangan Baru

บท 30: Pasangan Baru

Seharian itu aku dan Avery mengobrol di ayunan yang diletakkan di antara 2 pohon (aku tidak tau kenapa peri pohon memperbolehkan itu).

Ayunan itu kokoh dengan atap melengkung yang menghalangi sinar matahari. Bunga keunguan merambat di sisi kanan dan bunga merah membawa merambat di sisi kiri.

"Kamu tau? Amsterdam luar biasa," Avery tersenyum. "Ibu dan Alex benar-benar baik padaku."

"Alex?" Aku yang bergelung di lengannya segera mengadah. "Siapa Alex?"

"Ayah tiriku," gumam Avery.

"Aku yakin bahwa dia jauh lebih baik dari Chad, ya kan?" tanyaku.

"Ya," Avery mengacak rambutku. "Aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan punya pacar anak Necromancer."

"Aku juga tidak menyangka bahwa aku akan pacaran dengan orang yang disukai saudari tiriku," ledekku.

"Tapi, aku tidak suka dia," rengut Avery.

"Aku tau," Aku mengangguk.

"Aku janji bahwa aku akan mengajakmu untuk melihat indahnya Amsterdam," gumam Avery.

Aku mengangguk.

Aku sangat menyayangi Avery. Aku tidak mau kehilangan dia. Bahkan aku rela mengorbankan diriku untuk keselamatannya.

"Oh my gosh!" seruan itu membuatku dan Avery langsung duduk tegak. "Lihat itu, Rickie! Dua orang itu tampak so sweet. Romantis sekali."

"Apakah kita tidak romantis?" tanya Rick yang sedang merengkuh Isla dalam rengkuhan protektif.

"Kita romantis dengan cara kita sendiri, Rick," Isla mengecup pipi Rick.

"Ya ampun! Itu kalian rupanya," ucapku. "Tolong jangan membuatku kaget."

"Aku nyaris menghajar kalian karena kukira itu monster atau musuh!" lanjut Avery. "Kenapa kalian tiba-tiba ngagetin, sih?"

"Mengganggu keromantisan kalian," canda Isla.

Avery memandangnya datar.

Aku tertawa dan mengecup pipinya untuk menenangkan amarahnya.

"Kita harus kembali, Avery," ucapku. "Keluarga Lynch menunggu."

Kami berempat berjalan bersama menuju rumah Pak Jack.

Kami masuk dan melihat keluarga Lynch yang duduk. Ibu masih mengobrol dengan Pak Jack (mereka tampak antusias).

"Bagaimana sekolahmu di sekolah Half-Blood, Azalea?" tanya Pak Jack.

"Baik," Aku tersenyum. "Aku bertemu dengan Michaela dan Michael."

"Siapa mereka?" tanya Pak Jack. "Apakah mereka berasal dari perkemahan Half-Blood lain?"

"Mereka berasal dari Sin and Virtue Camp," jawabku. "Mereka anak Humility."

"Aku dengar anak-anak Humilitu memiliki paras yang luar biasa," ceplos Isla.

"Mereka memang luar biasa," kekehku. "Michael tampan dan kuat, kuakui itu."

"Aku ingin sekali melihat mereka," ucap Pak Jack.

Citra Penghuhung muncul di depanku.

2 anak kembar muncul, laki-laki dan perempuan.

Laki-laki itu memiliki rambut platinum yang indah dan disisir rapi. Bola mata biru esnya berkilat semangat, bibirnya menyunggingkan senyum ramah yang menggoda kaum hawa, hidungnya mancung, dagunya lancip, dan garis wajah yang lumayan tegas.

"Good Morning, Azalea," sapanya dengan aksen british yang kental. "How are you today? I'm so happy if you safely."

Seorang gadis berambut platinum yang dikuncir dua rendah muncul. Bola mata birunya berkilat ramah, bibirnya menyunggingkan senyum ceria, hidungnya mancung, dagunya lancip, dan pipinya chubby.

"Hello, Azalea!" Suara cerianya otomatis membuat orang tersenyum. "I miss you so much. Michael missed you too, he is talk about you every day."

"Hei, Michaela! Don't lie! I miss you and I'm waiting for our next meeting," Michael tersenyum manis.

"Kyaa!" Bella berseru kegirangan.

"Hey! That's your step sister?" tanya Michaela. "She is looks like a flirty person."

"Don't be like that," ucap Michael.

"Guys, stop!" ucapku. "Why you guys contact me? Is there something wrong?"

"No," Michael menggeleng. "Everything is fine. Don't worry, Azalea. We just miss you."

"I miss you too, Guys," Aku menghela nafas. "Michael, don't forget your promise."

"Ouch! You still remember that? Ok, fine!" Michael memutar bola mata. "Next meeting, I promise."

"Ok," Aku mengangguk. "See you later, Guys. I promise I will help you, Michael."

"See you!" Anak kembar itu melambai.

Citra lenyap.

"Mereka Michael dan Michaela?" tanya Pak Jack. "Mereka luar biasa."

Aku mengangguk. Aku dapat merasakan bahwa rengkuhan Avery semakin erat.

"Keluarga Lynch, anda dapat tinggal di sini hingga acara minum teh," Pak Jack tersenyum. "Azalea, bawa barangmu kembali ke pondok Necromancer. Ada perubahan sedikit dengan letak pondokmu."

Aku mengangguk.

"Rick, Isla, kalian bantu Will dan Justin dengan anak-anak yang belum diakui," ucap Pak Jack. "Mereka benar-benar sibuk."

"Baik!" seru Rick semangat.

Avery mengantarku ke pondok Necromancer.

Pondok Necromancer masih sama. Masih bergaya zaman victoria. Hanya saja, letaknya mengambang di tengah danau. Dihubungkan oleh jembatan marmer melengkung yang dililit bunga-bunga ungu.

"Ini benar-benar cantik," ucapku.

"Aku setuju denganmu," Avery mengangguk.

"Avery, boleh aku bersamamu di pondok Chaos hingga acara minum teh?" izinku.

"Kenapa tidak, Puteri Kematian?" kekeh Avery.

Avery membantuku merapihkan barang-barang yang kubawa.

Kami bergegas ke pondok Chaos sampai...


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C30
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ