บท 384: Peluru Tak Kasat Mata (3/3)

Pada hari eksperimen, langit Princeton terlihat gelap, seakan menunjukkan sebentar lagi akan ada badai.

Luzhou masuk ke gedung PPPL, dan entah mengapa, ia merasa seperti ada yang salah.

Ia merasa seperti bukan berjalan di lorong laboratorium, melainkan lorong rumah sakit yang mengarah ke ruang persalinan.

Yah, tetapi, di sisi lain, perbandingan itu ada benarnya.

Demi proyek ini, demi kemungkinan yang tidak pasti, seluruh anggota tim He-3 telah bekerja keras, tidak peduli siang ataupun malam.

Termasuk dirinya.

Jika ada yang menganggap bahwa proyek itu adalah anaknya … Sebenarnya memang tidak salah.

Luzhou tiba di depan ruangan, ia mendorong pintu dan berjalan masuk.

Bagian dalam ruangan itu sangat berantakan, dengan kabel-kabel yang diikat menjadi satu dengan bantuan tali rafia. Komputer yang digunakan untuk mengendalikan medan magnet pun terlihat berantakan, komponen motherboard dan kabel-kabel menyebar dimana-mana.