Veronika lalu menatap Bramasta dengan tatapan angkuh.
"Ya, suamiku. Karena ini adalah saat yang paling tepat karena semuanya masih hangat dan panas. Tidak bisa menundanya lagi, karena hanya akan membuat ayah mungkin berubah pikiran."
Hendra lalu menatapnya dengan sangat serius.
Mengindahkannya dan tidak menganggap remeh pertanyaan itu. Hendra lalu berucap dengan lemah.
"Jadi apa yang kau inginkan? Memintaku untuk membatalkan pertunangan dan pernikahan agar Monica bisa bahagia?"
Veoronika langsung membalasnya.
"Ya. Karena keinginan Ayah hanya membuat Monica semakin menderita. Dan sekarang aku sadar, Ayah. Kita sudah sangat salah membuat keputusan. Sehingga memperbaiki dan merombaknya adalah jalan yang paling tepat untuk kita bisa mengendalikan seluruh keadaan,"
Veronika mendadak terisak. Sedih ketika dia hampir saja kehilangan putri satu-satunya karena keegoisan para orang tua.
Sementara Bramasta pada akhirnya setuju.