Karena dia menduga bahwa papan itu dimita secara khusus. Dan perhitungan skor-nya juga mengundang tanda tanya besar dalam benaknya.
"Anda... ternyata sangat mahir dalam memainkannya?" ucap Pratama mengikuti alur percakapan Yoga yang terlihat ingin bergabung. Namun Monica tentu saja tidak ingin membiarkannya.
Selalu memberikan batasan antara koleganya dan urusan pribadi hingga urusan di luar pekerjaan. Monica tidak pernah ingin mencampuradukan hubungan antara bisnis dengan teman bermain.
Sehingga dia kemudian buru-buru membalasnya.
"Ah, kebetulan sekali karena kami sudah selesai dan akan melanjutkan urusan kami di tempat lain. Karena itu, saya lebih baik permisi dan Anda berdua boleh memulai pemainan kalian."
Monica langsung saja menatap Bryan dengan tatapan penuh kode. Menyuruhnya untuk ikut keluar bersama dengannya. Bryan kemudian menatapnya dengan tatapan datar sembari beberapa kali berkedip.