ดาวน์โหลดแอป
8.82% Flattery(COMPLETE+END) / Chapter 3: Masih Frist meet

บท 3: Masih Frist meet

"Baiklah... sebelumnya saya akan memberitahukan. Bahwa mata pelajaran apa saja yang akan saya pegang di kelas ini."

"Emang apa aja bu?" tanya siswi yang yang bernama Arum.

"Sabar kenapa rum. Belum juga di jawab!" sahut yang lain.

"Sudah, sudah. Emmm... saya disini akan mengisi dua mata pelajaran. Yang pertama Bahasa Indonesia yang saat ini saya isi dan yang ke dua produktif 2. Itu di hari apa ya kira-kira? Soalnya saya lupa."

"Kemarin bu. Hari selasa." Sahut Arin.

"Oh kemarin..... saya kira besok." Sambil memperhatikan wajah arin.

"Eh sebentar deh. kalian kok mirip, kembar ya?" tanya bu Lili sambil melihat ke arah belakang Arin yang sedang mengobrol. lantas tiba-tiba siswi itu kaget karna mendengar kata kembar dari gurunya.

Si kembar Arin dan Iren hanya diam sambil tersenyum. Sedangkan teman-teman yang lain saling bersahutan menjawab pertanyaan bu Lili. kejadian ini tidak berlangsung lama, selanjutnya bu Lili kembali melanjutkan pembahasan yang sempat tertunda.

"Oh, gitu.... iya deh, iya... ehm... ngomong-ngomong cowo-cowo disini suka di hukum emang nya?" Tanya bu lili tiba-tiba.

"IYA BU! IYA, IYA!!! Emang suka dihukum bu... mereka mah!!!" sahut makviro, siswi yang memiliki pigmen kulit sematang kulit sawo yang benar-benar matang dengan emosi. Pasalnya makviro itu sering kali di jadikan bully-an sebagai MISS UNIVERSE di kelas.

"Bacot lo pake pelangi!!!" sahut Ali dengan tidak terima.

"Kalo gak dihukum, ya gak ada kesan jadi muridnya lah!" ucap Egi dengan santai.

"Di hukum aja bangga!" ceplos ida.

"Bacot lo pake pelangi!" sahut Ali lagi kemudian.

"Yeuh.. Kreatif dikit mas.. situ kehabisan kata-kata?!" sahut ida lagi, kemudian ali hanya mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas dengan pelan.

"udah-udah... cowok mah udah biasa nakal ." ucap bu lili melerai.

"Noh cewek dengerin!" sindir rabbani dengan penekanan.

"Nah, makanya.. saya disini sebenarnya lebih fokus mengajar laki-laki. Karena apa? Karena kalian akan menjadi imam nanti nya."

"Imam siapa bu? Imam ibu? Saya dong.." dani menyahut dengan PD-nya. Sementara bu lili hanya senyum sebagai jawaban. Seakan-akan bu lili sendiri tidak mempermasalahkannya.

"Apalagi kalian akan membangun sebuah keluarga kan? Makanya saya berharap banget... apa ya??" lanjut bu lili

"Jadi istri saya bu?" Tanya ali dengan watados –wajah tanpa dosa- dan dengan cepat mendapat jitakan dari dani yang duduk di belakangnya.

"Apa sih lo li! orang gue juga!" timpal dani tidak terima.

"Eh udah apaan sih kalian! Saya itu berharap biar kalian bisa menjadi pemimpin yang baik, gitu...." Bu lili membenarkan kalimatnya.

Sedangkan sisiwi yang lain membenarkan ucapan bu lili atas ucapan siswa yang tidak pantas di dengar .

"Tau nih cowok pada modus aja! Ngejijiin tau ga!" sahut syifa tiba-tiba.

"Kenapa emang sif? pengen di modusin juga?" adam mulai menyahut

"Yeuh OGAH! Kalo lo jadi taehyung baru gue mau!"

"Udah lah ya. Kayak nya udah lebih dari cukup perkenalannya, sekarang kita mulai masuk ke materi. Buka buku kalian dan baca halaman-25 setelah itu saya jelaskan." Ucap bu lili menyudahi perkenalannya, dan mulai mengisi materi pelajaran yang langsung diikuti siswa siswi nya.

*******

GUBRAK!!!

Baru 15 menit berlalu dengan tenang, karena siswi nya sedang fokus membaca, entah siswanya. Namun suara yang keras dari kelas sebelah 12 tkj 2 mengejutkan semuanya.

"Itu suara apaa?" bu lili bertanya keterkejutannya dengan panik.

"Kayaknya ada yang berantem deh bu." sahut salah satu siswi bernama Nila.

"Loh?! Lalu bagaimana? Apa tidak ada gurunya?!" Tanya bu lili lagi masih dengan rasa paniknya sementara yang lain hanya diam tidak tau.

"Hmm... gimana itu? Saya cek kesana sebentar ya?" dengan kebingungannya bu lili mulai bangkit dari duduk menuju pintu keluar.

"Mau saya kawal gak bu? Takut nya nanti, masa depan saya kenapa-napa." Tanya ali diiringi dengan candaan yang langsung mendapat dorongan keras di bangkunya. Siapa lagi? Dia pasti dani.

Bu lili tak menggubris ucapan ali, lebih memilih melihat kelas sebelah yang sedang terjadi keributan di susul dengan semua murid yang mengekor keluar untuk menonton aksi yang sedang terjadi, tidak mau ketinggalan dua orang yang tersisa di dalam kelas mulai menyusun meja dan kursi, mendorongnya menuju celah fentilasi udara dan menaiki nya.

"Keliatan gak?" Tanya Diana penasaran.

"Enggak , masih jauh..." jawab atikoh dengan lesu. Wajar saja penghuni kelas ini memiliki tinggi di bawah rata-rata. Sedangkan fentilasi udara yang sedang di intip nya memiliki tinggi yang bisa dibilang sangat tinggi.

"Ah elah! Sebel banget gue!" teriak annabila. salah satu siswi yang sering di panggil abel mengejutkan keduanya.

"Eh.... Ada apaan sih, ada apaan?"Tanya abel kemudian.

"Lah... kita aja enggak tau. Lo yang disana ngapain aja?" sahut atikoh.

"Ihhh... gue aja enggak tau. Orang tadi gue nanya ada apa, malah di kemplang sama pak rodi. Yaudah gue langsung masuk aja." Jawab abel bête.

Datangnya abel kembali ke dalam kelas di lanjutkan dengan siswa siswi lain yang dikejutkan atas kedatangan pak baskoro -guru killer sekaligus guru kesiswaan- biasa murid-murid disekolah ini memanggilnya dengan sebutan cilpuk bastiri. Di karenakan kepalanya yang botak seperti cilpuk-cilok empuk- dan sifatnya galak melebihi ibu tiri.

******

"Menurut saya, kelakuan pelajar yang seperti itu tidak baik. Betul tidak?" ucap bu lili setelah masuk kembali ke kelas, yang disahut dengan anggukan setuju oleh murid-murid nya. Suara berisik tadi di sebabkan oleh beberapa siswi yang sedang di ajar oleh pak rodi berantem, jenis berantem yang sampai membanting meja hingga membuat suara menjadi gaduh. Sementara pak rodi guru yang sedang mengajar nya merupakan guru pendiam dan hanya melihat nya saja tanpa berkata apa-apa.

"Dengar ya... kalian boleh nakal, tapi harus bisa membedakan. Mana nakal yang Cuma untuk senang-senang dan nakal yang merusak diri." lanjut bu lili memperingati, sambil sesekali menggerakan spidol nya.

"Kalian tau kan. Mana yang nakal nya buat seneng-seneng dan mana yang merusak? Nih, kalau yang merusak itu berantem, balapan, ngerokok, narkoba,dan pacaran yang sampai bikin cewek nya hamil di luar nikah. Nah saya enggak mau kalau ada salah satu dari kalian yang nakalnya rusak kayak gitu." Jelas bu lili kembali memperingati, yang di setujui siswa siswi nya dalam hening.

Bel berbunyi...

Menandakan pelajaran berakhir dan dengan sendirinya siswa siswi mulai merapikan peralatan tanpa di komando.

"Baiklah. Cukup sampai disini pertemuan kita. Sampai bertemu di minggu berikutnya pada pelajaran produktif 2, kalian boleh berdoa." ucap bu lili mengakhiri, sambil membereskan peralatannya.

"MEMBERI SALAM!" ucap atikoh -ketua kelas- dengan lantang. Yang disahuti dengan serentak oleh seisi kelas.

"Saya pergi ya. Terimakasih." Bu lili bangkit dari duduk kembali ke kantor untuk bersiap pulang. Hingga akhirnya bu lili benar-benar melewati gerbang dengan mengendarai motor matic nya seorang diri, menembus kemacetan yang ada bersisian dengan pengendara lainnya. Entah akan kemana ia pergi setelah disini. Mungkin rumahnya atau tempat yang tidak mereka ketahui sama sekali. Namun satu hal yang perlu di ketahui mulai hari ini ia sudah resmi menjadi bagian dari keluarga disekolah ini.

Di sisi lain, masih ada satu siswa yang masih terheran dengan rasanya. Ia termenung, mengingat kembali semua yang terjadi. Sudah biasa ia menggoda dengan tujuan agar lawan nya terbawa perasaan, dengan kata lain dia memang senang mempermainkan perasaan seseorang. Namun saat ini berbeda, ada rasa yang ia sendiri tau bahwa itu bukan hal yang biasa. Ia tidak mungkin jatuh cinta bukan? Fikirnya masih termenung dalam diam.

"Dan warung yok! Boring gua disini" ucap zaki –sahabat nya- dengan tiba-tiba menyadarkan dani dari lamunannya. IYA! Itu adalah Dani Irawan, playboy yang tidak memiliki perasaan yang hanya bisa mempermainkan perasaan wanita tanpa memikirkan dampak apa yang di rasakan wanita itu. penjabaran tentang rasa diatas adalah pemikirannya.

Kemudian dani yang diajak oleh zaki hanya menyahut santai

"Iya-iya bentar .." dani bangkit dari duduknya menyusul zaki yang sudah menunggu didepan gerbang sekolah sambil menyugar rambutnya kebelakang seolah menghapus pikiran konyol yang baru saja ia fikirkan. Baginya itu hanya ketertarikan biasa terhadap orang baru karena tidak terbiasa saja, menurutnya rasa itu akan kembali seperti semula apabila sudah terbiasa. Toh pada dasarnya Dani memang sudah sering menggoda.

Jadi ... semua hanyalah candaan belaka ..

**********


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C3
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ