Suasana antara Tetsuya dan Shinobu hening, tidak ada yang memulai pembicaraan dan mereka berdua hanya saling memandang satu sama lain. Merasa tidak enak dengan suasana seperti ini, Shinobu mendekat kearah Tetsuya dan mencoba memulai pembicaraan.
Namun, Tetsuya telah membuka mulutnya terlebih dahulu.
" Kau... Apa kau yang membunuh Oni ini... ? " Ucap Tetsuya sambil mengarahkan pandangannya kearah mayat Kioo yang tergeletak di tanah. Mendengar pertanyaan Tetsuya yang langsung ke intinya, Shinobu menganggukan kepalanya sambil tersenyum, ia lalu berkata kepada Tetsuya.
" Um, itu aku, ada apa memangnya? Apa aku secara tidak sengaja mencuri " Mangsamu " ? " Jawab Shinobu, dan menyelipkan sebuah pertanyaan kepada Tetsuya. Namun, tetsuya hanya menggelengkan kepalanya.
" Tidak, bukan apa-apa. " Ia lalu memusatkan perhatiannya kepada mayat Kioo yang perlahan-lahan menghilang , itu memiliki rona ungu tidak normal di sekujur tubuhnya. Tidak ada luka tebasan berarti, yang membuat Tetsuya menyimpulkan bahwa Oni didepannya saat ini mati bukan karena tebasan pedang biasa.
Setelah beberapa saat memikirkan kemungkinan, akhirnya Tetsuya mencapai satu kesimpulan.
' ... Racun ya. ' Pikir Tetsuya.
Sementara itu, Shinobu juga terus mengamati Tetsuya. Ia masih penasaran, kenapa seseorang yang bukan pemburu Iblis dapat memiliki Nichirin tergantung di pinggangnya. Nichirin yang biasa dipakai oleh Korps Pemburu Iblis untuk membunuh Oni, terbuat dari batuan khusus yang akses dan pengunannya dikelola secara penuh oleh mereka.
Karena itu, Shinobu bertanya kepada Tetsuya didepannya.
" Ano~ kurasa... kau bukan pemburu iblis kan? " Tanya Shinobu, mendengar suara Shinobu, Tetsutya keluar dari pikirannya, dan menjawab pertanyaan Shinobu.
" Tidak, untuk saat ini, aku bukanlah seorang pemburu iblis. " Jawab Tetsuya.
Mendengar jawaban Tetsuya, Shinobu memiringkan kepalanya dengan bingung.
' Untuk saat ini... ? Apa dia berniat mengikuti Ujian Akhir... ? ' Pikir Shinobu, namun ia tidak bertanya kepada Tetsuya, dan kembali memusatkan perhatiannya kepada Nichirin dipinggangnya.
" Kalau begitu, dari mana kau mendapat Nichirin putih yang ada di pinggangmu itu, jangan bilang kau mencurinya dari pemburu iblis lain? " Ucap Shinobu dengan pandangan tajam.
Mendengar ia dituduh mencuri Nichirin dari pemburu iblis lain, Tetsuya tidak marah, karena ia pikir tidak ada alasan untuknya marah kepada Shinobu hanya karena tuduhan seperti itu. Dengan ekspresi datar, Tetsuya berkata sambil menggelengkan kepalanya.
" Tidak, Nichirin ini diberikan oleh guruku kepadaku." Ucap Tetsuya, dan Shinobu tidak merasa bahwa Tetsuya berbohong, sehingga ia percaya dan meminta maaf kepada Tetsuya.
" Sepertinya kau tidak berbohong, aku minta maaf karena sudah menuduhmu. " Ucap Shinobu sambil sedikit menudukkan kepalanya.
" Jangan dipikirkan. " Tetsuya menggelengkan kepalanya, lalu berjalan melewati Shinobu sambil berkata.
" Daripada itu, sebaiknya kita segera menyelamatkan beberapa orang didalam, aku masih meraskaan beberapa kehidupan, walau sangat lemah. " Ucap Tetsuya, tanpa menghentikan langkahnya menuju ke Gua yang lebih dalam.
Mendengar itu, Shinobu hanya mengangguk dan berbalik, kemudian mengikuti Tetsuya dari belakang.
Beberapa saat kemudian, mereka berdua telah sampai di depan tempat yang tampak seperti sebuah ruang kecil dalam gua, dari dalamnya, keluar aroma busuk dan amis yang bercampur aduk, menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat.
Mencium bau itu, Shinobu menutup hidungnya, dan mengernyitkan alisnya.
' Bau busuk ini... '
Tanpa memperdulikan aroma menjijikan yang keluar dari dalam ruang kecil itu, Tetsuya masuk tanpa ragu sedikitpun, hingga akhirnya ia berhenti setelah melihat hal didepannya. Melihat itu, Shinobu yang masih menutup mulut dan hidungnya juga berhenti dengan bingung, sebelum ia melihat kedepan.
Ia ternganga meihat pemandangan didepannya.
Apa yang Shinobu dan Tetsuya lihat saat ini hanya dapat digambarkan dengan kata mengerikan. Walaupun gua sangat gelap, dan manusia biasa akan kesulitan untuk melihat apa yang ada di dalamnya, sebagai pendekar pedang yang telah berlatih keras dalam menyempurnakan visi mereka, Tetsuya dan Shinobu dapat melihat jelas apa yang disembunyikan kegelapan gua.
Sekarang Tetsuya tahu dimana para wanita dan anak-anak yang diculik ditempatkan. Darah menggenangi permukaan gua, daging-daging yang terkoyak berceceran keseluruh penjuru ruangan. Wanita-wanita muda terlihat bergelatakan tanpa mengenakan sehelai pakaian pun, namun mereka masih hidup.
Luka sayatan dan pukulan memenuhi seluruh tubuh mereka, dan beberapa dari mereka bahkan dipaku di dinding menggunakan semacam besi yang tertancap ditangan mereka. Walaupun mereka masih hidup, tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara.
Seakan-akan mereka ingin mati namun mereka tidak bisa. Tidak ada jasad anak-anak yang terlihat, menandakan bahwa mereka telah disantap habis.
Shinobu merasakan perutnya bergemuruh, dan mencoba untuk mengeluarkan semua isi di dalamnya. Walaupun ia telah melihat kematian yang tidak terhitung selama ia menjadi pemburu iblis, termasuk orang-orang terdekatnya, tapi pemandangan yang ia lihat saat ini terlalu kejam.
Ini bahkan lebih buruk daripada kematian itu sendiri.
Tiba-tiba, suhu udara turun drastis, Shinobu merasakan tubuhnya menggigil karena hawa dingin yang muncul tiba-tiba.
' Kenapa tiba-tiba suhu udara menjadi dingin!? ' Pikir Shinobu dengan terkejut, sebelum ia akhirnya menoleh ke samping dan melihat Tetsuya yang tubuhnya sedikit gemetar dan tangannya mengepal. Niat membunuh mengerikan menbanjiri ruangan, yang membuat Shinobu merasakan lehernya seperti sedang dicekik.
' Ini... ' Shinobu tertegun saat Aura hitam mengerikan keluar dari tubuh Tetsuya, Shinobu merasakan mati rasa yang amat sangat, dan dia sama sekali tidak dapat menggerakan tubuhnya, Tetsuya terlihat seakan-akan kehilangan kesadarannya, pandangannya gelap, dan Shinobu merasa bahwa jika dia tidak menyadarkan pemuda di depannya ini, akan timbul suatu hal yang mengerikan.
Namun, sebuah suara dengan nada lirih tiba-tiba saja terdengar.
" T-tolong aku. "
Dan, dalam sekejap, seluruh suasana mencekam dalam gua reda, Aura hitam juga berhenti merembes keluar dari tubuh Tetsuya, dan Tetsuya kembali sadar saat mendengar suara itu. Ia kemudian, dengan buru-buru mendekat kearah wanita yang memiliki suara lirih itu.
Mengambil sekantung air, Tetsuya memberikannya kepada wanita itu.Pikiran Tetsuya juga telah kembali tenang, walau ia masih berusaha untuk memendam amarahnya.
Sementara itu, Shinobu bernafas terengah-engah saat lepas dari Niat membunuh Tetsuya.
' Anak ini... Dia berbahaya... ' Hanya itu yang dapat Shinobu simpulkan dari Tetsuya, walaupun Shinobu tahu bahwa Tetsuya bukanlah seseorang yang jahat, tapi ia memunculkan sebuah perasaan berbahaya yang bahkan tidak dipancarkan oleh 12 Oni Bulan.
Namun, akhirnya Shinobu mengabaikan aroma menjijikan dan ikut Tetsuya, menolong para wanita yang masih hidup, dan mengevakuasi mereka keluar dari gua.
...
Matahari telah naik cukup tinggi, di pagi hari yang cerah, suasana duka menyelimuti seluruh Desa, Tetsuya akhirnya menemukan mayat Inoda yang hanya menyisakan kepalanya dan lehernya saja, ia kemudian menguburkannya didekat desa bersama dengan mayat para penduduk desa lainnya.
Para Wanita yang tersisa juga telah dievakuasi, walaupun mereka lebih keliatan seperti mayat hidup daripada manusia, tidak ada cahaya kehidupan dimata mereka, kecuali beberapa orang. Sementara itu, di Gerbang desa, Shinobu dan Tetsuya terlihat tengah mengobrol.
" Aku sudah menghubungi markas agar mereka mengirimkan bantuan. " Ucap Shinobu dengan ekspresi serius kepada Tetsuya, dia pikir akan terlalu tidak sopan baginya untuk tersenyum disituasi seperti ini.
" Begitu ya... apa para wanita itu akan dipindahkan ke desa lain? " Tanya Tetsuya kepada Shinobu, yang dibalas dengan anggukan ringan.
" Um, membiarkan mereka tinggal di Desa dimana keluarga mereka dibantai, malah akan membuat Trauma mereka tidak pernah hilang, jadi kami akan mengungsikan mereka ke berbagai desa, agar mereka dapat memulai kehidupan baru disana. " Ucap Shinobu.
Tetsuya hanya diam mendengar itu, karena ia setuju dengan apa yang Shinobu katakan. Kemudian ia berbalik dan berjalan pergi.
" Kau sudah mau pergi...? " Tanya Shinobu.
" Aku akan terlambat untuk ujiannya jika aku tidak pergi sekarang, kau tahu maksudku kan. " Jawab Tetsuya tanpa menghentikan langkahnya, ia pergi dengan perasaan buruk.
Mendengar itu, Shinobu hanya diam, sebelum ia akhirnya membuka mulutnya kembali, dan berkata kepada Tetsuya yang sudah lumayan jauh.
" Temui aku segera setelah kau berhasil lolos dari Ujian Akhir. " Teriak Shinobu dengan cukup keras agar dapat didengar Tetsuya, namun Tetsuya hanya mengabaikannya, dan terus berjalan, apa yang ia lihat semalam, membuat tujuan hidupnya kembali diperjelas.
Ia mengepalkan tangannya dengan pandangan tajam ke cakrawala.
' Tck, Sial! '
5 hari ya, maaf