ดาวน์โหลดแอป
86.3% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 63: Isi Kontrak Pernikahan

บท 63: Isi Kontrak Pernikahan

''Hai Larassati Ayu Diah...''sapa seorang wanita yang ternyata tak datang seorang sendiri. Di datang berdua dengan lelaki yang familiar dan hampir semua orang mengenalnya.

''Hai Lin...''sapa laki laki itu ramah pada Lina.

''Terimakasih telah menjaga dan membahagiakannya...''ucap lakilaki itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Evan.

Evan datang bersama dengan Anggel sepupunya yang menjadi saksi kejahatan Laras terhadap sang almarhum.

''Waw pantes ya kak Lina gak pilih abangku....''sapa Anggel begitu sadar dengan siapa Lina bersanding.Anggel dan Lina memang sudah dekat bahkan bisa dibilang teman baik.

Lina yang tau siapa yang datang dn menyapanya,mengulas senyum manis diwajahnya walaupun sebenarnya Lina bertanya-tanya.Ini ada apa,kenapa Anggel bisa mengenal Laras dan untuk apa Evan datng kesini,karena setau Lina Evan bukanlah alumni dari kampus ini.

"Ehmm masih ingat kita berdua bukan..." tanya Evan membuka pertanyaan pada Laras yang berdiri mematung dengan tatapan kosong.

"Ingat donk pasti ingat.Buat kita aja loe itu berkesan banget tapi ya gak tau juga sih kalo buat perempuan kayak loe..." ucap Anggel yang kini seakan-akan memojokan Laras,bahkan dia berbicara tepat di wajah Laras yang masih diam mematung.

"Disini gue gak cuma mau ngasih peringatan tapi tindakan.Dulu disaat loe ngancurin hidup kakak gue dan kebahagiaan keluarga gue,gue diem aja tapi tidak dengan sekarang..." ancam Evan yang memberikan fakta mengejutkan.

"Sekarang kalo loe berani sedikit aja nyakitin dia,gue gak bakal segan segan untuk jeblosin loe kepenjara..."Evan berdiri tepat disamping Lina.

" Dan jika loe sampai berani menghancurkan kebahagiaan mereka..."Evan kini merangkul Lina dan Reno dengan tangannya,mebuat Lina berada ditengah tengah.Satu di rangkul oleh suaminya dan satu lagi dirangkul sahabat terbaiknya.

"Maka gue gak segan segan buat ngirim perempuan kayak loe langsung ke nereka..." kini Evan berkata tepat dihadapan wajah Laras yang sudah pucat pasi karena takut.

"Ngomong donk.Buka mulutmu yang selalu mengeluarkan kata kata penuh racun itu...." pancing Evan untuk membuat Laras membuka mulutnya.

"Siapa loe..."akhirnya Laras membuka mulutnya yang sebenarnya terasa berat untuk berbicara.

Mendengar itu Evan tertawa seraya bertepuk tangan.Dia benar-benar tak percaya wanita licik ini masih berani tak mengakui dirinya siapa setelah semua hal yang sudah ia perbuat kepada kakaknya dan keluarganya.

" Wah wah.Ren loe ternyata sama bodohnya sama kakak gue..."Evan sedikit mengejek Reno yang terlihat santai menonton pertunjukan yang memang dikhususkan untuknya.

"Yakin loe gak kenal sama gue..."Evan menekan Laras untuk mengaku.

" Siapa loe siapa,datang kesini tiba tiba bicara ngawur..."ucap Laras memilih untuk tetap tidak mengenali Evan.

"Ouh ngawur,jadi disini loe seakan akan ngerasa dituduh gitu..." Evan merasa sudah sangat muak dengan Laras yang memang pintar berakting.

"Van..." Lina menarik sedikit jas yang sang sahabat kenakan untuk mengajaknya bicara karena sedari tadi ia bertanya pada sang suami tapi Reno tak mau menanggapi.

"Kenapa Lina,mau bertanya ada apa atau kamu menghentikan aku..."Evan tau jika Lina tak suka dengan keributan dan pasti sekarang ia tengah kebingungan.

" Asal kamu tahu saja perempuan ini yang sudah menyebabkan kakakku meninggal..."Evan berbicara dengan keras.Emosinya yang sudah ia tahan sedari dulu kini bisa ia keluarkan dengan leluasa dan itu karena Reno.Lina kaget dan dengan seketika mengurungkan niatnya yang ingin memisahkan mereka.

"Perempuan jalang ini yang membuat orang tua ku merasa gagal dan membuatku kehilangan satu satunya kakak yang aku miliki..." Evan mengungkapkan kekecewaannya.

"Gak itu gak benar,loe gila ya itu bukan gue.Loe pikir yang bernama Laras itu gue doank..." bela Laras masih tak mau mengaku.

"Ouh gitu.Ternyata loe punya nyali juga ya.Baik disini gue dateng bukan hanya dengan modal mulut,disini gue membawa bukti yang gue kira ini sudah lebih cukup buat jeblosin loe kepenjara.Bahkan didepan sana sudah ada polisi yang siap nangkep loe..." Evan tak takut karena sekarang semua anggota keluarganya mendukung apapun keputusannya.

"Ren tolong Ren,semua yang dia katakan itu bohong semuanya itu rekayasa Ren.Kamu tau kan aku bukan wanita seperti itu..." Laras mencari pembelaan pada Reno yang sebenarnya sangat menikmati pertunjukan yang ada.

"Percuma Laras,loe gak tau kan siapa yang nyiapin ini semua...." sambung Evan dengan menghalangi langkah Laras mendekati Reno.

"Reno dia yang menyiapkan ini semua untukku.Kebetulan ternyata dia memiliki kutu pengganggu yang sama didalam hidupnya.So jadi begini saja Laras..."

"Loe mau mengakui semua perbuatan loe atau loe mau disini gue buka semua kebusukan loe selama ini..." ancam Evan yang memang sudah mengetahui semua informasi tentang Laras lengkap dan tentu saja ia mendapatkan itu hasil kerjasamanya dengan Reno.

"Apa, loe emangnya tau apa..." tangtang Laras yang memilih pilihan yang salah.

"Ok jika ini yang loe yang pilih..." Evan tersenyum puas mendengar itu.

"Ok sampai disini aja ya gue nontonnya..." potong Reno,menghentikan Evan yang memiliki kejutan besar untuk Laras.

"Loe tau kan gue harus itu..." pamit Reno pada Evan dengan memberikan kode.

"Ya semoga sukses.Terimakasih..." Evan memberi pelukan hangat untuk Reno,sebagai tanda terimaksih.

Setelah itu Reno membawa Lina keluar dari keramaian itu yang memang bukan reuni.Reuninya diadakan besok dan acara hari ini,adalah acara yang Reno dan Leo buat khusus untuk Laras dab Evan.

Diperjalanan pulang Reno menceritakan semuanya pada Lina.Dia menceritakan semuanya.

Reno yang tak suka dengan kehadiran Laras,sebisa mungkin dia menghindarinya.Dia tau kehadirannya pasti akan membuat masalah didalam rumah tangganya yang baru saja dimulai. Laras memang pernah menjadi orang yang spesial dihati Reno tapi itu dulu bukan sekarang,apalagi sikap Laras yang secara terang terangan ingin kembali padanya itu membuatnya sadar jika Laras bukan perempuan sebaik Lina.

Disaat Laras tak menyerah dengan semua cara yang telah dilakukan Reno.Akhirnya Reno mulai mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan Laras,dan ternyata dari salah satu informasi yang ia dapat ternyata Laras pernah dekat dengan kakak dari Evan.

Karena Reno penasaran akhirnya Reno menemui Evan secara pribadi dirumahnya dan tak disangka ternyata jika fakta yang Reno dapat sangat mengejutkan.Dari situlah Reno dan Evan mulai menyusun rencana untuk menjebak Laras.Karena ternyata Evan sendiri selama ini sangatlah kesulitan untuk bertemu dengan pembunuh kakanya itu.

"Lalu kakak beberapa hari ini selalu pulang telat itu ngapain..." tanya Lina yang masih belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.

"Stop pak..."pinta Reno pada sang supir.

" Sampai sini aja ya pak,bapak bisa pulang naik taksi..."Reno menyuruh sang supir turun dan kini ia yang akan menyetir sendiri.

"Kak ikh,rumah pak Ari dari sini jauh loh..." protes Lina tak suka.

"Gak papa non,uang dari bapak udah lebih dari cukup kok..." jawab pak Ari dengan menunjukkan beberapa lembar uang yang Reno kasih.Reno memang terkenal royal dan kali ini pun sama.

Reno kini telah duduk dikursi pengemudi dan Lina yang sudah berada disampingnya.

"Tutup dulu matanya..." Reno mengeluarkan sehelai kain hitam dari sakunya.

"Untuk..." tanya Lina kembali penasaran dengan sikap sang suami.

"Udah nurut aja..." Reno menutup mata Lina dengan mengikatkan kain hitam tadi.

Cupp...

Reno mengecup bibir Lina sekali begitu ia selesai menutup mata sang istri dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit kencang.

Lina tak banyak bicara karena percuma jika ia terus ngotot ingin tahu apa yang akan Reno lakukan,itu adalah hal yang percuma dilakukan karena Lina tau seperti apa suaminya ini.

Reno membawa Lina memasuki sebuah gerbang rumah mewah,gerbang rumah yang akan menjadi istana baru mereka untuk merajut kasih dan menjalani kehidupan rumah tangga yang sebenarnya.

"Hati hati...." Reno menuntun Lina untuk keluar mobil dengan perlahan.

"Buka ya,aku udah gak sabar..." pinta Lina dengan berusaha membuka penutup matanya.

"Sabar donk..."cegah Reno dengan menahan tangan Lina.

Reno mengambil alih tangan Lina untuk membuka penutup matanya.

" Waw...."takjub Lina melihat apa yang ada dihadapannya sekarang.

"Gimana suka..." tanya Reno dengan pendapat Lina.

"Mulai sekarang kita akan tinggal disini..."Reno memberitahukan kabar bahagianya.

"Terimakasih.... "Lina menghambur kepelukan Reno yang terlihat belum siap hingga sedikit merasa terkejut.

"Ya tapi aku harus mendapat imbalan yang besar untuk ini semua..." jawab Reno dengan langsung menggendong tubuh sang istri untuk memasuki rumah baru mereka.

"Apa kakak menginginkan apa..."Lina menanyakan keinginan sang suami dengan senang hati.

"Berikan aku ini,ini dan ini.Dan...." Reno mencium bibir Lina,sedikit meremas payudaranya dan mengelus bagian sensitif Lina sekilas.

"Dan...."Lina menunggu kelanjutan kata kata Reno.

" Aku ingin memiliki anak yang banyak..."ucap Reno dengan berbisik tepat ditelinga Lina.

"Ya aku rasa itu permintaan yang bagus.Kakak bisa mendapatkannya semuanya,tapi setelah aku puas berkeliling..." Lina pun merindukan sentuhan suaminya tapi sekarang ia lebih ingin tahu tentang rumah barunya.

Lina berkali-kali dibuat takjub dengan setiap ruangan demi ruangan yang ada dirumah mereka.Bagaimana tidak ternyata Reno mendekorasi semuanya dengan warna kesukaannya terkecuali ruang kerjanya yang didekor sesuai dengan keinginannya.

Semuanya yang ada dirumah itu adalah hal yang Lina suka,dari warna sampai perabot semuanya itu yang Lina mau.Karena sewaktu di Bandung dulu Reno pernah memintanya untuk membuat list perabot rumah yang ingin ia miliki.

"Nah ini adalah ruangan khusus untuk kamu isi dengan semua hal yang kamu suka.Dari mulai poster,foto atau apapun itu yang kamu sukai.Kamu bisa menaruhnya disini..." Reno menunjukkan ruangan kecil khusus untuk koleksi Lina.

"Beberapa hari ini aku selalu berangkat pagi pulang malam ya untuk ini.Aku sengaja memulai pekerjaan ku lebih awal untuk bisa mempersiapkan ini...."kini Reno mulai berbicara jujur.

" Semua yang aku beri untukmu aku ingin itu aku yang mempersiapkannya, jadi aku selalu pulang larut karena aku ingin memastikan semuanya sesuai dengan yang kamu inginkan...."

Lina mulai berkaca-kaca mendengar itu.Jadi tanpa malu malu seperti biasa Lina mulai menciumi suaminya dengan penuh nafsu.Bahkan kini dia berani memulainya terlebih dahulu untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman panas.

"I Love You..." ucap Lina yang kini sudah berhasil membuat tubuh sang suami polos tanpa sehelai benang pun.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C63
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ