Seminggu berlalu dan Laras masih berusaha untuk bisa menemui Reno. Laras tak habis pikir,Reno tak memberinya celah sedikitpun untuk dirinya bisa mendekat.
Sudah berbagai cara ia lakukan,dari mencegat mobil Reno didepan kantor atau diparkiran apartemen,berpura-pura tertabrak dan bahkan yang terakhir ia lakukan adalah masuk kedalam kantor Reno secara nekat.
''Pulanglah,boss ku itu sudah pulang dari tiga jam yang lalu.Mungkin sekarang dia tengah bermesraan bersama istrinya membuat anak yang akan menjadi bibit unggul di masa depan...''ucap Leo yang memberhentikan mobilnya didepan Laras yang tengah duduk menunggu di pos satpam.
''Cih aku pikir aku akan termakan dengan omong kosongmu itu.Seseorang seperti boss mu itu tidak akan pernah bisa setia dengan satu wanita apalagi wanita seperti dia yang ukhhh....''jawab Laras dengan sombongnya.
''Ukhh asal kau tau saja wanita itu lebih segalanya dari anda,jadi aku sarankan menyerahlah.Carilah laki laki diluar sana yang menyukai jalang sepertimu dan jangan pernah lagi menghancurkan kehidupan seseorang yang lebih baik darimu ...''jawab Leo pedas sebelum kembali memacau mobilnya membelah kemacetan Jakarta.
''Sial,lagi lagi gue menunggu hal yang tak pasti disini...''gerutu Laras karena Reno selalu saja mempunyai cara untuk menghindarinya.
* * * * *
Sedangkan di apartemen kecil yang dihuni oleh pasangan yang tengah di mabuk asmara,terlihat pemandangan yang sangat menyejukan mata.
Di depan sebuah televisi yang sedang menyala,Lina tengah memanjakan suaminya dengan pijatan lembut disekujur tubuh Reno yang mengaku tengah pegal pegal.Mungkin rasa pegal akibat kerjaan yang menumpuk dan pikiran yang terasa kacau,apalagi mengingat tentang Laras yang belum menyerah akan dirinya yang sudah jelas jelas menolak.
''Kak bangun,pindah tidurnya jangan disini....'' Lina membangunkan suaminya yang terlihat tertidur lelap karena rasa lelahnya atau menikmati pijatnnya sang istri.
''Apa sudah selesai...''tanya Reno begitu matanya terbuka. Karena seingatnya tadi Lina baru memijat kakinya saja.
''Ya sudah,apa masih terasa pegal...''tanya Lina memastikan pijatannya benar benar memberikan efek.
''Tidak,badanku terasa sangat rileks dan ringan tak seperti tadi yang terasa begitu kaku dan sakit....''Reno meregangakan badannya.
''Apa kita akan tidur...''tanya Reno begitu tau Lina sudah berganti baju dengan gaun tidur.
Ya semenjak pulang dari bulan madu,Reno secara khusus membelikan Lina berlusin lusin pakaian tidur dan dress untuk istrinya pakai sehari hari.Bahkan Reno secara khusus membeli pakian itu sendiri ke toko dan tanpa melibatkan Lina sam sekali.Reno tengah mencoba menjadi suami yang peka dan romantis,ia ingin semua hal yang di inginkan oleh istrinya tercukupi bahkan sebelum sang istri memintanya.
''Ya kita tidur,bukankah kakak juga lelah...''Lina menarik tangan Reno untuk ia tuntun bawa ke kamar.
''Tapi kamu belum mendapat imbalan...''Reno memeluk Lina dari belakang dan menghentikan langkah mereka yang sudah berada didepan pintu kamar.
''Ok,memangnya kakak akan memberiku imbalan apa...''Lina membalikan tubuhnya hingga kini tubuhnya menghadap Reno.
''Masuklah dulu...''Reno menggendong tubuh Lina memasuki kamar mereka dan menempatkan sang istri dikasur empuk mereka.
''Duduk diam disini....''perintah Reno sebelum ia beranjak menuju lemari untuk mencari sesuatu.
Reno memilih pakaian didalam lemari sang istri,dia mencari pakaian yang sekiranya cocok dan hangat untuk di kenakan sang istri.
''Pakailah...''pinta Reno yang memberikan satu stel pakaian kepada Lina.
Reno memberikan celana training berwarna hitam,kaos polos berwarna abu abu,dan sebuah switer berwarna senada dengan kaosnya Lina. Jika diperhatikan lebih jauh baju yang Reno pilihkan untuk Lina berwarna senada dengan pakaian yang Reno pakai.
''Kita mau kemana kak...''tanya Lina begitu tau Reno pasti akan membawanya keluar.
''Mau ganti sendiri atau aku yang gantikan,hmm...''Reno mulai menyentuh baju Lina tapi langsung ditepis oleh Lina yang langsung berlari kekamar mandi.Lina memang masih malu jika harus mengganti pakaiannya didepan Reno secara langsung.
Reno mengajak Lina keluar,bukan ketempat yang jauh tapi hanya mengajaknya berkeliling taman yang tak jauh dari tempat tinggal mereka.Sepanjang perjalanan mereka Reno tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Lina.
''Mau bakso...''Reno menawarkan bakso pada Lina begitu mereka sampai ditempat duduk yang tak jauh dari tukang bakso motor.
''Bolehh,tapi harus super pedas...'' jawab Lina dengan penuh semangat.
''OK,tunggulah disini...''Reno menghampiri abang tukang bakso itu yang terlihat tengah melayani seorang pembeli.
Sepuluh menit kemudian barulah Reno membawa dua mangkuk bakso kepada Lina.Cukup lama memang karena pembeli yang sebelumnya membeli bakso sekitar sepuluh bungkus bakso,yang membuat Reno harus menunggu lama.
Mereka menikmati bakso hangat dan pedas dengan seru karena Reno yang tak terbiasa makan pedas malam ini mencoba menyaingi sang istri yang doyan makan pedaas.
''Nih diminum dulu...''Lina menyodorkan satu gelas es teh manis kepada suaminya yang terlihat begitu payah menahan rasa pedasnya.Entah ini sudah es tah yang keberapa gelas bagi Reno.
''Makannya nanti jangan coba coba nandingin aku....''ucap Lina sambil menahan tawa melihat wajah suaminya sudah seperti kepiting rebus,merah membara bukan lagi merah merona.
''Yank....''panggil Reno dengan nafas yng masih terengah engah karena rasa pedasnya.
''Hmm Esnya ma.....''ucapan Lina terpotong karena Reno sudah terlebih dahulu memungkam mulutnya dengan bibirnya.
Reno bukan hanya memberi sebuah ciuman melainkan ciuman yang didasarkan untuk meredakan rasa pedas.
Didalam mulut Reno terdapat sepotong es batu yang cukup besar,yang ia mainkan bersama bibir Lina dan bibirnya.Antara mulutnya dan mulut Lina dan bersama lidahnya dan lidah Lina.
Ciuman itu sebenarnya bukan bermaksud menghilangkan rasa pedas melainkan mengalihkan rasa pedas itu dengan ciuman manis mereka.
''Rasanya apapun masalah yang ada pada diriku,obatnya itu selalu kamu...''Reno membelai lembut bibir Lina setelah ia melepaskan pagutannya.Lina hanya tersenyum mendengar kata kata manis dari suaminya,yang kini lebih sering merayu dan menggombal.
Setelah puas menikmati beberapa jajanan yang ada disekitar taman,Reno dan Lina memutuskan untuk pulang.Tapi ditengah perjalanan mereka dihadang seorang wanita ya siapa lagi kalo bukan Laras.
Reno cukup terkejut dengan kehadiran Laras yang Reno pikir takkan mencarinya diwaktu yang sudah selarut ini.Dengan sikap Laras yang seperti ini sebenarnya membuat rasa tidak suka Reno semakin bertambah,rasa benci yang dulu Laras tumbuhkan saja masih membekas dihati Reno dan belum sepenuhnya pulih.Dan sekarang Laras datang dengan menunjukan siapa dia sebenarnya itu membuat rasa bencinya semakin membuncah.
''Hai Ren,kenapa kaget ya...''sapa Laras seakan tau keterkejutan Reno atas kehadirannya.
''Oh ini istri kamu ya Lina. Kamu pasti bertanya tanya aku ini siapa bukan...''sambung Laras dengan nada sombongnya. Dia berkata tidak tau malu seperti itu tentu saja ingin membuat perpecahan diantara Reno dan Lina.
''Perkenalkan Larasati.Satu satunya wnita yang dicintai oleh suami mu yang playboy ini...'' ungkap Laras yang membuat Lina cukup terkejut.
Sedangkan Reno sendiri mencoba untuk bersikap sesantai mungkin,menyembunyikan rasa takutnya,takut Lina akan termakan omongan Laras yang sinting itu.
''Ya perkenalkan aku Lina,istri dari laki laki yang dulu pernah mencintaimu...''
Diluar dugaan ternyata Lina menanggapi omongan Laras dengan santai,diluar perkiraan Reno dan Laras sendiri.
''Aku tidak tau maksud kamu sebenarnya itu apa, jangan pikir aku tidak tau siapa anda.Tapi siapapun anda dimasalu suami saya,tapi tetap saja itu hanya masa lalu.Aku bahkan baru tau jika diantara begitu banyak wanita yang suami sukai ternyata ada wanita seperti anda yang tak tau malu...''sambung Lina disambut dengan senyum penuh kemenangan dari Reno.
''Baiklah kalo begitu kita pemisi dulu...''pamit Reno yang secara langsung merangkul pinggang ramping sang istri dan membawanya pergi dari hadapan Laras.Reno takut jika Laras akan berbicara semakin banyak dan yang didalamnya berisi banyak kebohongan.
''Terimakasih...''ucap Reno dengan mengecup kening sang istri begitu mereka sampai di apartemen mereka.
''Jujurlah dengan apapun yang terjadi...''balas Lina dengan mengecup bibir Reno sekilas.
Reno mengerti dengan apa yang dikatakan Lina,karena memang dia belum menceritakan tentang Laras kepada Lina.Tentang Laras yang mencarinya dan berusaha menemuinya.
Reno menunggu waktu yang tepat untuk bercerita kepada istrinya.
''Ya maaff...''Reno langsung mencium bibir Lina dan menggendongnya menuju ke kamar.
Sesampainya dikamar,Reno menidurkan Lina ditempat tidur mereka dengan perlahan.Pagutan bibirnya tak ia lepaskan malah semakin memperdalam ciumannya dengan mengabsen setiap inci mulut Lina. Bahkan tangannya mulai beraksi dengan membuka switer dan kaos yang dikenakan Lina.
''Gantilah baju terlebih dahulu....''ucap Reno begitu menyudahi ciuman panas mereka.
''Aku akan bercerita nanti setelah kamu bersiap untuk tidur,karena aku cukup terganggu dengan ini dan ini...'' Reno melorotkan sedikit celana training Lina dan menarik bra yang membungkus payudara Lina.
"Kak..." protes Lina malu dan langsung berlari menuju kamar mandi.
Reno memang bukan tife lelaki yang akan menyalurkan hasratnya di tengah permasalahan yang belum selesai diantara mereka. Reno lebih memilih menahan hasratnya dan membicarakan permasalahan mereka terlebih dahulu.
''Kemarilah...''Reno menepuk tempat tidur kosong disebelahnya untuk Lina tempati begitu melihat Lina keluar dari kamar mandi menggunakan lingeri seksi,apalagi Lina yang tidur tanpa menggunakan bra menambah keseksian Lina bertambah dimata Reno.
''Bisa kita ceritakan semuaaaanya seeee karang...'' pinta Lina dengan nada bicara sedikit merintih karena Reno yang tak kunjung berhenti menciumi setiap inci kulit lehernya.
''Baiklah...''Reno menyudahi aktivitasnya dengan tidak rela. Dia menyesali keputusannya sendiri yang meminta Lina untuk berganti baju terlebih dahulu sebelum mereka berbincang. Sebab Reno sekarang harus menahan hasratnya dua kali lipat lebih.