Jam 08.00 pagi.
Lina mulai membuka matanya begitu mendengar suara telepon yang terus berbunyi. Dia sedikit merenggangkan pelukan Reno ditubuhnya untuk bisa meraih handphone yang terletak tepat dibelakang tubuh Reno.
"Mas Riki..."baca Lina begitu berhasil meraih handphone suaminya.
"Kak bangun,mas Riki telpon nih..."Lina mengguncang tubuh Reno perlahan.
Lina tak berani untuk mengangkat telepon itu karena merasa canggung pada sang kakak ipar.
"Kak..."dengan gemas Lina memencet hidung sang suami sampai berhasil membuatnya bangun.
"Mas Riki nih dari tadi telpon terus, takutnya penting angkat dulu..."Lina masih berada dipelukan sang suami dan masih merebahkan kepalanya di atas lengan kekar Reno.
"Hmm..."Reno terlihat masih sangat malas untuk membuka matanya bahkan untuk mengangkat teleponpun dia hanya mengintip.
"Iya kak..."jawab Reno dengan suara yang masih sangat mengantuk. Teleponnya pun tak ia pegang tapi ia tempelkan begitu saja diatas telinganya sedangkan kedua tangannya terus memeluk Lina.
"Iya iya, belum tau. Iya hati hati aja di jalannya. Iya udah akh..."Entahlah apa yang sedang dibicarakan oleh Reno dan kakaknya itu tapi yang pasti Reno sekarang sedang tak mau diganggu.
"Ada apa..."tanya Lina begitu Reno sudah tidak lagi berbicara.
"Gak bukan apa-apa..."Reno terlihat kembali mencoba terlelap menyambung tidurnya.
Tapi tidak dengan Lina yang terlihat sedang berusaha melepaskan pelukan suaminya.
"Mau kamana..."tanya Reno begitu sadar jika Lina tengah melepaskan pelukannya.
"Mandi kak..."Lina masih berusaha melepaskan lengan Reno dari tubuhnya.
"Tapi aku masih ngantuk..."Reno malah dengan sengaja mengeratkan pelukannya.
"Ya kan yang mau mandi aku..."Lina yang sudah terbiasa mandi diwaktu subuh merasa tak nyaman dengan kondisi badannya.
"Gak entar aja mandinya..."Reno mengunci pergerakan tubuh Lina dengan memeluknya bagaikan guling.
"Hey istrimu ini bau loh, karena kemarin sore aku gak mandi..."Lina mencoba berbohong agar Reno mau melepaskannya.
satu dua menit berselang tapi tak ada jawaban, Reno malah terlihat tertidur lelap menjemput kembali mimpinya.
Tapi Lina tak habis akal,dia kini sedang mencari cara untuk membuat Reno mau melepaskannya.
Satu dua tiga dan bahkan lebih Lina mencubit dada Reno bertubi tubi sampai Reno sedikit memberi ruang untuk Lina lepas dari pelukan sang suami.
"Linaaa akhh..."Reno mengaduh sakit begitu merasakan panasnya cubitan kuku Lina didadanya.
"Awas ya kamu...."teriak Reno kencang begitu mendapati jika sang pelaku sudah tak ada dihadapannya, melainkan sudah berlari menuju kamar mandi.
Didalam kamar mandi,Lina tak bisa langsung mandi begitu ingat dia tidak membawa baju ganti bahkan handuk pun tak ada.
Perlahan Lina kembali membuka pintu kamar mandi dan sedikit mengintip kearah Reno yang bisa Lina tebak pasti sang suami tengah tidur kembali saat ini. Tapi...
"Ouh lihat yang tadi bilang masih ingin tidur..."gerutu Lina begitu melihat sang suami yang kini tengah sibuk dengan laptopnya.
"Ouh tunggu laptop itu dari mana..."tanya Lina heran karena semalam sang suami tidak terlihat memakai laptop.
"Kak apa disini ada baju ganti..."tanya Lina yang masih berada di pintu kamar mandi.
Tak ada jawaban atau respon apapun dari Reno membuat Lina dengan berat langkah mendekat kembali ke arah ranjang.
"Kak..."tanya Lina dengan jarak yang dekat.
"Hmm..."hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Reno.
Lina menyerah karena percuma mengajak bicara suaminya yang penggila kerja itu. Karena pernah dulu saat mereka masih tinggal di Bogor. Pernah Reno seharian penuh berada didepan komputernya tanpa makan dan hanya minum kopi kopi dan kopi.
Lina memutuskan untuk membuat secangkir kopi susu untuk Reno sebelum dia pergi kembali ke villa untuk mandi dan memasak.
"Kak kopinya,aku balik dulu ke villa..."pamit Lina yang masih tak mendapat respon yang berarti dari Reno.
Lina beranjak pergi dengan sedikit kesal karena disaat mereka mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperbaiki hubungan Reno masih saja sibuk dengan pekerjaannya.
Line menuju ke villa dengan mengikuti jalan setapak yang ada diantara pohon Pinus yang menjulang tinggi.Ternyata jarak pondok ke villa utama tidak terlalu jauh tak seperti semalam yang terasa jauh. hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk sampai.
Lina langsung menuju dapur begitu sampai divilla karena ia butuh memanaskan badannya terlebih dahulu sebelum mandi dicuaca yang dingin.
Setelah selesai memasak barulah Lina beranjak mandi membersihkan diri dan berganti baju.
Lina menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk mandi dan memasak.
Saat ini Lina sudah siap kembali ke villa dengan membawa makanan untuk sang suami. Lina berencana akan makan bersama dengan Reno karena Lina tau Reno pasti tak akan melepaskan pandangannya dari laptopnya selama pekerjaannya belum selesai.
"Kak..."Lina datang dengan senyum cerah berharap Reno bisa sedikit saja memperhatikannya.
"Kak makan dulu..."Lina masih berusaha mempertahankan sikap manisnya kepada Reno. walau sebenarnya dia sudah merasa badmood.
Tapi disaat Lina bahkan sudah selesai menyiapkan makanan untuk mereka,Reno masih tetap fokus pada benda kecil didepannya.
"Kak..."Lina kini duduk tepat didepan sang suami tangannya menyingkirkan laptop yang menjadi pusat perhatian Reno.
"Makan dulu..."Kini Lina menarik tangan sang suami untuk mengikuti dirinya.
"Loh kamu kapan masaknya..."itu hal yang pertama Reno ucapkan dari sekian pertanyaan Lina yang tidak ia jawab.
"Udah makan aja..."Lina menjawab dengan sedikit dingin.
"Loh..."Reno masih ingin menanyakan keheranannya tapi tidak jadi begitu mendapat tatapan tajam dari Lina.
Reno sadar jika sekarang Lina tengah marah karena setelah Reno perhatikan Lina sudah berganti baju bahkan terlihat di meja sana sudah tersedia kopi untuknya. Ya jadi itu artinya sedari tadi Reno sibuk dengan dunianya sendiri dan mengacuhkan Lina. Bahkan sekarang sudah dua jam lebih dari waktu tadi Lina bangun dan selama itu pula Reno sibuk berkutat dengan pekerjaannya.
"Yang..."sapa Reno begitu mereka selesai makan.
"Nih mandi dulu,aku udah bawa baju ganti..."Lina memberikan sepasang baju lengkap untuk Reno.
Walaupun Lina marah kepada Reno. Satu yang tak bisa Lina lakukan adalah mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri. Semarah apapun dia kepada Reno,sedingin apapun sikap Reno kepadanya dia tidak pernah bisa untuk memperhatikan dan melayani semua kebutuhan suaminya.
"Bentar kerjaanku sedikit lagi sele..."Kata kata Reno kembali terhenti begitu mendapat tatapan tajam yang lebih menyeramkan dari sebelumnya.
"Hehe iya iya aku mandi dulu..."Reno malah tertawa kecil begitu tau sikap Lina jika sedang marah.
Sebab selama masa pernikahan mereka, baru kali ini Reno melihat sebuah ekspresi kemarahan diwajah sang istri. Dulu sejahat apapun yang ia lakukan kepada Lina, Lina tak pernah sekali pun mengekspresikan kemarahannya. Biasanya Lina hanya diam dan akan membaik seiring waktu berjalan. tapi sekarang terlihat berbeda,Lina yang hari ini Reno lihat sudah bisa sedikit berani kepada dirinya.
"Iya sana..."perintah Lina begitu melihat sang suami tak kunjung beranjak dari duduknya malah terlihat bengong menatapnya dengan bibir yang terus tersenyum.
"Iya..."Reno mengacak rambut Lina gemas sebelum benar benar pergi untuk mandi.
Lina sedikit tersenyum mendapatkan perlakuan tak biasa dari Reno yang biasanya tidak mau tau dan tidak pernah peduli terhadap dirinya dan emosinya.
"Bajuku mana..."tanya Reno begitu keluar dari kamar mandi.
"Nih..."Lina menunjuk sebuah kantong disampingnya.
Reno dengan cueknya memakai pakaiannya didepan Lina yang terlihat fokus ke acara televisi. Entahlah Reno tidak percaya ada orang sesantai Lina yang terlihat tidak tergoda dengan bentuk fisiknya yang bisa dikatakan sempurna. Malah dia yang gemas sendiri melihat kecuekkan Lina.
Cupp...
Dengan tiba tiba Reno mendaratkan ciuman dipipi Lina.
"Ikh apaan sih..."protes Lina sambil mengusap pipi bekas bibir Reno mendarat.
"yang disini kemana. Kok gak ada..."Reno kini mencari sesuatu dileher Lina. Tangannya sibuk menyibakkan rambut pendek Lina mencari jejak kepemilikannya semalam.
"Apa,emang dileher aku harus ada apa..."Lina menyingkirkan tangan Reno dari lehernya karena terasa tak nyaman.
"Yang semalam..."Mata Reno masih sibuk mencari keberadaan jejaknya dileher sang istri yang Reno yakin semalam dia meninggalkannya disana.
"Apa. Gak ada apa apa..."Lina berpura pura tak mengerti dengan yang dimaksud Reno. Walaupun sebenarnya dia sangat tau.
Lina tau Reno tengah mencari jejak bibirnya yang dia tinggalkan semalam dileher Lina. Tapi Lina sudah menutupnya dengan makeup karena alasan itu bukan hal yang perlu dipamerkan. Lebih tepatnya Lina merasa malu.
"Aku tambah nih..."jarak Reno sudah sangat dekat dengan leher Lina tapi...
"Aku cubit nih..."Lina mengancam dengan tangan yang sudah siap berada didada Reno.
Ya karena saat ini Reno masih belum memakai bajunya,dia hanya baru memakai celananya saja.
"Akh yang lagi ngambek, gemesin banget sih..."Reno kini memeluk Lina dengan gemas.
"Kerja aja lagi sana..."perintah Lina ketus tapi dia tidak menolak dengan pelukan dari Reno.
"Ok aku lanjut kerjanya tapi .."Reno sedikit berusaha untuk meraih laptop di kasurnya.
"Kamu temenin aku..."Reno merubah posisinya duduknya dengan menempatkan Lina duduk di antara pahanya untuk ia apit.
"Nanti kakak gak fokus loh..."Lina merasa tak nyaman jika Reno merasa terganggu dengan egonya.
"Gak selama kamu diam dan ini..."Reno memberi kode untuk Lina mau menciumnya.
"Itu malah membuat kakak gak fokus,ntar aja kalo kerjaan udah selesai..."
"Janji nih..."Reno yang mendengar itu semangatnya langsung bertambah.
Sedangkan Lina merutuki dirinya sendiri karena merasa sudah berbicara hal yang membuatnya tak akan bisa lepas dari suaminya.