Sebelum waktunya makan siang Lina sudah berada dikantor Reno.Dia sengaja datang lebih awal karna takut terjebak macet di jalan.Lina begitu merasa antusias begitu Reno memintanya mengantar makan siang kekantornya.
Tapi begitu Lina sampai Reno belum pulang dari meeting dengan kliennya diluar.Pertamanya Lina langsung ingin pulang begitu ia tidak mendapati Reno dikantor tapi ia merasa tak enak apalagi hp Reno tak bisa dihubungi untuk Lina memberi kabar.
"Huh..Aku gak bawa buku."keluh Lina begitu ia menyadari tak membawa obat untuk rasa suntuknya ditengah tengah menunggu kedatangan Reno.
"Jalan jalan dulu deh sebentar,mmm tapi aku gak kenal siapa siapa disini.Kak Leo juga pasti ikut pergi meeting."Lina mengurungkan niatnya untuk pergi keluar dari ruangan Reno.
Tok..tokk...
Suara ketukan pintu dari luar membuat Lina melebarkan senyumnya,ia berharap suaminya yang datang tapi...
"Permisi bu,ini minum dulu sambil nunggu pak Reno pulang..."seorang OB masuk dengan membawa segelas jus dan cemilan.OB itu terlihat sudah tua,mungkin ada seumuran ibunya Lina yang sudah bisa dikatakan tua.
"Terimakasih ya bu..."jawab Lina sopan.
"Iya bu sama sama,kalo gitu saya permisi dulu."pamit OB itu sopan.
"Heuhh tau gitu aku tadi berangkat agak siang."keluh Lina lagi karna merasa bosan.
Rasa semangat yang tadi membara seakan hilang karna rasa bosan yang menerpa.Hari ini Lina dengan sengaja dandan dan memakai dress seperti yang dipinta Reno tempo hari.Setidaknya sekarang Lina harus menjaga nama baik suaminya.
Kriett..
Lagi lagi pintu terbuka dari luar tapi kini Lina tak bersemangat untuk melihat siapa yang datang.Dia lebih tertarik untuk melihat pemandangan dari kaca gedung diruangan Reno yang terletak di lantai paling atas.
Grep....
"Hey,maaf ya lama..."Reno memeluk Lina dari belakang,yang membuat Lina seketika merasa sangat terkejut.
"Bosan ya,maaf tadi kliennya agak rewel jadi lama meeting nya."Sambung Reno lagi tak memberi kesempatan untuk Lina menjawab.
"Kak ikh..."Lina menggeliat dalam pelukan Reno.Lina mencoba melepaskan tangan Reno yang melingkar diperut Lina.
"Sebentar saja,biarkan aku memelukmu seperti ini..."pinta Reno dengan nada penuh kelembutan, kepalanya ia sandarkan dipundak Lina matanya terpejam seakan sangat menikmati suasana yang ada sekarang.
Lina pun mengalah dia membiarkan Reno memeluknya dan Lina pun membalas nya dengan mengelus tangan kekar Reno yang melingkar diperutnya.Ya walaupun sekarang jantungnya sedang berdetak sangat cepat.
"Makan dulu yuk.."ajak Lina dengan lembut.
"Yuk, makan barengkan..."pinta Reno yang masih enggan melepaskan pelukannya.
"Iya ayo aku temenin.."Jantung Lina masih berlari seperti maraton karna perlakuan Reno yang sangat lembut padanya.Sikap Reno benar benar berubah 180 derajat dari biasanya.
Kriettt...
Untuk ketiga kalinya pintu ruangan Reno terbuka dari luar.Kali ini Leo yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karna sudah menjadi kebiasaan untuknya.
"Ren,nih berkas berkas yang..."perkataan Leo terhenti begitu menyadari apa yang sedang dilakukan bossnya bersama sang istri.
"Maaf,maaf nanti aku balik lagi.Lanjutin aja..."melihat dua sejoli yang sedang bermesraan membuat Leo malu sendiri,tapi ia merasa senang atas perubahan dihubungan mereka yang terlihat lebih cepat melaju.
"Nggak kok kak Leo,masuk aja..."Ucap Lina panik karna merasa malu.Reno langsung ia dorong paksa begitu Lina sadar ada yang masuk.
"Nggak ini bisa nanti kok Lin..."Leo merasa tak enak bukan pada Reno tapi kepada Lina yang terlihat mukanya merah padam karna malu.
"Tunggu kak.Ini aku bawain makan siang untuk kak Leo sama kak Reno..."Lina menyerahkan sekotak nasi dan lauk untuk Leo yang masih berdiri didekat pintu.Sedangakan Reno hanya terdiam memperhatikan istrinya yang terlihat salah tingkah karna seseorang memperogoki mereka sedang bermesraan.
"Wih pantesan,tadi ada yang nolak diajak makan siang diluar..."Kali ini Leo menggoda Reno yang mentapnya dengan sebuah senyuman diwajahnya.
"Makan bareng yuk kak.."ajak Lina yang disambut tatapan tak suka Reno kepada Leo.
"Gak deh,takut ganggu..."Leo yang menyadari tatapan membunuh dari Reno langsung menogerti jika sang bosa tak mau diganggu.
"Tapi thanks ya makananya.."akhirnya Leo pun pergi dan keluar dari ruangan Reno.
"Terus makanan aku mana..."Reno menagih makanannya karna belum terlihat dimatanya.
"Nih aku masakin ayam rica-rica kesukaan kaka,tapi tenang aja gak pedes kok.Plus sama bakwan dan lalapannya."Lina kembali bersemangat begitu ia menyiapkan makan siang untuk suaminya.
"Wih enak nih,suapin aku ya..."pinta Reno dengan sengaja,menggoda Lina kini menjadi kesukaan nya karna Lina terlihat menggemaskan ketika tengah malu.Pipi wajahnya yang putih seketika berubah merona.
"Gak akh makan aja sendiri..."Lina menolak permintaan Reno yang begitu terasa kekanakan.
"Ya udah kalo gitu aku yang suapin kamu.."Reno terlihat sudah bersiap dengan sendok makan untuk menyuapi Lina.
"Hmm ya udah sini aku aja yang nyuapin kakak,kebetulan aku udah makan sebelum kesini..."Lina mengambil alih sendok ditangan Reno dan membalikan arah nya kemulut Reno.
"Enak,masakan apapun kalo kamu yang buat pasti enak..."puji Reno ditengah tengah makannya.Memang masakan Lina itu enak bahkan keluarganya dan Leo sudah mengakui kampuan Lina memasak.
Reno menghabiskan makanannya dengan lahap,bekal yang dibawa Lina ia habiskan tak bersisa.Makannya terasa semakin enak karna Lina yang menyuapinya.
Reno baru tahu kalo makan dari tangan orang yang ia suka bisa terasa lebih nikmat dan enak.Andai saja Reno membuka hatinya lebih dulu untuk Lina,mungkin kebahagiaan kecil ini sudah ia rasakan dari dulu.
"Minum dulu nih vitaminnya..."Lina mengambil sesuatu dari dalam tasnya untuk sang suami.
"Aku kan udah sehat Lin,gak perlu lagi minum obat..."tolak Reno halus karna tidak mendengarkan Lina dengan baik.Reno terlihat sibuk memandangi wajah sang istri yang kini menurutnya terlihat lebih cantik dari biasanya.
"Vitamin kak,bukan obat..."Lina kembali menegaskan apa yang ia ucapkan.
"Oh vitamin..."Reno hanya ber 'oh' ria begitu ia sadar ia salah dengar.
"Nih..."Lina menaruh dua butir obat ditelapak tangan Reno.Hati Reno terasa semakin berbunga bunga karna perhatian yang ia terima dari Lina.Baru saja ia mengatakan ingin memperbaiki hubungan diantara mereka tapi Lina sudah seperhatian ini terhadapnya.
"Apalagi kalo kita sampai benar benar terikat pasti akan sangat menyenangkan."guman batin Reno sadar ia bahagia dengan ada Lina disampingnya.
"Abis ini kamu langsung pulang..."tanya Reno memastikan apa kegiatan Lina selanjutnya.
"Ia pulang,tapi aku mau pulang kerumah ibu.."jawab Lina jujur karna memang dia sudah punya janji dengan sang mertua.
"Oh mau ngapain kesana.Mending kamu ikut aku aja..."Reno mencoba mengajak Lina untuk ikut dirinya kepabrik untuk kunjungan rutin.
"Gak bisa kak,aku udah janji sama ibu..."Lina dengan jelas menolak.
"Kamu gak usah khawatir,kita gak berdua kok.Leo juga ikut jadi kamu gak perlu takut untuk aku tinggalin..."Reno mengerti Lina pasti saat ini takut untuk berjalan berdua dengannya karna memang perlakuannya yang selalu berujung tak mengenakan untuk Lina.
"Bukan aku takut untuk kakak tinggal atau apa,tapi aku sudah janji sama ibu sama bapak juga malah.Buat datang kesana hari ini..."Lina mempertegas alasannya menolak ajakan Reno.Ya walaupun memang Lina masih merasa takut untuk pergi berdua dengan Reno,apalagi kejadian kemarin masih sedikit melukai hati kecilnya.
"Pulangnya mau aku jemput..."Reno menawarkan diri untuk menjemput sang istri dirumah orang tuanya.
"Boleh, nanti aku pulangnya nunggu kakak jemput..."Lina menerima tawaran Reno,karna memang dia punya sedikit kejutan untuk sang suami.
"Ya udah aku pergi sekarang ya kak."Lina mulai bersiap untuk pamit pulang.
"Hmm tapi dianter supir ya.."Reno kembali memberi perhatiannya kepada Lina.
"Gak usah,aku naik ojol aja kak biar lebih cepet.."lagi lagi Lina menolak.
"Beneran..."Reno memastikan dengan raut kecewa.
"Iya kak,aku duluan ya..."Lina ingin beranjak pergi tapi Reno menahan Lina dengan memegang tangan Lina erat.
"Boleh aku,itu..."Reno seakan tak bisa menyampaikan maksudnya,dia melakukannya dengan kode yang Reno tau Lina mengerti.
Lina hanya terdiam melihat Reno dengan jarak yang sangat dekat,dia mengerti apa yang Reno maksud tapi Lina terlalu malu untuk memberi jawaban.
"kecup doank kok..."Reno masih berusaha.Dia meminta izin karena ia ingin tau.Lina akan menolak atau tidak ketika dia meminta izin untuk menciumnya.
"Ren,yuk berangkat udah kan makan siangnya..."Lagi lagi Leo mengacaukan momen Reno.Tapi kali ini dia sengaja,karna dia sudah berada disana dari Reno yang coba menahan Lina untuk pergi.
Awalnya dia ingin pergi,tapi pikirnya pasti akan sangat menyenangkan bisa menggoda sang boss.Apalagi yang Leo lihat Lina terlihat ragu untuk mengiyakan permintaan Reno.
"Aku pergi dulu kak..."terlihat Lina langsung bergegas pergi dan bangkit dari duduknya.
"Mari kak Leo duluan..."Pamit Lina pada Leo dengan wajah yang memerah.
"Rese loe Le..."umpat Reno kepada Leo karna mengganggu momennya dengan Lina.
.
Reviewnya boleh donk kakak.