"Siapa kak..."tanya Lina begitu mendapati Reno yang begitu lama berdiri didepan pintu.
"Akh,ini ada paket buat kamu..."Reno akhirnya melangkahkan kakinya kembali memasuki rumah begitu dia sudah memastikan tak ada orang dilorong.
"Ohhh..."jawab Lina singkat seakan sudah terbiasa mendapati paket seperti itu.
"Apa paket paket misterius itu dikirim kesini juga.."Reno memastikan dugaannya.
"Iya,bahkan aku sudah mendapatkannya dihari pertama aku pindah kesini."jawab Lina sambil mencuci piring.
"Dari hari pertama kamu pindah,sudah ada orang yang mengirim paket.Apa sungguh kamu tidak tau siapa orang yang mengirimnya."Reno sekali lagi mencari kepastian pada Lina akan pengirim paket misterius tersebut.
"Nggak kak,kalau aku tau itu dari siapa mungkin aku membuka semua paket paket yang aku terima.Tapi karna aku tak tau itu dari siapa makannya aku gak buka.Aku takut."jawab Lina jujur.
"Kalo gitu boleh aku buka yang ini."Reno meminta ijin untuk membuka paket yang baru saja ia terima kepada Lina.Karna ia tak mau mengulang kesalahan yang sama dua kali.
Tapi tunggu jika Lina tidak peduli akan paket paketnya,lalu kenapa dulu ketika aku membakar semuanya.Kenapa dia menangis begitu sedihnya.Satu pertanyaan yang masih mengganjal di benak Reno tapi tak bisa ia utarakan.
"Buka aja,aku juga ingin tau apa isinya..."Lina menghampiri Reno kedepan ruang tv begitu dia selesai mencuci piring,Lina mengekor Reno yang membawa paketnya.
Lina duduk disamping Reno,bahkan jaraknya sangat dekat sehingga Reno bisa mencium wangi shampo dan handbody yang dipake oleh Lina.Reno sedikit terganggu tapi dia tetap mencoba biasa saja seperti Lina yang terlihat santai.
Sreett...srettt...
Suara kertas yang disobek Reno perlahan memeperlihatkan isi didalam paket itu.Terlihat didalammya ada dua keping DVD film kartun dan dua gantungan kunci bergambar kedua tokoh disney terkenal.
"Wah Moana,Finding Dory.Kebetulan banget aku belum punya DVD nya.Ukhh lucu banget..."Lina bersorak senang begitu melihat apa isi paket yang ia dapat hari ini.
"Cuma ini..."Reno mengerenyitkan dahi tak percaya apa yang ada didalam paket tersebut.Menurut Reno itu tak bernilai baginya karna ia terbiasa memberikan hadiah yang mahal dan mewah.
Yang membuat Reno semakin tak percaya ialah respon Lina yang begitu diluar dugaan,Dia terlihat begitu senang dengan isi paket yang menurut Reno tak berarti.
"Jangan dilihat dari barangnya donk,aku tau mungkin,ini tak sebanding dengan hadiah yang sering kakak berikan pada pacar kakak.Tapi aku bukan mereka kak, aku tak perlu barang mewah dan mahal dari seseorang."Lina berucap seakan tau apa yang sedang dipikirkan oleh Reno.
"Emang kamu tau aku suka ngasih kado apa sama mereka."Reno penasaran dari mana Lina tau dia sering membelikan barang mewah pada pacar pacarnya.
"Tau lah aku tau betul,kakak pernah membelikan berlian seharga 50 jutakan,kakak juga paling sering membelikan tas bermerk untuk mereka dari harga 15 juta sampai 100 juta.Iyakan."Lina berbicara fakta.Lina tau semua barang yang Reno beli karna struk belanjaannya yang entah sengaja atau tidak selalu tertinggal disaku celana atau bajunya.
Reno membelalakan matanya tak percaya,Lina tau semuanya.Tapi dia sedikit kecewa karna Lina bersikap biasa saja,tak seperti sosok seorang istri yang menangkap basah suaminya selingkuh.
"Mau nonton bareng..."Lina menawarkan Reno untuk ikut menonton salah satu dari DVD yang ia terima.
"Tunggu,dari mana kamu tau semuanya..."Reno menahan Lina yang akan beranjak pergi.
"Cari aja dilaci meja kakak sebelah kiri,dibungkus amplop warna putih disitu ada buktinya."Lina memang menaruh semua struk belanjaan Reno yang ia temukan,dia tidak membuangnya karna takut Reno suatu saat akan membutuhkannya.
"Tunggu..."Lagi lagi Reno menghentikan Lina yang akan beranjak dari duduknya.
"Apa lagi kak.."Lina berbicara sedikit malas.
"Kamu yakin kamu gak tau siapa yang mengirim paket ini."Rupanya Reno masih penasaran sekaligus ingin membuktikan kecurigaannya selama ini akan seseorang.
"Nggak kak,dan aku pun tak mau tau.Selama dia tidak menganggu kehidupanku secara langsung biarkan saja toh nanti juga dia capek sendiri."Lina memang penasaran siapa yang mengiriminya paket tapi itu tak terlalu penting untuknya selama semuanya dibatas wajar.
"Aku mau tanya,memang siapa saja yang tau semua tentang kamu yang tau semua yang kamu sukai.Siapa saja..."Reno mulai mencari tahu.
"Semua teman temanku tau semua yang aku suka dan tidak,kecuali kakak."jawab Lina yang memang benar adanya.
Reno mendengar apa yang diucapkan Lina seakan membenarkan kecurigaannya,sekaligus merasa bersalah karna memang Reno tak tau apapun tentang Lina.
"Termasuk Evan..."tebak Reno.
"Iyalah,dia jugakan teman aku.Dia tau semua yang aki suka dan tak suka.Dia juga salah satu pemegang rahasiaku."jawab Lina yang membuat Reno tak suka mendengarnya.
Lina beranjak meninggalkan Reno menuju tv untuk menyetel DVD nya.
"Mau aku buatkan kopi dulu ..."Lina menawari Reno kopi yang memang sejak bangun tadi belum ngopi.
"Boleh..."jawab Reno dingin yang membuat Lina mengerutkan alisnya.
"Apa apaan itu,tadi nanya kayak wartwan sekarang dingin kayak kutub."ucap batin Lina kesal karna perubahan sikap Reno yang menurutnya tak bisa ia duga.
"Sebentar sebentar baik,manis lalu dingin lalu berubah dingin seperti esbatu."ucap batin Lina lagi seraya ia melangkahkan kaki menuju dapur.
Ting...tongg...
Bel rumah kembali berbunyi membuat Reno yang mencoba fokus dengan tontonannya seketika langsung berjalan menuju pintu.
Lina yang melihat Reno begitu semangat membuka pintu begitu mendengar bel berbunyi,membuat Lina semakin keheranan.
"Reno,kamu beli apaan sih kotaknya ampe gede banget gini."Omel ibu Ratih begitu pintu terbuka.Karna pintu rumah Reno terhalang dengan box besar seukuran dada yang ada disana.
"Ibu kok kesini gak bilang bilang dulu.."Kata Lina dari arah dalam menghampiri kedua mertuanya.
"Kak paketnya bawa aja dulu kedalem.."Lina menyikut Reno yang terlihat bengong memperhatikan paket besar yang ada didepannya.
Lina juga terkejut dengan kedatangan paket yang sebesar itu,tapi ini waktunya untuk dia berakting jadi dia mencoba untuk bersikap normal.
"Oh iya.."ucap Reno begitu menyadari kode dari Lina.
"Lagian kami beli apa sih Lin,kok paketnya gede banget gitu."tanya lagi ibu Ratih begitu paketnya dibawa Reno kedalam.
"Rahasia..."ucap Lina dengan penuh senyum sambil merangkul ibu mertuanya untuk terus masuk kedalam rumah.
"Bapak mau aku buatkan teh juga,sekalian aku lagi bikinin kopi buat kak Reno."Lina menawari sang mertua yang kini duduk disofa depan tv.
"Boleh,sekalian donk buatin bapak kue tapi gulanya jangan banyak banyak.."Pinta sang bapak mertua yang memang sangat menyukai kue bikinan Lina.
"Ok,kalau ibu bagaimana..."tanya Lina kini ke ibu mertuanya.
"Buat ibu gak usah,nanti ibu yang cari sendiri kedapur."Ibu Ratih mengalah karna suaminya yang sudah meminta terlalu berlebihan.
"Bapak sama ibu ada apa kesini,..."Tanya Reno yang ikut duduk bersama.
"Kok nanya ada apa,emang gak boleh bapak sama ibu maen kesini.Lagian kamu tuh yang gak pernah berkunjung kerumah."protes ibu Ratih.
"Iya bu maaf,aku lagi sibuk banget belakangan ini jadi belum sempat kesana."Reno beralasan.