Tangannya menggantung kaku di udara, memegang baju milik Aruna, "Rey meninggal hari ini, apakah kamu ingin melihat prosesi pemakamannya?"
Akhir-akhir ini dunia menjadi berat untuknya, bukan karena hamil besar. Melainkan keadaan yang kian rumit antara sebuah kehendak yang ia perjuangkan baik secara diam-diam maupun terang-terangan.
Termasuk beban pekerjaan dan tanggung jawab suaminya yang semakin lama ia sadari yang tidak terkendali. Ikut serta mempengaruhi emosi pasangan suami istri.
"Ya," mata coklat itu membulat lebar. Bertautan dengan si biru yang detik ini juga menatapnya. Tidak ada keraguan dan getaran berarti.
Menyadari hal tersebut, menjadikan Mahendra tahu istrinya sedang menyusun tekatnya sendiri.
"Bantu aku membersihkan diri, dan satu lagi Hendra," Aruna berusaha bangkit dari caranya membaringkan tubuh sejak semalam.