.
.
"Sudah puas mainnya," sapa perempuan yang sejak awal ternyata sudah duduk mengamati Hendra cukup lama.
"Hee.." lelaki bermata biru hanya mampu tersenyum sambil menggaruk sudut lehernya yang tidak gatal.
Dia berjalan kian cepat hampir terlihat setengah berlari menuju istrinya dan mengiringi langkah dengan memeluk pundak.
"Jangan memelukku.." Kata Aruna menyingkirkan tangan di pundaknya.
"Masih marah??"
"Enggak," dia berhenti berjalan, " lihat," katanya mengamati badan Hendra yang bau matahari, debu dan berkeringat, "cuci kaki dan tangannya dulu,"
"Ah iya," pria ini berlari mencari letak kran air, nyatanya di sudut pelataran rumah belajar ini terdapat kran air yang baru di tinggalkan salah satu anak. Hendra mencuci muka dan kaki tangannya di sana.