ดาวน์โหลดแอป
30.98% Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 44: Obrolan

บท 44: Obrolan

Kini Kirana berada didalam mobil bersama Evan dan duduk berdampingan di kursi penumpang. Suasana sangat hening selama perjalanan. Kirana memandang keluar jendela, sedangkan Evan sibuk dengan iPad di tangan nya. Namun Kirana tak menyadari Evan sesekali memandang ke arah nya.

Mereka pun akhirnya tiba di Gedung Graha Expo. Tempat Kirana untuk melihat langsung pengerjaan Proyek nya.

Suasana di gedung Graha Expo milik pemerintahan Siang ini terlihat cukup ramai, Kirana terlihat sedang sibuk berdiskusi dengan para pelaksana kegiatan promosi dan pihak marketing. Sangking serius nya Kirana tak menyadari ada seseorang yang kini berdiri di belakang nya , hingga salah seorang Divisi Marketing menyapa pria tersebut "ehhh, selamat Siang pak Evan" ucap seorang wanita dari Divisi Marketing itu. Evan tak mengeluarkan suara dan juga tak tersenyum hanya mengangguk dan tetap bersikap dingin. Kirana pun yang mendengar sapaan itu langsung menoleh kebelakang dan tentu saja langsung berhadapan dengan Bos besar nya itu. Namun dengan cepat dia mengkondisikan keadaan nya. "Selamat siang Pak" ucap Kirana datar. "Kenapa kau meninggalkanku, kau senagaja?" bisik Evan ke Kirana. "bapak tidak akan hilang kan jika berjalan sendiri" sahut Kirana. Melihat sikap Kirana dan Evan beberapa Karyawan merasa aneh, kenapa bos bisa bersikap seolah dekat dengan Kirana sedangkan dengan yang lain saja, sangat dingin. Namun kedatangan Evan di tempat itu pun menjadi pusat perhatian, tentu Divisi Marketing tak akan melepaskan kesempatan ini untuk mencari perhatian bos besar nya itu. Melihat Evan yang sudah di kerumuni 'Karyawan karyawan nya' Kirana pun memilih untuk menjauh. "Rasanya pekerjaan ku sudah selesai" gumam nya. Dia merasa perut nya keroncongan tentu saja ini sudah jam 3 siang dan dia tadi tak makan siang, maka dia pun mencari tempat makan di area Gedung dan kembali meninggalkan Evan.

Kirana naik ke lantai 2 gedung. Baru ingin melangkah handphone nya berdering

"nomor siapa ini?" ucap nya ketika melihat layar handphone nya

"haloo, selamat siang" ucap Kirana lembut ketika menjawab telepon nya.

"dimana kamu" ucap sipenelpon

"anda,?" ucap Kirana mengenal suara si penelpon

"iyaa saya, kamu meninggalkan saya lagi?!!" ucap sipenelpon.

"ada apa Pak Evan menelpon saya,?" ucap Kirana malas menanggapi Evan

"keparkiran sekarang" ucap Evan

Tut Tut, ,dan langsung mematikan handphone nya.

"argghhhh, bos nyebelin" gerutu Kirana

~~~~~~~`~~~~~~~

Kini Kirana sudah berada di parkiran dan terlihat Evan sedang menunggu nya.

"bapak mau apa lagi sih pak?" ucap Kirana dengan wajah memelas , dia merasa lelah dengan sikap Evan dari siang tadi. Melihat wajah Kirana yang seperti itu Evan merasa bahwa ini lah Kirana yang asli, hangat, dan manja. Namun Evan tak ingin gengsinya jatuh, "masuk" ucap Evan dingin. Kirana pun mengikuti ucapan Evan. "Pak kita cari restoran yaa" ucap Evan ke supirnya. Kirana yang didalam hanya diam dan memilih kembali melihat keluar jendela. "pekerjaan yang bagus" ucap Evan membuka obrolan. "bapak, memuji pekerjaan saya," sahut Kirana. "bukan tapi pekerja dekorasi dan pihak lapangan," sahut Evan. Kirana menatap tak percaya ke arah Evan, 'dasar bos dingin, bisa nya dia' batin nya tapi Kirana memilih mengabaikan nya. Dan kembali melihat keluar jendela tanpa menggubris omongan Evan. 'wanita yang tak gila pujian, saya pikir, dia akan marah, hufftt susah sekali menebak sikap nya' batin Evan. Suasana kembali hening hingga mereka tiba di sebuah Restoran.

Evan dan Kirana sudah berada di dalam sebuah restoran, dan menunggu pesanan mereka datang. Kedatangan Evan di ruangan Kirana tadi memang untuk mengajak nya keluar makan siang, namun ternyata seolah takdir mempermudah jalan nya dengan Kirana memiliki pekerjaan di luar kantor kan.

"ehemmm, jadi jika bekerja seperti ini putra mu siapa mengurus ?" ucap Evan memulai obrolan .

" ibu ku" sahut Kirana singkat

"Kau memang terlahir seperti ini?" ucap Evan sedikit mengeluarkan pertanyaan ambigu demi memancing Kirana.

"terlahir seperti ini, maksud anda ?" sahut Kirana yang bingung dengan Pertanyaan Evan.

"dingin dan kejam" ucap Evan dengan nada yang santai.

"bapak tidak mengenal saya,jadi jangan mengatakan apapun jika tidak tahu kebenaran nya," sahut Kirana.

"kalau begitu perkenalkan diri mu, perkenalkan aku dengan Kirana Bunga Larasati yang sebenarnya" ucap Evan dengan nada serius dan menatap tajam ke arah Evan .

Kirana kaget dengan ucapan Evan, apa maksud ucapannya. Kini keduanya saling menatap.

"Nama saya Kirana , usia 25 tahun dan status single mom" ucap Kirana dengan nada tegas.

"tapi saya rasa anda sudah membaca profil tentang saya kan" lanjutnya lagi.

"bukan itu, tapi tentang sikap mu, apa memang kamu sedingin ini, atau sikap ini hanya untuk menutupi dirimu" tembak Evan ke Kirana. 'deghhhh' dan tepat sasaran. Kirana tak tahu harus menjawab apa, dan saat bersamaan makanan mereka pun tiba. "melihat mu yang diam , aku sudah menemukan jawaban nya." ucap Evan dengan nada yang ambigu. Kirana pun menganangkat pandangan nya ke arah Evan, 'pria ini, apa sih mau nya' batin Kirana. "kau Tak akan kenyang jika hanya memandang ku, ayok makan" tegur Evan.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C44
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ