Karena itu Qiao Ning tidak mungkin sebegitu menyukai dan memedulikannya.
Seandainya itu benar pun dia juga tidak menginginkannya…
Dia sungguh tidak dapat membiarkan dirinya untuk menerima putri dari musuhnya.
Jadi Chai Xiyang pun hanya bisa terus mengusirnya. Tapi kenapa dia begitu mengganggu? Apakah dia tidak tahu kalau pergi adalah pilihan terbaik untuk mereka masing-masing?
Dan lagi, apa yang ditangisinya sekarang? Dia kan belum mati!
Chai Xiyang membalikkan badan dengan kesal dan memejamkan matanya untuk tidur. Dia tidak ingin memikirkan apapun.
Namun sepanjang malam dia tidak bisa tidur nyenyak. Dia terus-terusan terbangun dari mimpi.
Sesungguhnya dia tidak sesantai yang ditunjukkannya. Penyakit ini tetap memberinya tekanan yang sangat besar.
Hanya saja setiap kali terbangun di tengah malam, dia merasa bahwa Qiao Ning sepertinya masih ada di luar kamar. Tapi bisa jadi perasaannya itu salah.