Duhai...hati yang bergolak....
Mengapa tidak engkau menjadi ketua nakhoda..
Mengarah si hati pada hala tuju yang bertujuan..
Dari menjadi sang kapal yang megah berlayar..
Namun, terikut rentak dari alun gelombang si bayu..
Dan selesa pada ombak yang berayunan menghempas..
Kau berlabuh di desa yang merosakkan...
Bangun!! bangkit!!
Sarungkanlah lembaran palsu, menutup isi hatimu...
Lepaskan ikatan yang menghalang langkahmu..
Kau...tak perlu diikat pada yang lemah jika engkau mampu berdiri dengan hebat dan megah...
Kadang...mata ini penat menahan gelora jiwa...
Kadang..jiwa ini terbeban menanggung sisa cinta...
Tak tergamit rasa tika hati ini dihiris luka...
Tak terbuang rasa tika hati ini masih ingin memuja...
Kaki, kukuhlah engkau tegap berdiri...
Tangan, gengamlah jiwa yang lemah dari dikhinati...
Wajah, lemparkan wajah palsu untuk mengaburi...
Bibir, senyumlah walau takbirmu menangisi..