masih tetap menunggu mereka aku mulai bosan dan lelah bahkan aku pun sampai sempat melayani beberapa orang saat menunggu pesanan dari mereka.
"nek"
kataku manja
"iyaa"
jawabnya
"jam 6 masih lama kah"
tanyaku
"masih 3 zaman lagi, kenapa"
"iihh lama banget sih??? nggak ada kok nek"
manyun
"kenapa??"
tanya nenek penasaran
"gak kenapa kenapa kok nek hehehe"
jawabku meyakinkannya
"hayo ngaku kenapa, apa dalam restoran ini ada yang kamu suka ya"
"ih ih ih gak gak gak apa lagi nenek nii"
"hahahahah iya juga enggak apa-apa kok"
"ih gak kok nek beneran"
"hahahaha iya ya, udah tuh 3 cowok ganteng udah manggil"
"siap bos"
kataku menghampiri
padahal di dalam hati mendengar kata-kata ganteng untuk 3 orang itu membuat aku ingin muntah.
karena sudah muak kata itu terus diulang-ulang di sekolah di setiap bibir setiap cewek.
macam nggak ada pembahasan yang lain aja asik mereka aja yang di bicarakan, buka nyalah baju nyalah celananya lah mobilnya lah apanya lah kayak mata-mata banget jadi orang.
"sudah tentuin apa yang mau dipesan biar aku catat"
tanyaku
"udah kita mau pesan yang ini 3, minuman yang ininya 3 terus kasih sambal pedas manis yg ini dan juga makanan penutup"
Alvian menyebutkan pesanan mereka dengan menunjuk menu
"ok, harap tunggu sebentar ya"
kataku dan pergi
saat aku memberikan catatan pesanan pada koki aku duduk menunggu dan memperhatikan mereka, saat itu yang aku lihat canda tawa mereka tak seperti pikiran burukku selama ini,menganggap pria-pria tampan dan kaya itu sombong dan juga sangat menyebalkan.
dan setelah aku pikir-pikir selama ini ini aku yang terlalu sombong untuk menghadapi mereka.
tapi yang aku Aku kan pantas karena memang mereka itu terlalu di atas kalau berteman denganku.
Tink!!
pesanan mereka pun siap dan aku mengantarkannya dengan 3 kali pulang balik karena memang jumlah pasangan mereka cukup banyak, aku mengantarkan semua pesanan mereka di meja.
"waaahhh aromanya"
kata Noval seperti menelan ludah
"dijamin lem bakar nagih deh kalau udah nyobain"
kata Alvian
"serius nih, beda banget sama makanan yang sering aku makan"
ragu Gibran
"ah lu mah, terkadang bentuk itu tidak menjamin rasa awas aja ya kalau Lo bilang lo bakal balik lagi kemari kalau nanti udah makan"
lirik Alvian
"hehehehe ok ok"
dia langsung memegang sumpit
"semua pesanan sudah ya selamat menikmati"
kataku pergi
"terima kasih isyka"
kata mereka kompak
saat aku mendengar mereka menyebut namaku itu membuatku tersenyum lalu aku melangkah pergi, aku kembali duduk melihat semua pelanggan yang sedang menikmati makanan mereka.
aku duduk dan tertunduk ikut merasakan rasa senang dari semua pelanggan yang merasa puas dengan hidangan yang aku antar.
walau dulu pada awal-awal nenek mengajakku Aku suka malas dan lebih sering bermain di rumah sekarang aku mengerti kenapa nenekku yang sudah berumur itu dengan semangat menjalankan rumah makan kunonya ini.
pernah suatu hari nenek memberikan aku satu buku resep dimana semua menu di rumah makannya itu tercatat lengkap di sana.
saat itu dia berpesan padaku kalau suatu saat nafasnya telah terhenti dan waktu di sekelilingnya tidak berputar keinginannya hanya 2 melihat aku bisa terus melangkah dan bahagia dan aku melanjutkan rumah makan kuno nya itu.
pada saat itu aku marah!!!
Aku sedih!!!
aku pergi dan tak ingin mendengar perkataannya sampai beberapa hari.
tapi sekarang aku sadar kalau kalau keinginan orang tua seperti nenek itu itu adalah hal yang sederhana karena memang di usianya yang sekarang membuatnya bersiap untuk meninggalkan segala yang dia punya ketika kehidupannya berakhir.
dan sekarang karena aku sudah mengerti aku punya tekad dan keinginan untuk di masa yang akan mendatang agar aku menjadi orang yang selalu bahagia dengan meneruskan semua keinginan nenek yang membesarkan aku dengan penuh kasih sayang.
"isyka!!"
lamunanku seketika buyar mendengar seseorang memanggil namaku, dengan cepat aku menyeka air mataku yang sempat menetes mengingat perkataan nenek waktu itu.
aku berdiri dan mencari ternyata yang memanggilku adalah Alvian.
"kenapa"
tanyaku mendatanginya
"nanti setelah tutup toko aku mau bicara sama kamu boleh"
"bicara apaan"
"ada sesuatu"
"emang sekarang aja nggak bisa"
"ini penting banget"
"hhmm ya udah, di mana"
"ya udah nanti aku jemput kamu kita ke suatu tempat"
"hhmm ok"
dengan sedikit keberanian aku mencoba untuk membuka ingatan yang lama walaupun aku ragu Alvian itu bagian ingatan yang buruk atau yang baik dari masa lalu.
begitu mereka selesai makan lalu membayar ke kasir sebelum melewati pintu Alvian melambaikan tangan padaku dan aku pun hanya tersenyum melihatnya.
satu persatu para pelanggan mulai selesai makan dan pergi sampai tiba jam 6 kamipun tutup.
aku kembali ke rumah dan segera masuk ke kamar entah apa yang aku pikirkan saat itu tapi aku merasa sangat senang dan juga malu aku berdiri di depan cermin berputar sungguh perasaan yang aneh.
segera aku membersihkan diri lalu bersiap untuk pergi menemui Alvian nanti, awalnya aku biasa-biasa saja mengenakan baju yang sering aku kenal tapi setiap kali aku bercermin rasanya agak berbeda akhirnya aku pun mengganti pakaian yang aku kenakan dan itu terulang ulang sampai hampir semua pakaian yang ada di lemari ku keluar semua.
"aku rasa yang ini lumayan deh"
kataku kembali bercermin
aku yang tanpa sadar melihat tumpukan pakaian yang ada di tempat tidurku sesaat.
"Halah nanty aja deh susunya"
kataku cuek
dengan mengendap-ngendap aku keluar dari kamar tak lupa aku kunci pintu kamarku yang berantakan itu.
dengan menjinjit aku melangkah agar tak di lihat nenek.
"mau ke mana"
bagai mendengar suara sambaran petir aku kaget luar biasa ternyata nenek ada di situ dari tadi sedang memperhatikan aku.
"anu anu neek apa anuu"
gagap
"apa anu anu, ngendap ngendap kaya maling mau ke mana"
tanyanya
"anuu itu nek mau jalan sama temen"
"jalan!??"
"iya nek jalan"
"sama temen!??"
"iya hehehe"
"lah kamu ini loo bilang aja mau kencan, hhmm isyka pandai bohong sekarang yaa"
"ya ampun nek isyka gak bermaksud untuk bohong, isyka cuman mau jalan sama temen aja kok beneran nek, isyka niat gak bilang sama nenek karena malu ini kali pertama isyka kan keluar sama temen cowok pula"
sedih
"ya udah iya nenek percaya kok, hati hati di jalan yaaa pulau jangan malam malam titip salam sama temen kamu itu"
nenek memelukku
"beneran isyka boleh pergi nih nek"
menatap
"boleh dong"
semangat
"makasih nek, janji deh isyka gak pulang malam malam banget"
"iyaa, ya udah pergi sana"
"da nenek"
setelah pamit pada nenek akupun pergi menemui Alvian yang sudah menunggu di depan, begitu aku keluar dan melihat dia yang sedang menunggu itu.
============================
sebenarnya Alvian mau ajak isyka kemana yaa
ada yang penasaran
ayo kasih semangat aku buat up setiap hari
dengan cara tulisan ulasan dan kasih bintang juga komen si setiap cerita
terima kasih udah mau baca