Jasmine melemparkan baju tidurnya ke atas ranjang. Padahal Rendi masih berbaring di atasnya. Rendi benar-benar sangat mengantuk sehingga sulit untuk bangun. Tapi ketika baju tidur Jasmine nemplok di mukanya dengan tidak sopan. Rendi langsung meloncat kaget. "JASMINE!!! Kau jorok sekali" Kata Rendi sambil balas melemparkan pakaian Jasmine ke dalam keranjang cucian.
"Kenapa memang?? Kau akan tahu rasa seperti apa Aku sebenarnya" Kata Jasmine sambil mencari-cari tasnya.
Rendi mengeram bagai singa melihat mangsanya, Ia benar-benar ingin menelan Jasmine bulat-bulat. Ia kini melihat Jasmine membuka koper-koper yang berderet di dekat pintu. Ini adalah hari pertama sebenarnya Jasmine pindah ke rumah ini setelah dari tempat pernikahan mereka di Villa. Bahkan koper-koper pakaian Jasmine belum sempat dibereskan. Hanya beberapa pakaian tidur dan seragam yang terlebih dahulu disimpan pengasuhnya Jasmine didalam lemari Rendi. Lagipula karena Jasmine belum memiliki lemari sendiri. Rendi duduk sambil memperhatikan Jasmine yang terlihat panik mencari koper berisi buku-buku pelajarannya.
"Tasku mana?? Bukuku mana? Ah..Aku lupa belum beres-beres buku" Wajah Jasmine langsung panik. Ia kemarin ditarik Rendi tanpa membawa tasnya. " Tasku pasti ada di Serena.. Tapi Aku punya banyak tas. Mana tas yang lainnya. Dikoper mana tasku? Aduuuh...Aku pasti kesiangan lagi"
Melihat Jasmine kelimpungan, Rendi jadi tidak tega. Ia segera turun ke bawah dan ikut mencari koper yang berisi tas serta buku Jasmine. Mereka berdua berlutut membongkar koper satu persatu.
Koper pakaian tidur, koper gaun-gaun, koper sepatu & sandal, koper pakaian santai dan kaos-kaos, celana jeans..Ya..ampuun kopernya begitu banyak. Yang mana yang berisi buku dan tas Jasmine.
Rendi yang sibuk ikut mencari jadi ngomel-ngomel. "Mengapa kopermu tidak kau beri label sehingga kita tidak kesulitan mencarinya, Kemarin Kau masukan kemana buku-buku mu?" Katanya sambil menarik koper-koper Jasmine satu persatu lalu membukanya
"Mengapa Kau baru memberitahu sekarang kalau kopernya harus dikasih label" Kata Jasmine sambil bersungut-sungut.
Rendi melirik dengan sudut matanya. [Laah ini bocah, kan dari kemarin Ia sibuk bikin masalah, mana sempat mereka berdiskusi tentang hal yang beginian] Rendi mengomel dalam hatinya.
Hingga akhirnya sebuah koper besar biru Ia buka dan didalamnya penuh dengan buku-buku pelajaran Jasmine. Rendi berteriak gembira serasa menemukan setetes air di gurun sahara.
"Ini dia bukumu ada..." Kata Rendi sambil mengambil beberapa buku dalam sebuah koper. Jasmine langsung merebut buku itu dari Rendi. "Syukurlah...akhirnya ketemu...Minggir...minggir.... minggir..." katanya Ia lalu menggeser tubuh Rendi dengan kuat sampai Rendi sampai jatuh ke pinggir. "Ya Allah Jasmine.." Kata Rendi sambil bangun. Ia menggelengkan kepalanya takjub dengan kelakuan Jasmine. Tingkahnya kadang seperti preman kadang seperti anak kecil.
"Aku mau mandi. Jasmine kau rapihkan kembali. awas Jangan diacak-acak, biar nanti Bi Enih yang akan membereskan ke dalam lemari" Kata Rendi sambil masuk ke dalam kamar mandi.
Jasmine mengangguk di depan Rendi tapi kemudian matanya berkilat-kilat sambil tersenyum jahat. Kata-kata terakhir Rendi malah memberikan Ilham kepadanya untuk melakukan sesuatu. Setelah Ia memperoleh buku untuk pelajaran hari ini lalu memasukan ke dalam tasnya yang lain. Ia membuka semua koper dan dengan kedua tangannya. Ia mengaduk-ngaduk semua isi koper lalu menaburkannya itu ke atas ranjang, sofa, lantai dan semua. Ia juga menarik sebuah koper yang isinya adalah sepatu-sepatu yang masih dalam dus. Jasmine membuka semua dus-dus sepatunya lalu melemparkan ke setiap arah.
"Ha...ha..ha.." Jasmine tertawa bahagia melihat kamar Rendi yang asalnya super rapih. menjadi seperti area yang terkena angin puting beliung. Pakaian Jasmine berserakan dimana-mana, celana dalam, bra, celana pendek, celana jeans bertaburan bagaikan daun kering yang berserakan di halaman. Usai melakukan itu Jasmine berlari keluar kamar. Dan segera menuju lantai bawah. "Mati..kamu..mati" Kata Jasmine sambil senyum-senyum sendiri.
Di tangga Ia melihat Serena sudah bersiap mau ke sekolah. "Hey.. Serena Kau mau ke sekolah Ayo...ayo..kita pergi ke sekarang" Kata Jasmine sambil menarik tangan Serena.
"Tapi Kau belum sarapan..." Kata Serena sambil terheran-heran melihat wajah Jasmine yang ceria. Bukankah tadi malam Jasmine menangis dengan sedihnya tapi sekarang Ia bagaikan orang yang baru menang lotre.
"Ga apa-apa. Aku mau sarapan di sekolah saja. Ayo cepat...cepat" Kata Jasmine sambil melonjak-lonjak penuh semangat. Serena sedikit keheranan tapi Ia juga takut kesiangan makanya Ia segera mengikuti langkah Jasmine.
Mereka berdua lalu pergi naik Mobil yang dikemudikan oleh Pak Gunawan sopir Rendi selain Andri. Serena terus terheran-heran melihat Jasmine terus tersenyum-senyum.
"Jasmine, Apa kamu baik-baik saja?, Semalam Kau menangis sekarang Kau senyum-senyum. Apa pernikahanmu dengan kakakku telah membuat mu jadi gila" Kata Serena.
"Bukan Aku yang akan jadi gila. Tapi kemungkinan Kakakmu yang akan jadi gila"
"HAAH?? Apa maksudmu? Bukankah Kau kemarin begitu ketakutan?"
"Katakanlah Serena. Apa Kakakmu seorang yang perfeksionis?" Jasmine bertanya dengan penuh semangat
"Ya benar.. Dia orang yang sangat super bersih, super rapih dan super teliti. Lihat saja penampilan dia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Benar-benar bersih tak tercela. Kau lihat kamarnya juga begitu bersih. Tidak banyak orang yang bisa ke masuk ke dalam kamarnya. Ia hanya mengijinkan Bi Enih yang membersihkan kamarnya."
"Ini adalah sesuatu yang sangat bagus..Aku jamin Kakakmu sebentar lagi akan menyuruhku keluar dari kamarnya"
"Terus Kau mau tidur dengan siapa?"
"Aku akan tidur di kamar tidur yang disediakan untuk tamu. Kata Kakakmu kamar itu ada hantunya tapi Aku akan minta pengasuh ku untuk menemani Aku. Aku memang gadis yang paling pintar di dunia ini. Ha...ha...ha.." Jasmine sumringah sekali.
Rendi mengguyur tubuh indahnya dengan air dingin dari shower. Kulitnya teramat putih bagaikan salju. Air mengalir dari ujung rambutnya yang basah lalu ke lehernya. Jakunnya terlihat menonjol dari balik kulit lehernya menunjukkan identitas Rendi sebagai laki-laki sejati. Walaupun tubuhnya tidak kekar tapi sedikit berotot karena Rendi mulai menyukai olahraga membentuk tubuh selain renang yang Ia tekuni bertahun-tahun.
Tangannya bersandar didinding kamar mandi sambil memikirkan Jasmine. Darahnya berdebur bagaikan ombak di Pantai selatan saat laut pasang. Suhu tubuhnya mendadak meningkat dengan drastis. Jasmine bocah tengil itu berhasil membuat perasaannya campur aduk.
Rendi sudah sering bertemu dengan banyak wanita-wanita cantik dari kalangan atas, berpendidikan tinggi, beretika, ber-attitude yang baik dan kaya raya. Tapi jasmine adalah anak bau kencur yang baru sweet saventeen kemarin, bagaimana bisa bocah menyebalkan itu bisa membuat perasaannya dag dig dug. Dan bibir Jasmine bagaikan candu baginya. Rendi meraba bibir merahnya. Matanya terpejam Ia semakin menegang mengingat betapa manisnya bibir mungil itu. Bagaimana bisa mata yang besar tetapi sayu memiliki bibir yang sangat mungil dan tipis.
Rendi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Perasaan cintanya diam-diam semakin mekar bagaikan bunga mawar merah yang merekah di pagi hari. Hari ini Rendi akan pergi ke sekolah Jasmine lagi untuk bertemu dengan wali kelasnya Jasmine lalu mereka akan bersama-sama pergi ke rumah Asri. Asri temannya Jasmine yang ditampar sampai berdarah. Rendi kembali menggelengkan kepalanya. Jasmine benar-benar gadis yang paling liar yang pernah Ia temui.
Rendi lalu meraih handuk yang ada di gantungan handuk. Melingkarkan handuk itu pada pinggangnya yang ramping tanpa lemak sedikitpun. Ia juga meraih handuk kedua untuk mengeringkan rambutnya. Di depan kaca besar yang dipasang dikamar mandinya. Rendi berkaca, Ia melihat wajah tampannya. Wajah tampan tapi tidak menjamin Ia bisa naik ke pelamin sesuai rencana.
Rendi selain perfeksionis Ia juga orang yang penuh dengan perhitungan dan rencana. Dia adalah orang yang lebih banyak menggunakan otak kiri dibandingkan otak kanan. Hidup harus sesuai prosedur dan rencana. Jadi ketika dia mulai berpacaran dengan Yesi, Ia sudah merencanakan bahwa setelah selesai kuliah dan kerja barang setahun dua tahun. Ia akan menikahi Yesi di usianya yang ke-25. Tapi naas baginya Yesi memutuskan sebelum kuliahnya tamat. Sehingga kemudian dengan patah hati setelah lulus Rendi melarikan diri keluar negeri dan menyelaikan masternya di Amerika. Lalu kembali ke Indonesia mengelola perusahaan property yang sudah merupakan hak nya yang diberikan oleh kakeknya.
Rendi mengelus pipinya yang begitu mulus dan bersih. Darah Korea Ia peroleh dari ibunya, darah itu mengalir dengan kuat membuat fisiknya lebih didominasi gen ibunya dibandingkan ayahnya. Jadilah Ia seperti orang asing yang terdampar di negeri sendiri. Banyak perlakuan yang kurang menyenangkan Ia terima karena wajahnya yang kelewat tampan. Dari mulai dilirik oleh orang setiap Ia muncul di tempat umum, sampai dikejar-kejar agensi model yang tidak pernah putus asa ingin merekrutnya menjadi model mereka.
Dikejar-kejar wanita yang mengharapkan cintanya juga di pelotototi juga para pria yang mencintai sesama jenis. Sungguh menjijikan. Rendi menarik nafas panjang. Mungkin bagi pria tipe mata keranjang ketampanan adalah suatu anugrah untuk menjerat para gadis. Tapi bagi Rendi yang sangat mengagungkan perasaan cinta, Ia tidak pernah berniat menjadi pria murahan yang mengobral perasaan cintanya hanya untuk memuaskan nafsu. Cinta bagi Rendi adalah perasaan sakral yang hanya akan muncul pada wanita yang menjadi istrinya.
Rendi mengeringkan rambut basahnya menggunakan hairdryer lalu setelah kering Ia melangkah keluar. Tapi di depan pintu Ia terpeleset sesuatu sehingga tubuhnya limbung mau terjatuh. Rendi terbelalak melihat penyebab Ia terpeleset adalah sepatu kets milik Jasmine. Ia mengangkat sepatu itu dengan sebelah tangannya. Bingung bagaimana bisa ada sepatu kets didepan pintu kamar mandi. Dan ketika Ia melihat ke dalam kamarnya.
Muka Rendi langsung merah padam dengan tubuh gemetar menahan marah. Kamarnya yang super rapih berubah jadi tempat yang mengerikan. "Ya Allah..Jasmine!!! Apa yang sudah kau lakukan. Kau keterlaluan. Aku bilang jangan diacak-acak malahan Kau sengaja membuat kekacauan. Awas kamu yah..Awas..Akan Aku bunuh kamu dengan kedua tanganku sendiri" Rendi morang-maring sambil membereskan kamarnya.
Satu persatu pakaian Jasmine di ambil dan dikumpulkan dengan teliti. Bahkan Ia memilah setiap jenis pakaiannya. Rendi melihat beberapa celana Jasmine yang memiliki motif kartun.
Rendi menyeringai lebar. Siapa suruh Kau menebarkan pakaianmu seperti ini. Akan ada reaksi setelah Kau melakukan aksi. Mata balas mata, tangan balas tangan dan kaki balas kaki. Kau sudah membuat kamarku jadi berantakan. Sekarang Aku akan membuang semua barang-barang mu yang membuat Aku jadi mual. Kata Rendi dalam hati sambil mengambil semua pakaian dalam yang Ia tidak suka lalu melemparkannya ke dalam tempat sampah. Ia juga mengambil semua pakaian tidur Jasmine yang bermotif hello Kitty, Doraemon, Mickey Mouse dan sebagainya.
Rendi juga memasukan ke dalam tempat sampah. Benar-benar balas dendam yang sempurna. Nanti pulang Ia akan membawa Jasmine ke toko pakaian dalam dan membelikan gantinya. Hampir dua jam Ia membereskan barang-barang Jasmine.
Untungnya Ia memiliki ruangan khusus untuk menyimpan pakaiannya yang sangat banyak dan ruangan itu cukup luas untuk digunakan bersama.
Rendi tersenyum puas atas hasil kerjanya sampai-sampai Ia tidak menyadari sudah hampir setengah sembilan. Rendi tergesa-gesa berpakaian lalu turun untuk pergi ke sekolah Jasmine.
ความคิดเห็นย่อย
คุณลักษณะความคิดเห็นย่อหน้าอยู่ในขณะนี้บนเว็บ! เลื่อนเมาส์ไปที่ย่อหน้าใดก็ได้แล้วคลิกไอคอนเพื่อเพิ่มความคิดเห็นของคุณ
นอกจากนี้คุณสามารถปิด / เปิดได้ตลอดเวลาในการตั้งค่า
เข้าใจแล้ว