Rendi bersiap dengan kemeja dan jasnya. Semua keluarganya sudah menunggu di ruang keluarga. Wajah Rendi terlihat keruh. Tapi Ia benar-benar tidak bisa mengelak lagi. Ia sudah berjanji. Rendi menghela nafasnya, sesaat pikirannya melayang mengingat Yesi yang sudah melakukan tindakan yang membuatnya kaget. Rendi meraba bibirnya yang dicium paksa oleh Yesi. Ia lalu menggelengkan kepalanya. Waktu ternyata dapat merubah sifat seseorang. Atau memang Yesi tidak dapat menahan perasaan dan emosinya?
"Kakak!! Cepatlah, Kita semua sudah menunggu. Acaranya dimulai pukul tujuh lho Kak," Serena terdengar mengetuk pintu kamarnya. Malas-malasan Rendi keluar.
"Ya..ya..ini juga mau keluar"
Serena menatap wajah kakaknya yang sedikit keruh. "Mau dinikahin Kho murung, cheer up atuh Kak"
"Nikah paksa" Rendi bersungut-sungut sambil melangkah menuju keluar. Serena menutup mulutnya menahan tawa. Salah sendiri ga nikah-nikah. Giliran dipaksa baru kapok.
Semua orang sudah berkumpul menunggu Rendi. Tidak ada satupun yang berkomentar. Mereka tahu Rendi tidak menyukai pernikahan ini. Hanya Serena saja yang selalu berani menggodanya.
Ayahnya Rendi menepuk pundak putranya. "Maafkan Ayah. Ayah tidak kuasa menahan Kakekmu" Katanya prihatin.
Rendi menggelengkan kepalanya. " Tidak apa Ayah, mungkin ini yang terbaik"
"Tentu saja Ayah!! Dari dulu firasat Kakek tidak pernah salah. Kakak Rendi pasti hidup bahagia dengan Jasmine" Serena berkata Dibelakang Rendi.
"Anak kecil tau apa?" Kata Rendi sebal
"Ingat Kakak..Dia adalah temanku" Serena tertawa lebar.
"Serena!! Jangan ganggu kakakmu!!" Ibunya membentak Serena. Serena langsung mingkeum. Rendi mengusap-usap kepala adiknya. "Tidak apa-apa Bu, Serena cuma terlalu perduli sama kakaknya"
Serena menjulurkan lidahnya pada ibunya.
"Cuma Kak Rendi yang sayang sama Aku dirumah ini" Kata Serena sambil memeluk Kakaknya.
Semua jadi tersenyum bahagia.
***
Pernikahan dilangsungkan di Villa milik Kakek nya Jasmin di Daerah pegunungan C. Tidak ada pesta resepsi megah. Karena memang pernikahannya hanya akan diselenggarakan diam-diam. Resepsi akan digelar setelah Jasmine selesai sekolah. Jadi sekarang Hanya akan ada akad nikah yang dihadiri oleh keluarga dan pihak KUA.
Suasana di Villa sudah ramai. Walaupun hanya Keluarga tetapi karena yang hadir dua keluarga maka yang datang cukup banyak juga. Diam-diam Kakeknya Jasmine membawa calon istrinya. Seorang Janda berusia lima puluh tahun. Jasmine baru tahu kalau kakeknya punya kekasih. Ih..usia sudah enam puluhan masih genit. Pantesan maksa-maksa Jasmine nikah mungkin dia ingin menikah juga.
Jasmine jadi makin morang-maring. Gaun putihnya yang sangat indah karena bertabur kristal tidak membuat Jasmine terhalang untuk mondar-mandir di kamar pengantinnya. Mahkota Tiara milik Neneknya Rendi terlihat sangat indah dikepala Jasmine. Rambut panjangnya ditata ke atas dan dijuntaikan sedikit ke arah wajahnya yang mungil. Malam ini bulan purnama saja sampai minder melihat Jasmine.
Mereka segera menyembunyikan diri dibalik awan kalah dengan pesona Jasmine yang luar biasa. Bibirnya yang mungil terpoles lipstik warna merah muda. Riasan wajah yang ringan tetapi malah semakin memancarkan keindahan dan pesona Jasmine.
Mbok Narsih berulangkali berdecak kagum. Nonanya ini makin lama makin cantik. Sungguh beruntung pria yang bisa menikahinya. Ia lah yang tahu bahwa Jasmine sebenarnya sangat baik. Tetapi Ia kekurangan kasih sayang ayah dan ibu. Hidup berdua hanya dengan kakeknya yang bahkan sering bepergian ke dalam dan luar negeri membuat hidup Jasmine menjadi tidak terkendali. Memang sudah saatnya harus ada yang mengendalikan.
"Non...senyum dikitlah, Biar cantiknya makin terlihat" Kata Mbok Narsih sambil membetulkan gaun Jasmine yang sedikit kusut dibagian pinggang. Pinggang Jasmine begitu ramping dengan pinggul yang berisi. Sepasang kaki yang panjang yang hampir selalu tertutupi. Jasmine tidak memiliki rok pendek. Ia keluar selalu mengenakan celana jens panjang. Kecuali di rumah Ia baru mengenakan celana pendek. Jasmine juga tidak memiliki banyak gaun. Hanya beberapa untuk menghadiri pesta undangan.
Jadi setiap Jasmine mengenakan gaun hasilnya pasti menjadi sangat luar biasa.
"Nona.. Keluarga mempelai pria sudah datang. Akadnya akan segera dimulai" Tiba-tiba dari arah pintu ada suara.
Jasmine semakin cemberut. "Aku bersumpah akan membuat pria itu hidup menderita"
"Hus..jangan berbuat durhaka terhadap suami sendiri" Mbok Narsih sambil menuntun Jasmine keluar dari kamar. Mata Jasmine jadi berkaca-kaca saking marahnya.
Ketika Jasmine menuruni tangga suasananya persis seperti Cinderella yang menuruni tangga menuju ruangan pesta dansa.
Rendi sampai terpesona, matanya menatap takjub pada Jasmine. Bukan hanya Rendi tapi Fatih dan Sandri dua orang sepupu Rendi langsung menjadi iri. Dan mulai menuduh kakek mereka pilih kasih. Kenapa bukan mereka yang dijodohkan dengan Jasmine.
Wajah mendung Jasmine tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun. Malah semakin membuat Jasmine tambah cantik.
"Naaah... Cucuku yang cantik sudah turun. Ayo kita mulai akadnya biar cepat selesai. Nanti keburu malam." Anwar Kakeknya Jasmine menyambut Jasmine. Jasmine melirik kakeknya dengan sebal. Mau membuangnya agar Kakeknya bisa menikah lagi. Huh... kebangetan. Jasmine ngomel-ngomel ga karuan.
Jasmine lalu melirik ke arah Rendi dan Rendi juga meliriknya. Rendi tersenyum tapi Jasmine membalasnya dengan Manyunan. Bibirnya sampai berkerut-kerut. Matanya melotot judes. Rendi mengangkat alisnya. Wajah Jasmine sudah menunjukkan Ia siap mengajak perang pada Rendi.
Rendi sendiri tetap bersikap tenang, Di usianya yang ke dua puluh tujuh adalah hal konyol kalau harus melayani gejolak emosi masa puber. Dan yang paling konyol adalah Kakeknya yang menikahkan dia dengan anak SMA.
Mulut Jasmine mencibir ke arah Rendi. Rendi mengangkat alisnya sambil tersenyum. Ia melangkah tenang menuju ruang tempat akad berlangsung.
Jasmine dan Rendi duduk di depan penghulu dari KUA. Pak Penghulu tampak surprise melihat calon pengantinnya. Bagaikan menikahkan artis sinetron. Pak penghulu menikmati kejadian langka ini.
Ketika Rendi membacakan akad pernikahan. Jasmine malah melirik ke kiri dan ke kanan. Kemudian Matanya berbenturan dengan mata Serena. Serena melotot sambil memberikan isyarat agar Jasmine fokus. Tapi Jasmine malah menjulurkan lidahnya. Fatih adalah sepupunya Rendi, usianya baru 25 tahun. Fatih menangkap momen Jasmine saat menjulurkan lidahnya. Hatinya langsung terpanah.
Fatih langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan Ia sekarang merasa bahwa Kakeknya telah bertindak tidak adil. Fatih sering kali merasa bahwa Kakeknya lebih menyayangi Rendi dibandingkan dirinya. Dia lebih muda dua tahun dari Rendi. Harusnya Ia paling di sayang.
Diantara tiga cucu laki-laki Pak Kasmita. Ia adalah yang paling muda dan Rendi kedua. Ia anak dari putra bungsu Pak Kasmita. Sedangkan Rendi anak dari putra sulung Pak Kasmita. Ibunya Rendi meninggal pada saat melahirkan Rendi membuat Ia di besarkan oleh neneknya. Itulah yang membuat ada perbedaan yang membuat Fatih merasa iri terus menerus.
Fatih menatap Rendi dengan perasaan benci. Ia selama ini berusaha menahan diri. Tapi melihat Jasmine yang begitu cantik diberikan kakeknya kepada Rendi membuat kesabaran Fatih habis. Cukup sudah Ia menahan diri. Walau Jasmine sudah menjadi milik Rendi, Ia akan diam-diam menjerat gadis itu untuk menjadi miliknya. Bukankah umur Jasmine baru 17 tahun. Masih banyak kemungkinan yang akan terjadi.
Fatih menyaksikan Jasmine yang terlihat malas-malasan menghadapi akad nikahnya. Ia malah menoleh kesana-kemari. Bagai anak kecil yang sedang bosan. Dan ketika mata Jasmine tidak sengaja memandang ke arah Fatih. Fatih segera tersenyum sempurna. Wajahnya yang memang sangat tampan dan macho mencoba memberikan kesan menggoda pada Jasmine.
Melihat Fatih tersenyum genit, Jasmine mengerutkan keningnya. Tanpa sengaja Ia mencekal erat tangan Rendi saking sebalnya melihat senyum Fatih. Rendi menoleh ke arah Jasmine. Tersenyum lembut, Jasmine terbatuk-batuk sambil melepaskan tangannya dengan cepat. Jantungnya hampir bergeser dari tempatnya.
Semua mengucapkan Alhamdulillah dan mengangkat tangan memberikan doa kepada Rendi dan Jasmine atas pernikahan mereka. Jasmine ikutan ngunyem-ngunyem ga jelas. Tapi yang jelas Ia ikutan membaca surat Alfatihah diakhir do'anya.
Acara selanjutnya adalah acara sungkeman. Acara yang harusnya penuh Isak tangis malah membuat Jasmine menguap beberapa kali. Ia teringat malam ini harusnya Ia balapan motor melawan Alex. Alex adalah kepala geng motor GNR Ia adalah pembalap jalanan no 1. Dan semenjak kedatangan Jasmine, Alex sekarang mendapatkan lawannya. Ia hampir tidak percaya kalau Ia kalah oleh seorang wanita.
Karena itu, Alex sangat menghormati Jasmine. Ia selalu melindungi Jasmine dari anggota-anggota geng motor lainnya yang berniat mengganggu Jasmine. Jasmine sendiri hanya suka dengan balapannya saja. Ia tidak pernah ikut-ikutan melakukan hal-hal yang tidak bermoral. Bahkan merokok pun tidak.
Jasmine yang galak juga belum pernah punya teman dekat laki-laki satupun. Satu-satunya laki-laki yang selalu mengekornya adalah Iksan. Laki-laki itu bagaikan bayangan Jasmine. Kemana saja Ia pergi, Iksan akan mengekornya. Iksan lebih seperti Pelayan pribadi daripada temannya.
Jasmine adalah satu-satunya wanita di geng motor yang tidak pernah tersentuh. Selain Ia jago karate Ia juga ada dalam lindungan Alex yang sangat disegani di kota B. Kepala geng motor yang paling dihormati dan disegani geng lainnya. Siapa saja yang berani menggoda Jasmine maka Ia akan babak belur dihajar anggota Alex.
Jasmine melihat jam dinding ketika Ia sungkem pada neneknya Rendi. Neneknya Rendi menangis memeluk Jasmine. Tapi Jasmine malah berpikiran apa Ia bisa menyelinap malam ini untuk ikut balapan motor.
"Semoga Kalian hidup bahagia" Kata Neneknya Rendi sambil mencium ubun-ubun Jasmine. Jasmine menganggukan kepalanya.
"Betapa cantiknya Kamu Nak, semoga Rendi dapat membahagiakanmu." Kata Neneknya Rendi sambil meraih tangan Jasmine dan mengelusnya. Rendi melirik penuh minat. Jadi pengen ikutan ngelus tangan halus itu.
Jasmine melirik ke arah Rendi yang sedang memandang tangannya lalu memandang wajah Jasmine. Rendi nyengir melihat mata Jasmine yang melotot.
"Kalau Kau melotot terus, Nanti matamu meloncat keluar dan ga balik lagi" Rendi berbisik. Jasmine mengeram geram 'Awas..liat aja nanti, Aku akan membuat mu jatuh berlutut di kakiku dan segera menceraikan Aku' Jasmine berkata dalam hati.
Jasmine dan Rendi kemudian menerima ucapan selamat satu persatu dari seluruh anggota keluarganya. Ketika terakhir disaat yang lain menikmati hidangan pesta. Jasmine menerima ucapan selamat dari Serena. Serena memeluk erat tubuh Jasmine.
"Kau hendak mengucapkan selamat atau hendak membunuhku dengan pelukanmu" Bisik Jasmine. Serena tertawa heheh..sambil melepaskan pelukannya.
"Semoga Kau dan Kakakku hidup berbahagia" Kata Serena.
"Jangan terlalu banyak berharap dengan do'amu. Kakakmu bukan kriteria yang pas buat jadi suamiku" Kata Jasmine.
"Bukannya Kau suka sama Cha Eun Woo" Kata Serena lagi.
"Suka sebatas idola, tapi tidak untuk dijadikan suami. Kakakmu terlalu manis dan lembut untuk jadi suamiku. Ia tidak akan kuat melawan ku"
Serena menggelengkan kepalanya.
"Kau coba saja malam ini. Kalau Ia sampai merangkak dikakimu maka Aku Serena sampai kita lulus dari sekolah akan menggantikan tugas Iksan untuk membawakan tasmu kemana-mana"
Mata Jasmine melotot " Apa benar??" Ia tertarik mendengar tantangan Serena. Bintang pelajar seperti Serena akan membawakan tas milik Jasmine kemana-mana. Hmmm... sangat menarik.
"Aku bersumpah" Kata Serena sambil mengangkat dua jari tangan nya. Serena meyakinkan Jasmine.
"Aku akan berikan video nya, video saat Kakakmu merangkak di kakiku" Jasmine tertawa lebar. Ia mengepalkan kedua tangannya. Tidak sabar masuk ke dalam kamar pengantin. Ia akan menghajar Rendi sampai Ia merangkak.
"Tenang saja Serena. Aku tidak akan menghajar wajah Kakakmu, Aku hanya akan menghajar kakinya. Aku tidak tega melukai wajahnya yang begitu halus. Bahkan lebih halus dari wajahku. Aku berani taruhan, Kalau Kakakmu memakai gaun yang sama dengan ku maka Aku akan kalah cantik dengan kakakmu."
Serena tertawa terbahak-bahak mendengar celotehan Jasmine. Serena membayangkan Rendi memakai gaun pengantin Jasmine. Tapi kemudian Ia menyadari bahwa kalau Rendi benar-benar memakai gaun itu ada kemungkinan kecantikan Jasmine akan kalah telak.
Kenapa ada laki-laki yang begitu tampan sekaligus cantik seperti kakaknya. Hanya ketika Rendi bertelanjang dada Ia terlihat seperti laki-laki. Dadanya kini berubah menjadi bertambah kekar karena akhir-akhir ini Rendi mencoba mengolah tubuhnya agar terlihat lebih macho.
ความคิดเห็นย่อย
คุณลักษณะความคิดเห็นย่อหน้าอยู่ในขณะนี้บนเว็บ! เลื่อนเมาส์ไปที่ย่อหน้าใดก็ได้แล้วคลิกไอคอนเพื่อเพิ่มความคิดเห็นของคุณ
นอกจากนี้คุณสามารถปิด / เปิดได้ตลอดเวลาในการตั้งค่า
เข้าใจแล้ว