"Hanya tersisa satu menit lagi!" ucapnya, namun dengan menggunakan intonasi yang berbeda dari Alman yang biasa Azra dengar.
"Azra menjauhlah darinya!"
Mendengar sebuah suara memanggilnya Azra berbalik. Itu Afnan? mengapa dia juga berada disini? dan siapa orang-orang yang berada di dekatnya? pikir Azra dengan alis yang sedikit berkerut.
sebelum sempat dia berdiri, hawa di sekelilingnya berubah jadi dingin. Azra dapat merasakan tubuhnya seketika menggigil, perasaan ini tidak asing. Azra lalu menoleh kembali ke arah Alman.
Tatapan mata Alman saat melihat Afnan seperti seekor harimau yang siap mencengkram mangsanya. Alman bangkit dari duduknya, dan hanya dengan satu hentakan tangannya kelima orang itu terhempas keudara.
DEG... Azra sangat terkejut melihatnya, dan dengan gerakan cepat berusaha menjauh dari Alman, namun tanpa diduga Alman menariknya kedalam pelukannya. Pelukan itu sangat erat seakan tak ingin Azra pergi dari sisinya.
"Lepaskan aku ! Siapa sesungguhnya dirimu?" Azra berusaha melepaskan dirinya, namun Alman tetap membekapnya dengan sangat erat.
Azra dapat merasakan sensasi yang membuatnya merasa sejuk, ketika wajahnya mendarat tepat di dada Alman. Tak bisa dipungkiri bahwa Azra merasa sedikit nyaman dalam pelukannya.
Waktu terus berlalu hanya tersisa 30 detik lagi, kedua lingkaran segel sudah hampir menyatu dengan sempurna. Afnan dan yang lain yang telah terhempas dengan keras segera melakukan penyerangan secara bersamaan.
Mereka melakukan serangan kombinasi, berusaha merebut Azra dari tangan pria dingin itu. Namun berapa banyak pun mereka menyerang dan seberapa kuat pun kekuatan yang mereka kerahkan, hanya akan di tangkis dengan mudah olehnya.
Seberapa kuat kekuatan yang dimiliki oleh pria itu? untuk menyentuh tubuhnya saja sangat sulit! bahkan dia tak bergerak dari tempatnya seinci pun untuk menghindari serangan bertubi-tubi yang di lancarkan ke arahnya.
Dengan sebuah pedang yang melekat di tangan kirinya, dia menangkis setiap serangan. Dan tangan kanannya tetap menahan Azra dalam pelukannya.
Seberapa kuat pun Azra berusaha melepaskan dirinya, dekapan pria itu tak juga terlepas. Entah mengapa kekuatannya seolah terserap oleh sesuatu, mungkinkah kekuatannya telah disegel dalam lingkaran yang dia pijaki.
DING..DONG..DING..DONG..
Bel sebuah jam berbunyi tanda waktu sudah mencapai tengah malam, lingkaran kedua segel telah menyatu dengan sempurna. Dalam dekapannya pria itu dapat merasakan perubahan pada diri Azra, dia melepaskan pelukannya dan dengan kekuatan penuh menyalurkan kekuatannya ke dalamnpedang yang dia genggam.
BUM... Afnan dan yang lain tak mampu menahan serangan yang besar menghantam ke arah mereka. Serangan itu telah meninggalkan sebuah luka yang cukup parah pada tubuh mereka.