ดาวน์โหลดแอป
10% Man Without Light / Chapter 2: Bagian 2

บท 2: Bagian 2

Bau darah hewan yang amis terasa menyengat saat ia berjalan semakin dekat dengan tujuannya. Hingga mulai terlihat tulisan "SMA Moon Light" terpajang besar di atas gedung bercatkan hitam dan putih.

Panas dingin ia rasakan saat tiba di halaman sekolah itu.

"Semoga tidak ada yang mencurigai identitasku." kalimat itu terus terlintas dipikirannya.

Perlahan ia melangkah memasuki sekolah itu. Terlihat beberapa siswa sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia merasa sedikit lega, karena tidak ada yang memperhatikannya.

"Hoy!" tepukan dari belakang yang mengagetkan Eunwoo.

"Wah... Kaget ya? Sory, sory." lanjut pria yang mengagetkannya. Eunwoo menatapnya waspada dan heran.

"Hahah ... kau tidak tau ya? Aku pemilik sekolah ini, lho." jelasnya karena tidak ada reaksi dari pria yang ia sapa. Namun Eunwoo menatapnya dingin dan melangkah meninggalkannya.

Pria itu termenung sebentar dan akhirnya menghadang langkah Eunwoo yang masih belum jauh darinya, "Wooh... Perkenalkan, namaku Avan Kysa. Kau bisa memanggilku Avan." ucapnya sambil menjulurkan tangan.

"Cha Eun Woo!" ucap dingin Eunwoo setelah menghentikan langkahnya dan tanpa meraih uluran tangan Avan.

Avan masih dengan uluran tangannya, mencoba menggerakan kecil tangannya berniat menunggu Eunwoo menggapainya, namun nihil.

"Wah... Kau menarik juga." Avan perlahan menurunkan tangannya.

"Avan!" teriak pria paruh baya yang tidak jauh dari mereka. Avan membalikkan pandangannya kepada pria paruh baya itu dan melambaikan tangan, tanda untuk menunggu.

"Wah... Sayang sekali aku sudah harus pergi. Sampai bertemu nanti." Avan mengedipkan sebelah matanya sebelum akhirnya berlari kecil meninggalkan Eunwoo.

Eunwoo memandangnya dingin. Saat Avan sudah tak lagi terlihat. Dengan cepat ia menghela napas panjang, merasa lega yang sedari tadi membuatnya takut jika Avan curiga padanya.

Kini disekitarnya telah sepi, tidak ada lagi seorangpun yang terlihat. Tidak sia-sia ia menunggu sedari tadi sampai kerumunan siswa itu pergi dari depan mading.

Eunwoo berjalan menuju mading untuk mencari tahu di mana penempatan namanya di kelas yang sudah diatur. Setelah menemukannya, ia kembali berjalan menuju aula tempat semua murid berkumpul.

Saat tiba di aula, anehnya seluruh pandangan siswa tertuju padanya. Mereka seperti sudah bersiap menunggu kehadirannya.

Langkahnya tiba-tiba terhenti, saat melihat Avan tengah berdiri di atas panggung memegang mic dengan sebuah kantong darah di tangannya. Hal itu membuat Eunwoo gusar. Avan yang menyadari kehadiran Eunwoo memperlihatkan Senyuman tipis di wajahnya.

"Ayo. Kemarilah Eunwoo." Ucap Avan lembut. Lalu Avan kembali menatap murid di aula, "...Ayolah, jangan memandanginya terus, kalian membuatnya tidak nyaman." ucap Avan dengan santai.

Mendengar ucapan Avan seketika membuatnya merinding. Kemudian ia melangkah memberanikan diri untuk berjalan melewati para murid yang tak henti memandanginya. Selangkah demi selangkah yang ia lakukan membuat jantungnya semakin berpacu cepat.

Apakah mereka semua mencurigaiku? Apa sebenarnya yang telah terjadi?

"Ada apa? Apa kau takut?" tanya Avan kepada Eunwoo yang kini sudah tiba di sebelahnya. Eunwoo berusaha menenangkan dirinya dan mengatur napasnya.

Avan kembali mengalihkan pandangannya kepada seluruh siswa di depannya, "Baiklah. Sekali lagi selamat datang untuk kalian semua di SMA Moon Light. Seperti yang sudah aku katakan pada kalian sebelumnya. Aku ingin memberitahukan pada kalian semua tentang pria di sebelahku ini." Avan diam sejenak, membuat semua orang bertanya-tanya dan menjadikan Eunwoo semakin khawatir, "... Dia adalah orang spesial." lanjutnya tersenyum tipis.

Seluruh siswa semakin bertanya-tanya setelah mendengar ucapan Avan.

Spesial? Memangnya siapa dia?

Sementara Eunwoo terkejut dan memandang Avan bingung, "Spesial? Apa dia tahu identitasku? Inikah awal dan akhir bagiku? Tapi bagaimana mungkin, aku bahkan tidak mengenalnya?" kata Eunwoo dalam hati.

Avan menatap paham pada seluruh murid, "Apa kalian masih tidak mengerti ucapan spesial dariku? Baiklah. Aku akan memperjelasnya. Perkenalkan, dia adalah Cha Eunwoo. Dia akan menjadi wakil Ceo sekolah ini, jadi perlakukan dia sebaik mungkin seperti kalian memperlakukanku." Avan diam sejenak dan kembali melanjutkan ucapannya, "Dan ... jika di antara kalian tidak tunduk, maka bersiaplah kalian akan mati di tanganku." Avan milirikkan pandangannya kepada Eunwoo. Tersenyum penuh arti, kemudian memberikan kantung darah yang ia pegang kepada Eunwoo.

Eunwoo terkejut dengan tindakan yang Avan lakukakan, "Apa maksud ucapannya? Mengapa ia mengatakan itu? Lalu untuk apa darah ini?" Eunwoo menatap kantung darah yang di berikan Avan bingung, ada perasaan takut yang menyelimuti dirinya. Lidahnya kelu tak bisa membantah perkataan Avan. Ia merasa Avan sangat berbahaya melihat semua siswa tunduk dengan ucapannya.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C2
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ