Karena tidak punya pilihan lagi, Shin mengumpulkan kekuatannya. Setelah itu ia mengintai dari balik pohon sambil melepaskan pelatuknya beberapa kali.
Dor ... Dor ... Dor ... Suara pistol saling bersautan bersamaan dengan suara gemerisik air dan burung di pagi hari.
"Ahhh ... " Shin meringis saat lengan kirinya terkena satu tembakan. Ia pun kembali bersembunyi di balik pohon sambil bersandar menatap darah yang keluar. Ia pun menangis karena kehilangan harapan untuk selamat.
Padahal ia menyisakan 0.1 persen kemungkinan ia berhasil kabur. Tapi, kini dia terluka dengan tubuh yang amat lemah.
'Apakah ini akhir dari hidupku? Jika iya, bolehkah aku meminta satu hal saja! Aku ingin bertemu Oumma dan hidup dengan bahagia!' Batin Shin sembari merapikan rambutnya dengan darah yang menempel di wajahnya. Bekas tangan yang menyentuh lengannya yang tertembak.