Putri mendekati Irfan yang masih memasang wajah masam, sedangkan Irfan masih menatap pada Steve yang belum beranjak dari duduknya.
"Aku pikir kamu akan langsung pulang." Ujar Putri, tapi anehnya Irfan justru malah menjauhinya.
"Hei... itu kursi kerjaku." Tunjuk Irfan pada kursi kerjanya, sedangkan Steve sepertinya enggan untuk beranjak dari duduknya.
"Memangnya di kursi ini ada namamu?" Steve melihat kearah kursi yang sedang ia duduki, "tidak ada tuh, ah... aku kan lupa kalau kamu ini sedang lupa ingatan." Cibir Steve kembali, dan semakin puas ketika melihat wajah Irfan yang semakin geram.
"Kau pikir ini lucu, cepat menyingkir dari kursiku!" Irfan sudah dengan lantang berucap. Putri segera menghampiri keduanya, berharap tidak pertikaian antara kedua pria tersebut.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, review bisa berulang-ulang lohh
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
terimakasih