Suasana restoran tempat dimana Irfan dan Rita berada masih tampak sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang terlihat. Itu pun letak mereka sangat berjauhan degan Rita dan Irfan, sepertinya pembicaraan mereka tidak boleh terdengar oleh siapapun.
Karena Irfan memperhatikan, pengunjung restoran selalu diarahkan untuk menjauh dari meja mereka. Rita masih bersikap santai, sudah separuh ia menghabiskan kopinya menatap Irfan yang masih diam dan belum mengatakan apapun.
"Bagaimana? Kepalamu rasanya mau pecah ya?" Cibir Rita terkekeh, dan Irfan hanya mendengus kesal. "Masih banyak hal yang harus kamu ketahui Irfan Wijaya, tapi tenang saja Toro akan membantumu. Setiap harinya dia akan memberikan informasi, yang seharusnya bisa membantumu untuk bisa mengingat.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, review bisa berulang-ulang lohh
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
terimakasih