"Fiuh....Ini seperti bom waktu, yang siap meledak kapanpun." Raja mulai memainkan jari jemarinya seakan-akan bom akan keluar dari ujung jemarinya.
"Aku pernah melihatnya, waktu itu pada saat malam perayaan tunanganmu kan Putri?" Wira mencoba mengingat kejadian acara pertunangan Irfan dan Putri.
"Aku pun terkejut, saat tau Andi ada disana. Tapi dia mengatakan bahwa ayahnya merupakan kolega dari keluarga Wijaya. Sampai saat itu, aku pun tidak memikirkan lebih jauh lagi." Putri memberikan penjelasan, yang dia sendiri masih tidak percaya.
Mereka semua sedang berkumpul di galeri, saling bertukar informasi atas apa yang sudah mereka selidiki.
"Tapi apa Andi tau mengenai ini? Atau jangan-jangan dia sebenarnya..." Rian mulai menerka.
"Tidak, aku belum mengatakan apapun mengenai ayahnya. Dan Andi tidak mungkin sejahat itu, bahkan ia rela membantu dan menolong Sabrina." Putri memotong ucapan kakaknya.
Terimakasih untuk yang sudah membaca sampai bab ini.
Jangan lupa untuk dukung saya. caranya.
1. Vote dengan Power Stone.
2. Berikan Review dan komentar anda.
3. Beritkan Rate bintang lima untuk bab yang sudah dibaca
4. Share Cerita ini pada teman dan keluarga ya.
Terimakasih :)
Find me on IG Sita_eh