Di mana ini?
Itu sudah jelas adalah pertanyaan pertama yang akan kau ajukan saat mengalami hal seperti Sakura, dan berdoalah agar kalian tidak mengalami nasib seperti itu.
Wanita pirang itu, belakangan Sakura tahu ternyata bernama Nyonya Senju, tapi Sakura masih tetap tidak tahu siapa dia sebenarnya. Apakah Nyonya Senju ini adalah Ibunya? Ah, rasanya itu janggal. Sakura sama sekali tidak merasakan perasaan kasih apa pun saat dekat dengannya.
Nyonya Senju menuntun Sakura berjalan ke halaman rumah sakit menuju parkiran dan membuka pintu sebuah mobil suspensi platina yang mewah yang terparkir di hanggarnya dan menyuruh Sakura masuk dengan hati hati.
Sebelum Nyonya Senju juga masuk, wanita itu berbalik dan sedikit berteriak kepada pria platinum yang sedang membawa barang-barang Sakura agar berjalan dengan lebih cepat, kemudian masuk ke mobil dan menyalakan mesin dengan identifikasi sidik jari kaki dan kornea mata.
Setelah pria platinum itu masuk ke mobil dengan terengah-engah si kursi pilot, mobil itu mulai meluncur ke jalanan dan entah kenapa, terus naik seolah memiliki sayap dan ketika sampai di ketinggian tertentu, mobil itu kembali meluncur tanpa hambatan.
"Kau benar-benar lamban!" Keluh Nyonya Senju.
"Salahkan petugas identifikasi nya yang bekerja dengan lamban," sahut pria platinum itu. "Dia menginspeksi kornea mataku selama hampir sepuluh menit. Belum lagi, aku harus melakukan pembayaran. Nyonya pikir itu tidak butuh waktu lama?"
"Yah, sama saja!"
"Tentu tidak!"
Kemudian, dia orang dewasa yang usianya sudah lewat untuk bertengkar seperti anak kecil mulai berdebat, kebanyakan meperdebatkan tentang identifikasi kornea mata.
Identifikasi kornea mata? Demi Tuhan, apalagi itu? Keluh Sakura.
Yah, setelah keluar dari kamarnya dari bangsal rumah sakit, bukannya membaik, Sakura merasa sakit kepalanya bertambah parah. Bagaimana tidak, pemandangan di luar benar-benar berbeda dengan pemandangan apa pun yang pernah Sakura lihat selama dua puluh tahun kehidupannya di muka bumi!
Rumah sakit itu sangat ramai dan amat sangat besar sekali. Apa kau pernah melihat Disneyland Jepang? Itu bahkan hanya setengah dari luas wilayah rumah sakit ini! Jalan-jalan besar memenuhi permukaan tanah dan bahkan jalan jalan besar dibangun di atas kepala mereka dan terlihat seolah jalan-jalan itu melayang tanpa tiang penyangga di udara. Langit terlihat aneh karena hanya ada biru muda yang benar-benar muda di sana, tanpa awan atau embel-embel lainnya. Dan kau harus melihat sesuatu yang mirip pohon yang tumbuh di sekitar situ. Benar, batangnya terlihat seperti kayu, tapi sesuatu yang seharusnya menjadi daunnya malah berwarna perak dan terlihat seperti kapas.
Tenggorokan Sakura tercekat.
Demi Tuhan, tempat apa ini? Ini bukan duniaku, aku harus pulang!! Ah ya, ini pasti mimpi!
Sakura mencubit lengannya sendiri dan mengaduh keras-keras. Nyonya Senju yang menuntunnya segera memusatkan fokus padanya dan bertanya dengan raut khawatir, "Nona, kau baik?"
Sakura mengerjap. Astaga, Bodoh! Dasar Baka Sakura! "Tidak apa, aku baik-baik saja. Tolong, jangan terlalu mengkhawatirkan aku begitu."
Nyonya Senju mengernyit dan menatap Sakura dengan tatapan menyelidiki.
Apa aku salah bicara? Bodoh! "Ada apa? Ada yang aneh?"
Kernyitan di kening wanita itu semakin dalam.
Astaga, ayolah!
"Oh, mungkin itu adalah efek karena kau baru siuman setelah pingsan satu bulan."
"Satu bulan?! Astaga, sekarang tanggal berapa?" Yosh, aku akhirnya punya alasan diplomatis untuk menanyakan tanggal!
"Tanggal, ya," Nyonya Senju bergumam sendiri. "Aku akan mengecek di tab ringanku. Kakashi sudah mengatur ulang tanggal, jadi sekarang pasti sudah tepat."
Kakashi? Eh, bukankah itu adalah salah satu nama sensei di SMP? Bagimana bisa dia muncul di sini?
Ah, tidak! Nama Kakashi pasti banyak!
Nyonya Senju mencari cari di kantung tunik hijaunya dan menemukan sebuah batu berwarna merah delima, mengusapnya, dan menunggu reaksi.
Sakura menatap benda itu dengan penasaran. Bukankah tadi ia berkata kalau akan mengecek tab? Mengapa sekarang dia mengeluarkan batu?
Emerald Sakura membulat sempurna saat melihat apa yang terjadi dengan batu itu. Setelah sepuluh detik, batu itu melayang sebentar di udara dan langsung berubah bentuk menjadi jam tangan. Nyonya Senju meraihnya dan mengklik sesuatu di layar jamnya, dan muncullah cahaya inframerah berbentuk tab dari dalamnya.
Howaa, itu canggih sekali!
"Mari kita lihat... Ah ya, sekarang tanggal 17 Februari tahun 770 Kalender Kosmik."
Tahun 770? Apa Sakura kembali ke masa lalu? Dan apa-apaan maksudnya dengan kalender kosmik itu?
Tidak ragu lagi, sakit kepala Sakura benar-benar berubah menjadi parah!
Dunia antah-berantah jenis apa ini?
Setelah mengucapkan terima kasih ala kadarnya kepada Nyonya Senju, Sakura yang sakit kepala mengalihkan tatapannya ke luar jendela mobil suspensi yang membawanya melewati jalan yang melayang.
Aku... Tempat ini tidak mungkin di masa lalu, tidak mungkin aku mengalami time leap sejauh itu kembali ke tahun 770. Pasti 770 ini maksudnya bukan tahun dalam duniaku yang sebenarnya! Apalagi, Nyonya Senju tadi bilang apa... Ah ya Kalender Kosmik. Apa pun maksudnya itu, pasti bukan tahun yang merujuk pada Masehi! Lalu, apa mungkin ini di masa depan? Apa mungkin aku mengalami reinkarnasi setelah kecelakaan itu? Tapi mengapa namaku masih Haruno?
Memikirkan itu, Sakura tidak tahan untuk tidak memijit kepalanya yang sakit. Untungnya, Nyonya Senju sedang berbicara dengan pria platinum yang masih tidak jelas namanya itu sehingga tidak terlalu memperhatikan Sakura.
Sudah jelas, ini jelas bukan duniaku! Bagaiman caraku pulang? Aku tidak mau tinggal di dunia antah berantah yang tidak kumengerti ini lebih lama lagi! Aku harus segera kembali ke duniaku! Aku harus menemukan caranya...
Sakura menggigit bibirnya saat berpikir serius, bahkan tidak menyadari bahwa mobil suspensi menepi untuk masuk ke sebuah kawasan rumah yang sudah terlihat seperti istana saking mewahnya.
Gadis itu baru menyadarinya saat pria platinum yang duduk di belakang kemudi tadi membukakan pintu mobil untuk dirinya.
Sakura melangkahkan kakinya keluar dari mobil dan menghela napas saat melihat sekelilingnya.
Rumah di depannya itu menjulang dan beasitektur seperti kastil, dibangun di atas tanah lapang yang bersih dengan beberapa pohon yang sama anehnya dengan pohon pertama yang Sakura lihat. Di dekat mobil suspensi yang baru saja membawanya, ada lima mobil suspensi platina mewah yang terparkir dengan elegan di satu sisi jalan.
Karena Sakura tidak tahu harus melakukan apa, gadis itu menunggu Nyonya Senju keluar dari dalam mobil.
"Mari, Nona," seru pria platinum itu sambil menggamit lengan Sakura dengan sopan. "Bukankah tadi Anda yang sangat ingin pulang? Mengapa sekarang Anda terlihat bingung?"
Sakura dengan cepat menggeleng dan berjalan penuh keanggunan ke pintu ganda berukuran besar yang menjulang tinggi di depan kastil itu.
Di pintu, ada beberapa orang bergaun sopan yang sedang berdiri sambil tersenyum, seolah memang telah menyiapkan dirinya untuk menyambut kepulangan putri.
Sakura menahan napas selama setidaknya sepuluh detik. Ah, sebelum aku mendapatkan informasi apa pun mengenai dunia aneh ini, aku harus menjadi anak baik. Ini saatnya untuk mempraktikkan Pelajaran Acting di sekolah!
"Selamat datang kembali Nona," sapa seorang wanita berkuncir dua saat Sakura menginjakkan kaki di pelataran.
Sakura hanya mengangguk dan tersenyum, merasa canggung dan ketakutan bahwa ia akan mengucapkan perkataan yang janggal jika ia berbicara, jadi Sakura memilih untuk diam. Sayangnya, Sakura juga khawatir dengan diamnya ini akan memicu tanda tanya di antara mereka.
Huh, bagaimana sikapku yang seharusnya?
Ketika Sakura akan melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam kastil, sudut mata emeraldnya menangkap bayangan pria itu. Bayangan pria yang akan selalu Sakura kenali di mana pun dia berada, karena hanya satu orang yang punya siluet semenarik itu.
Syok...
Bayangan itu... Sudah jelas, itu adalah milik Sasuke Uchiha!
-
-
-
-
Ehehehe, kasih vote👇👇 dong ya, biar author semangat nulis
Love you all deh buat yang baca n mau vote cerita gaje ini💖
##
Silakan, author adalah orang yang terbuka menerima vote lhoh.
V
O
T
E
please
👇👇