Malam semakin larut, dua keluarga besar sudah pergi dari Qing Hause menyisakan kakek, nenek serta bibinya dan sepupunya Alvin yang masih duduk di ruang tamu, mereka bersimpati dengan kekacauan yang baru saja terjadi.
Maheza melihat keluarga kakeknya dengan ekspresi penuh arti. Setelah itu dia menarik nafas dan lewat di depan mereka, tapi tidak ada satupun yang memperhatikannya dan itu membuat Eza merasakan kesedihan yang mendalam. Dia rindu nenek dan kakeknya tapi dia tidak bisa memeluknya.
Setelah keluar, Mahesa duduk di kursi tepat di bawah pohon besar dekat taman. Dia bersandar di batang kayu dan menatap rembulan penuh di langit malam nan gelap.
"Sudah berapa lama aku di sini? namun tujuan kedatanganku ke negara ini belum juga bisa terpenuhi, dan aku juga belum bisa memeluk nenek dan kakek, sekarang aku sudah bertemu muka tapi mereka mengabaikanku". Batin Maheza.