mahes ke toilet sebelum menyantap sarapannya
"Ndra ,kamu mimpi apa? ada apa pagi2 begini sudah ada disini? "
"kemarin aku meminta kontakmu tapi belum sempat diberi ketika petugas polisi itu masuk kemari" Indra menatapnya lembut, Ruth sedikit salah tingkah
"dan semalam aku mengirimmu messenger kau membacanya dan tidak membalasnya, kamu bilang akan pulang hari ini,lalu kemana aku harus mencarimu"
"sepenting itukah nomorku dan kebutuhan mu untuk tetap berkomunikasi denganku,apa kamu perlu sesuatu?
"tidak Ruth aku hanya ingin tetap berkomunikasi dan tahu tentang keadaanmu" Ruth menghela nafas panjang,"baiklah.... kita liat sejauh mana tujuanmu kepadaku" Indra segera membereskan bekas makannya juga Ruth sementara mahes memulai sarapannya,
"Meis dia ini yg mami tabrak Minggu lalu, sepertinya mami membentur kepalanya terlalu keras smpe sedikit konslet" Ruth sedikit bergurau, mahes tersenyum tipis lalu melanjutkan sarapannya tanpa bicara, dia harus mandi lalu bersiap untuk berangkat sekolah,jika malam dia akan menjaga maminya di RS,dia anak laki 1.1 nya begitu juga maminya anak tunggal sehingga mereka tidak punya saudara yang cukup dekat,
hubungannya sangat dekat dengan sang ibu apalagi papinya sudah 7 tahun meninggal dunia jadi mereka sangat dekat,mahes anak lelaki yg pendiam,cukup berprestasi disekolah.
dia merasa lebih nyaman dengan lelaki ini dibanding dengan Deni, entah kenapa padahal mereka baru saja bertemu.
ketika mahes mandi Ruth mengambil hapenya lalu bertanya berapa no Indra dia melakukan panggilan ke. nomor Indra dan mematikannya ketika terhubung,
" itu no ku....."
"terimakasih Ruth," Indra kembali tergagap ketika bintang kejora itu menatapnya,hatinya begitu sejuk pagi ini, setetes embun membasahi kegersangan yang begitu lama terpaku, dia tidak ingin membahas soal polisi itu,dia melihat dari status FB Ruth tidak ada foto lelaki itu dialbumnya kecuali fotonya berdua dengan Kristian Mahesa putra lelaki semata wayangnya.