ดาวน์โหลดแอป
70.17% Re:START/if / Chapter 39: Great War Records 07- Secerah cahaya untuk sang Rubah kesepian I

บท 39: Great War Records 07- Secerah cahaya untuk sang Rubah kesepian I

PERINGATAN!!!

CH ini berisi konten dewasa, anak dibawah umur dimohon untuk tidak membacanya. Penulis tidak bertanggung jawab atas efek samping yang mungkin timbul nantinya.

Kekaisaran Urzia, sebuah negeri politik raya yang terletak di timur laut Benua Michigan. Imperium tersebut juga terkenal sebagai negeri para Demi-human, yang disebabkan karena populasi penduduknya sebagian besar terdiri dari ras selain manusia.

Dalam segi perkembangan kepemerintahan yang ada, Kekaisaran mengadaptasi sistem pemerintahan penguasa otoriter yang dipimpin oleh Kaisar Suci yang dalam catatan hanya pernah berganti satu kali saja di awal pembentukan kekaisaran, setelah itu selama seribu tahun lebih lamanya tidak pernah terjadi pergantian kekuasaan.

Meski memiliki ciri otoriter, kekaisaran membagi wilayahnya menjadi delapan Provinsi Otonomi yang memiliki filosofi khusus di dalam pembagiannya dan tidak pernah terjadi pemekaran wilayah meski ada wilayah yang perkembangannya terlambat atau lebih cepat dari wilayah lain. Sistem delapan Provinsi tersebut diciptakan oleh Kaisar pertama yang juga lebih dikenal sebagai Pendiri, sedangkan Kaisar yang sekarang berkuasa memiliki nama lain sebagai Pengawas.

Delapan provinsi, dalam hal tersebut jumlah itu mewakili ciri angka depan yang terdiri dari satu garis yang tidak putus, sebuah hubungan harmonis dan kesatuan yang kuat. Dalam Feng Shui, sebuah ilmu di kekaisaran yang mencangkup harmoni topografi manusia, astronomi, dan tanah, angka depan mewakili bintang kedelapan yang juga disebut Bintang Kekayaan, hal tersebut mewakili tanah kekaisaran yang lebih subur dari negeri lain karena sebagian besar daerahnya adalah pegunungan.

Dalam sudut pandang lain mengenai pembagian Provinsi tersebut, bisa diambil arti lain bahwa itu melambangkan keabadian dari sang penguasa negeri tersebut karena angka depan yang terbaring juga sangat mirip dengan simbol tak terbatas, serta juga melambangkan ular dan naga yang melingkar-lingkar menggigit ekornya sendiri.

Dua tahun memasuki masa perdamaian setelah masa Perang Besar berakhir, kekaisaran sudah memulihkan beberapa aspek vital, terutama dalam bidang ekonomi yang pernah jatuh karena invasi yang dilakukan Kerajaan Moloia. Setelah menjadi anggota Konferensi Keempat Negeri, kekaisaran lebih cenderung bekerja sama dengan Kota Miquator dan Kerajaan Felixia ketimbang mantan musuh bebuyutannya yang berada di barat laut benua. Hasil dari kerjasama yang sering terjadi adalah sebuah asimilasi sistem pemberian dan percarian pekerjaan untuk memperlancarkan perekonomian.

Hampir seperti Kota Miquator, Kekaisaran dalam satu tahun terakhir memberlakukan pembukaan kantor pemerintah di setiap kota untuk menerima permintaan pekerjaan dari masyarakat dan menyalurkannya kepada yang mencari pekerjaan. Dalam hal tersebut, para masyarakat kekaisaran menyebut kantor pemerintah tersebut sebagai Guild. Penggunaan nama dan sistem serupa juga dikabarkan mulai tersebar ke Kerajaan Moloia dan Kerajaan Felixa, tetapi tidak dengan Kerajaan Urzia karena adat kepemerintahan negeri itu bertentangan dengan sistem tersebut.

Kantor pemerintahan penyalur pekerjaan tersebut tidak berhenti hanya berfungsi sebagai penyalur pekerjaan, tetapi juga berfungsi sebagai bandar yang mengumpulkan hasil-hasil ternak, ladang, kebun, kerajinan, dan juga sering digunakan sebagai tempat untuk menjual kristal sihir yang didapat dari monster. Karena hal itu, banyak orang-orang, terutama dari kalangan tentara bayaran beralih sebagai penyedia jasa pemburu monster sebagai penghasilan utama setelah peperangan berakhir.

Pada pinggiran Danau Kabut Ilusi, sebuah danau besar yang terletak di antara tiga Provisi, terlihat seorang wanita berambut hitam pekat berjalan di dekat danau yang luasnya mencapai enam puluh kilometer lebih tersebut. Danau Kabut Ilusi secara geografis terletak di daerah lembah, antara Provisi Iralal di barat, Provisi Solian di timur, dan Provinsi Garinshan di utara yang hampir semua pusat perekonomian semua provinsi tersebut terletak di daerah pegunungan. Pada wilayah Provinsi Iralal, wanita berambut hitam tersebut berjongkok di pinggiran danau dan mengambil air dengan tangan untuk diminum.

Setelah puas menghilangkan dahaga dari danau berkabut dengan air jernih tersebut, wanita itu berdiri dan menggelengkan kepala, dan rambut hitamnya berkibar mengkilat dengan indah. Wanita tersebut mengenakan kimono berwarna hitam yang menutupi tubuhnya dengan rapi, memiliki motif bunga Dahlia merah dan Obi berwarna hitam yang melingkar di pinggangnya. Melihat ke arah danau yang penuh dengan kabut dan jarak pandang hanya beberapa belas meter saja, wanita berambut tersebut sedikit menyeringai tipis.

[Catatan: Kimono; pakaian tradisional Jepang (pasti sudah tahu). Obi; sabuk kain untuk mengencangkan kimono]

Melepas sihir transformasi yang dipakai, kesembilan ekornya keluar dari bawah kimono yang dikenakan dan dari keluar sepasang telinga rubah pada kepalanya. Wanita itu adalah seorang Huli Jing, siluman rubah berekor sembilan yang memiliki wujud manusia wanita cantik. Huli Jing sendiri dalam pengetahuan umum kekaisaran digolongkan dalam Binatang Suci dan masih juga menjadi ras Demi-human.

Dalam beberapa dongeng yang ada di kekaisaran, ras tersebut menjadi salah satu pendamping Dewi Inari yang merupakan salah satu penghuni daerah pegunungan yang disimbolkan dengan tanaman palawija serta makanan pokok seperti padi dan jagung.

Tetapi apa yang diketahui masyarakat Kekaisaran hanyalah sebuah dongeng, pada kenyataannya rubah berekor sembilan yang mereka tahu adalah makhluk yang sama dengan para Demi-human lain, memiliki bentuk fisik, membaur dalam masyarakat, dan butuh makanan meski dengan cara yang sedikit berbeda.

Seperti hanya wanita yang berdiri di pinggir Danau Kabut Ilusi tersebut, semua ras Huli Jing kebanyakan memiliki salah satu wujud seperti wanita cantik yang dapat menyembunyikan ekor dan telinga rubah mereka dengan sihir transformasi yang menjadi keahlian garis ras mereka. Berbeda dengan Demi-human lain, Huli Jing memiliki rata-rata umur paling panjang dan kebanyakan adalah perempuan, selama seribu tahun terakhir tidak ada catatan yang menginformasikan Huli Jing berjenis kelamin laki-laki karena kecenderungan mereka yang sukar memiliki keturunan.

Selain ciri tersebut, dalam jangka umur ras mereka yang bisa mencapai ratusan sampai ribuan tahun ada hal yang sangat unik dan tidak dimiliki ras Demi-human lain. Kebanyakan Huli Jing lahir tidak langsung mendapat sembilan ekor, rata-rata hanya empat sampai lima. Namun, seiring berjalannya waktu ekor tersebut akan bertambah setiap seratus tahun, dan pada akhirnya akan memiliki sembilan ekor yang menandakan tingkat kekuatan sihir mereka.

Dalam proses pertumbuhan tersebut, ada satu siklus yang tidak dapat dihindari ras Huli Jing, yaitu mereka akan kehilangan ingatan setiap kali seratus tahun sekali dan hanya menyisakan ingatan identitas diri mereka saja yang telah diatur. Siklus itu terjadi untuk mempertahankan mental mereka dalam adaptasi dengan masyarakat yang cenderung berumur pendek.

Mereka menghapus ingatan setiap generasi lingkungan berganti, lalu mengubah identitas yang telah diatur sebelum proses penghapusan ingatan pada setiap seratus tahun sekali. Dalam pengaturan ulang ingatan tersebut, pada Huli Jing yang sudah memiliki sembilan ekor tidak akan bisa melakukannya lagi karena batasan yang penyimpanan kekuatan sihir yang bersumber dari ingatan yang diolah untuk kultivasi Inti Sihir.

Berbalik dari danau, wanita rubah itu berjalan ke arah hutan pepohonan cemara yang rapat tertutup kabut sepenuhnya dan hanya menyisakan jarak pandang beberapa meter. Kembali menggunakan sihir transformasi, ekor dan telinganya menghilang dan wanita itu terlihat seperti manusia biasa. Tersenyum kecil seakan menemukan sesuatu hal yang menarik, Ia menjilat bibir dan mulai melangkahkan kaki beralas sandal kayu di atas tanah berlumut.

Daerah tersebut penuh dengan udara lembab, kabut tebal, dan akar-akar berlumut yang memenuhi jalan. Dalam pertengahan musim semi dewasa ini, cuaca berkabut dalam radius puluhan kilometer dari daerah danau besar tersebut merupakan hal normal dan sudah menjadi ciri tempat tersebut.

Tidak lama berjalan, wanita itu melihat dua orang pria yang terlihat seperti seorang mantan prajurit bayaran yang beralih menjadi pemburu. Salah satu dari kedua pria tersebut membawa busur dan panah, sedangkan satunya lagi membawa pedang katana di pinggang. Mengamati mereka berdua yang hanya mengenakan Hakama cokelat kusam dan rompi kulit sebagai pelindung dada, wanita tersebut langsung tahu kalau mereka pergi ke hutan hanya untuk melakukan rutinitas berburu.

[Catatan: Hakama; sebuah celana berlipat-lipat yang menutupi pinggang sampai kaki. Terbuat dari dua kain polos berbentuk trapesium yang menyatu, dan cara menggunakannya seperti dengan mengikatkan empat tali kain yang menyatu dengan Hakama]

Melihat mereka dari balik pepohonan, wanita berambut hitam tersebut kembali melakukan transformasi dan mengubah warna rambutnya menjadi pirang. Dari sudut pandang orang yang tidak tahu identitasnya, wanita tersebut benar-benar terlihat seperi perempuan dari golongan anak konglomerat yang lugu dan cantik. Sedikit membuka bagian dadanya dan paha dari kimono yang dikenakan, wanita tersebut mulai menghampiri kedua pria itu.

"Tuan ...! Tuan! Boleh diriku bertanya pada diri tuan-tuan sekalian? Apa tuan sekalian lihat rombongan pedagang lewat?"

Mendengar suara anggun dari wanita cantik yang datang, kedua pria tersebut tersentak dan langsung menatap dengan perasaan aneh. Mengamati penampilan wanita tersebut yang seakan sengaja mengumbar hasrat, rasa berahi dalam diri mereka mulai naik ke permukaan. Mereka berdua berusaha menahan hal tersebut, dan bertanya, "Nona ..., mengapa kau bisa ada di dalam hutan begini? Bukannya di sekitar ini daerah rawan monster dan bintang buas? Apa kau tidak tahu itu?" Mendengar ucapan dari salah satu pria di hadapannya, wanita itu mendekat dan menempelkan dadanya yang menggoda. Memberikan tatapan memelas yang begitu menggoda dari dekat, Ia berkata, "Kakanda ..., adinda terpisah dengan karapan waktu pas mau minum di danau. Adinda seorangan takut .... Boleh adinda ikut Kakanda sekalian?" Mendengar suara anggun dan memikat itu dari dekat, pria yang wanita tersebut menempelkan dada pada rekannya sedikit merasa iri.

Saling melihat satu sama lain, kedua pria itu menelan ludah dengan berat. Situasi mereka sekarang sangat membuat rasa berahi mereka mencuat saat paham wanita tersebut sendirian. Mengamati cara bicara wanita itu yang sangat anggun dan tata bahasa berbeda dari kalangan umum, kedua pria itu mengira-ngira kalau wanita tersebut berasal dari kalangan bangsawan atau konglomerat yang selalu tinggal di puri dan mendapat pendidikan yang tinggi. Mempertimbangkan kesempatan yang ada, kedua pria itu menyeringai tipis dan benar-benar tertelan dalam nafsu.

"Baiklah Nona, ayo ikut .... Akan kami antar Nona ke kota supaya bisa bertemu karapan pedagang yang berani meninggal Nona di hutan."

"Hem, akan kami antar Nona. Jangan khawatir."

Meski mengatakan hal seperti itu, tetapi kedua orang tersebut dalam benak sudah memutuskan untuk menggunakan kesempatan yang ada. Tak membawa wanita itu ke kota, kedua orang tersebut malah membawanya lebih masuk ke dalam hutan dan berhenti di sekitar daerah Danau Kabut Ilusi.

Berjalan di depan wanita tersebut, pria yang membawa Katana melambatkan langkah kakinya dan berdiri di belakang wanita tersebut. Saat mereka pria yang membawa panah dan busur berhenti, wanita berambut pirang tersebut kebingungan. "A-Ada apa Kakanda sekalian? Kenapa berhenti?" ucapnya dengan nada gemetar.

Pria yang berdiri di hadapannya berbalik menghadapnya, lalu mendekat dengan tatapan sudah tidak bisa menahan hasrat. Pria yang berada di belakang wanita itu langsung memeluknya dan membuka bagian atas Kimono yang dikenakannya. Wanita tersebut langsung menutupi dadanya yang indah dan besar dengan panik, wajahnya terlihat ketakutan tetapi hal itu malah membuat rasa gairah dalam diri kedua pria tersebut meningkat.

Dengan sangat kasar, kedua pria berambut hitam itu mulai menjamah tubuh wanita tersebut. Mereka melucuti satu demi satu kain yang menutupinya, lalu memaksanya berbaring di atas tanah berlumut. Satu pria memegangi tangan wanita itu, sedangkan satunya lagi mulai menjilati bagian kewanitaan wanita tersebut. Merintih dengan suara pelan yang menggoda, pria yang menawan kedua tangan wanita tersebut mulai ikut menjamah tubuh mulus tersebut dan meremas kedua buah dada yang menggoda milik wanita tersebut. Ia mulai menghisap puting, seperti bayi penuh hasrat tinggi.

"He-Hentikan ..., tolong berhen ... A~ng~ Jangan...."

Meski meronta-ronta, tenaganya yang dikeluarkan wanita itu tidak cukup kuat untuk melawan dua pria mantan tentara bayaran tersebut. Mulai melepaskan tali Hakama, kedua pria tersebut bertindak lebih lanjut dan mulai menancapkan taring kejantanan mereka pada tubuh wanita tersebut.

Seperti apa yang sering terjadi di dalam hutan kekaisaran saat sekelompok pria menemukan perempuan lemah dan cantik sendirian, wanita tersebut langsung diperkosa habis-habisan. Tidak memedulikan segalanya, kedua pria itu tenggelam dalam kenikmatan dan benar-benar menodai tubuh wanita tersebut layaknya seekor binatang.

Suara rintihan terdengar dalam hutan berkabut selama dua jam lebih. Tetapi dalam waktu setelah itu, suara aneh seperti seseorang yang meminta ampun mulai bercampur. Dalam pemerkosaan tersebut, yang menjadi korban sebenarnya bukanlah wanita tetapi kedua pria tersebut. Memang dalam beberapa puluh menit pertama mereka menyetubuhi dengan perkasa, tetapi setelah itu wanita tersebut yang memimpin dan cairan kehidupan mereka benar-benar diperas habis olehnya.

Duduk di atas tubuh salah satu pria yang tadi menyerangnya, wanita itu menggoyang pinggangnya dan mendesah kenikmatan menikmati vitalitas yang dihisapnya dari hubungan tubuh tersebut. Sihir transformasinya mulai terlepas, sosok wanita berambut hitam kecokelatan tanpa busana dengan sembilan ekor dan telinga rubah nampak.

Sadar kalau wanita itu seorang Huli Jing, pria yang ditindihi tersebut berusaha melawan. Tetapi itu sudah terlambat, tenaganya sudah tidak tersisa bahkan untuk menggerakkan tangannya. Kenikmatan yang dirasakan beberapa saat yang lalu mengantarkannya kepada akhir hidup.

"AH~! Keluar ...." Wanita itu mengulat saat cairan kehidupan pria itu mengisinya. Bangun dari atas pria tersebut, beberapa tetes cairan putih kental mengalir dari kemaluannya. Memegang kejantangan pria tersebut, Ia menggunakan sihirnya untuk membuat batang daging tersebut berdiri lagi. Menduduki tubuh pria itu kembali, wanita rubah itu melakukan hal yang sama untuk terus mengonsumsi cairan kehidupan dari pria tersebut.

Tidak jauh dari tempat wanita dan pria tersebut, seorang pria yang sudah terlihat sangat kering dan menua terduduk bersandar pada batang pohon cemara. Berbeda dari beberapa jam yang lalu, pria yang tadinya terlihat perkasa dan bugar tersebut bertambah tua sampai seperti kakek-kakek berumur 70 tahun ke atas. Pada kejantanannya yang sudah seperti akar kering, terlihat lingkaran membiru tanda dirinya telah beberapa kali bersetubuh dengan Huli Jing.

Bernasib sama dengan rekannya, pria yang terbaring dan ditindihi wanita rubah tersebut perlahan kulitnya mulai kusut dan rambutnya memutih. Kurang dari waktu sepuluh menit kemudian, Ia benar-benar kehabisan vitalitas dan mati dengan kondisi kering. Bangun dari atas pria tersebut, wanita berambut hitam kecokelatan itu menjilat cairan putih pada ujung jarinya dan menikmati sampai tetes terakhir cairan kehidupan pria tersebut.

"Terima kasih atas makannya .... Tapi ..., seperti biasanya rasanya pedas dan patih."

Wanita tersebut mengambil pakaian dan sandalnya, lalu berjalan ke arah danau yang tidak jauh dari tempatnya berada. Meletakkan yang dibawa pada tepi danau, Ia mulai masuk ke dalam air dan membersihkan diri dari sisa-sisa cairan lengket yang tidak bisa dikonsumsi karena bercampur urin. Wanita tersebut membersihkan tubuh, cairan yang masih tersisa di kemaluan, dan dada dengan berendam di dalam danau.

Mengapungkan tubuh dengan menghadap ke atas, Ia melihat langit penuh kabut tebal yang seakan menghalangi cahaya matahari untuk sampai ke permukaan. Layaknya kehidupannya, cahaya dunia yang tercipta dari perdamaian yang datang tidak pernah menyentuhnya. Dengan tatapan gelap, Ia berangan, "Ah, Andai saja diriku bisa punya tempat tinggal ..., mungkin itu sangat indah. Aku lelah hidup seperti ini ... Kenapa setiap siklus rasanya tidak ada yang berbeda. Meski aku tidak mengingatnya, tetapi rasa tidak asing ini ... rasanya perang kurasakan." Wanita itu memejamkan mata sesaat, berusaha melupakan pikiran dan perasaan dalam diri.

Selesai berendam, Ia naik ke pinggiran dan mengeringkan badan. Mengibaskan rambut hitamnya yang terurai, air dengan cepat tersingkir dan rambutnya kering seketika. Begitu juga kesembilan ekornya, dengan sekali kibas langsung kering dan air hilang dengan cepat bersama uap tipis yang keluar dari tubuh.

Mengambil pakaiannya yang penuh dengan noda menjijikkan, Ia melemparkannya ke atas danau dan membuatnya tenggelam dalam. Mengulurkan tangan kanan ke arah pakaian tersebut, kain-kain basah itu terangkat ke udara dan mulai mengeluarkan uap tanda mulai mengering karena sihir manipulasi suhu yang dipakai wanita tersebut.

Setelah kembali mengenakan Kimono hitam bermotif bunga merah tersebut, Ia mulai berjalan ke arah utara untuk pergi ke Provinsi Garinsha yang menjadi tujuan salah satu tempatnya berbaur dengan masyarakat yang umurnya lebih pendek darinya.

Tanpa sedikit pun melirik ke arah mayat-mayat pria yang menjadi korbannya, Ia berjalan dengan anggun, menawan, dan juga keji. Wanita tersebut baru saja bangun dari tidur panjangnya setelah mengatur ulang ingatan dan menggunakannya sebagai bahan kultivasi inti sihir. Ekor ke sembilan yang ada padanya baru saja tumbuh beberapa bulan yang lalu, bersama ingatannya selama seratus tahun yang menghilang dan hanya menyisakan identitas beserta hasrat lemah dalam benak.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C39
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ