Saat Mu Ningxue bergerak mendekat, dia menunjuk dengan jarinya. Embun beku yang tersebar di tanah berangsur-angsur naik ke kaki Sayed seolah-olah embun itu menjadi hidup.
Sayed tampak ketakutan. Dia mencoba membebaskan diri, namun kakinya tidak lagi dapat dikendalikan olehnya.
"Membekukan!" Mata Mu Ningxue tampak berkilauan. Tatapan matanya sengaja diatur agar embun itu membeku beberapa kali lebih cepat.
Kaki kiri Sayed tampaknya telah dilindungi oleh sesuatu. Es itu tidak menutupinya. Namun, kaki kanannya jelas telah tertutup oleh es. Segera terlihat seperti sebuah tongkat yang beku.
Matanya terlihat panik saat dia menarik kaki kanannya ke belakang.
"Aku tidak akan kalah, aku tidak mungkin kalah!" teriak Sayed dengan marah.
Mu Ningxue tetap diam. Dia perlahan-lahan menutup matanya untuk mengumpulkan partikel-partikel es ke dalam tubuh Sayed. Sudah waktunya untuk memberi pelajaran kepada orang Mesir yang sombong ini.