Keluarga Mu, Su, dan Zhou selalu berteman sangat baik dari generasi ke generasi.
Zhou Zimo, Su Chen, dan Mu Yuchen adalah teman masa kecil. Mereka selalu berada di kelas yang sama di sekolah, dan bahkan pergi ke sekolah militer yang sama walaupun memiliki spesialisasi dalam profesi yang berbeda.
Mereka bertiga bukan hanya teman bermain masa kecil, tetapi mereka adalah sahabat karib dan kawan yang setia.
Mereka sama sekali tidak tertarik dengan sekolah militer, tetapi orang tua mereka bersikeras agar mereka menjalani kehidupan militer, dan menganggap bahwa manajemen militer akan mendorong pertumbuhan mereka. Setelah bediskusi, akhirnya orang tua mereka memutuskan untuk mengirim mereka bertiga ke sekolah militer.
Setelah mereka lulus, mereka menjalankan profesi sebagai anggota militer menjadi pelayan negara selama beberapa tahun. Mu Yuchen dan Zhou Zimo keluar untuk mengambil alih bisnis keluarga sementara Su Chen dipindahkan ke Departemen Kontrol Lalu Lintas dan sekarang dia adalah salah satu petinggi. Mereka semua adalah pemuda yang sukses.
"Pulang tiba-tiba? Apakah kau akhirnya memutuskan untuk mengambil alih Glory World?"
Su Chen menghabiskan wiski dan memandang Mu Yuchen yang duduk santai di tengah sofa.
Zhou Zimo menyeringai dan berkata dengan lembut, "Ku dengar kakek Mu merasa tidak enak badan, jadi aku mengunjunginya. Tapi ternyata dia tampak sangat sehat dan baik-baik saja. Kurasa dia hanya ingin seseorang pulang dari luar negeri."
"Setiap kali kau pergi, butuh beberapa tahun buatmu untuk kembali. Bulan lalu, Zimo sepenuhnya mengambil alih Zhou Corporation, tetapi kakeknya terlihat tidak terlalu senang. Dia mungkin ingin kau kembali dan mengambil alih perusahaan secepatnya"
Su Chen tersenyum dan kemudian hanya memandang Mu Yuchen.
Mu Yuchen sepintas memandang mereka berdua. Mereka tampak lelah, dia kemudian berkata, "Aku telah tinggal di luar negeri untuk waktu yang sangat lama. Sudah waktunya untuk kembali."
"Jadi, kamu benar-benar akan mengambil alih Glory World Corporation? Tapi tidak ada bedanya bagimu untuk mengambil alih perusahaannya sekarang. Kakekmu telah membuat persiapan untuk mengendalikannya dari belakang."
Zhou Zimo menyeringai dan memberi isyarat agar manajer yang melayani mereka pergi. Dengan patuh, manajer yang melayani dengan sopan membungkuk kepada mereka dan kemudian pergi.
"Kakek tidak mudah mundur begitu saja. Kita harus membiarkannya melakukan apa yang dia inginkan kali ini," jawab Mu Yuchen dengan jelas.
"Tentu saja, sejak nenekmu turun, kakekmu juga ingin tinggal di rumah. Semua orang tahu tentang kakek nenekmu." Zhou Zimo tertawa.
"Selama tidak terjadi perang di rumah, aku tidak peduli tentang hal lain."
Mu Yuchen tiba-tiba merasa sakit kepala ketika kakek-neneknya, Mu Yinan dan Wang Hui disebutkan.
"Bukannya kau tinggal di Grand Waves Villa? Kau tidak akan terlibat jika perang terjadi. Sebenarnya, ada baiknya kau kembali ke Kota Z. Setidaknya, kita bisa mengajakmu bergabung minum dengan kita lagi. Beberapa tahun terakhir ini, Aku selalu minum dengan Zimo, tetapi tanpamu di sini ada sesuatu yang kurang. "
Su Chen kemudian mengisi gelas Mu Yuchen.
Pikiran Mu Yuchen berada jauh dari tubuhnya saat wine perlahan mengisi gelasnya. Matanya sedikit berkelip tetapi dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya menghabiskan gelasnya dalam beberapa tegukan.
Beberapa waktu kemudian, Su Chen menjadi sedikit mabuk dan Zhou Zimo membawanya pulang. Mu Yuchen mengemudi kembali ke Grand Waves Villa sendirian. The Grand Waves Villa adalah tempat fengshui di sekitar Sungai Grand Waves, yang merupakan salah satu proyek di bawah naungan Glory World Corporation. Sebelum dibuka untuk dijual, Mu Yuchen sudah memesan satu unit untuk dirinya sendiri.
Malam itu masih hujan gerimis dan angin sepoi-sepoi berhembus terus menerus.
Di dalam ruang kerja yang mewah nan elegan di Grand Waves Villa, Mu Yuchen mengenakan jubah tidur hitam saat keluar dari kamar mandi. Dia baru saja duduk setelah menyeduh secangkir teh untuk diminum, tiba-tiba Mu Yinan dan Wang Hui menelponnya. Mu Yuchen mengangkat teleponnya tanpa berpikir dan mencari tahu apa maksud mereka menelponnya.
"Chen, bagaimana kabar gadis itu hari ini? Apakah kau bertemu dengannya?" Suara Wang Hui terdengar dari telepon.
Mu Yuchen selalu lajang, dan karena dia selalu di luar negeri, keluarganya tidak bisa berbuat apa-apa, dari berita menurut Ah Mo, tidak pernah ada gadis di dekat Mu Yuchen, para tetua keluarga Mu sangat khawatir.
"Chen, kamu tidak semuda itu lagi. Kamu akan berusia 31 tahun tahun depan dan harus segera berkeluarga. Ketika kakek seusiamu, ayahmu sudah bersekolah. Jangan selalu memberiku alasan yang sama untuk sibuk dengan pekerjaan. Kau masih harus membangun keluargamu sendiri. Inilah yang kakek dan nenek inginkan. Pikirkan lah sendiri baik-baik. "
Suara keras Wang Hui terdengar dari telepon. Dia dikenal sebagai si "Cengkraman Logam" di bidang militer dan kepribadiannya yang keras kepala. Bahkan seorang pengusaha yang kuat seperti kakeknya Mu Yinan jatuh cinta padanya, seperti yang diharapkan dari Cengkraman Logam. Mu Yinan adalah Casanova yang terkenal di Kota Z saat itu, tapi sekarang mereka telah menikah selama 50 tahun. Tak pernah terdengar skandal sebelumnya dalam hubungan mereka karena Mu Yinan benar-benar mencintai Cengkraman Logam istrinya.
Kisah cinta mereka pernah menjadi pembicaraan banyak orang di Kota Z.
"Chen, ini hanya pernikahan. Aku tidak peduli jika menemukan seseorang dari keluarga biasa saja. Cukup pilih seseorang yang kau suka dan seseorang yang menurutmu bisa hidup bersama, maka semuanya akan baik-baik saja. Lihatlah kakek dan nenekmu ini "Kita telah melalui banyak hal, kan? Meskipun dua orang jatuh cinta, mereka masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan setelah menikah. Bukankah konsep menikah dulu kemudian jatuh cinta menjadi tren sekarang? Carilah seorang gadis yang kau sukai yang memiliki sejarah keluarga yang bersih ... "
Wang Hui tetap terus-menerus menasihatinya. Mu Yuchen sudah terbiasa dengan nasihat seperti ini sejak dua tahun lalu.
"Chen? Kamu mendengarkan?" desak Wang Hui karena Mu Yuchen terus terdiam sepanjang waktu.
Mu Yuchen menyesap teh. Dia meletakkan cangkir itu di atas meja di sampingnya dan berjalan ke jendela, mengangkat tirai. Dia kemudian menjawab, "Kalian tidak perlu terlalu khawatir tentangku. Pergilah berjalan-jalan dengan Kakek. Lingshi meneleponku kemarin dan berkata dia akan segera kembali. Kalian bisa pergi ke Prancis dan dia bisa mengajak kakek dan nenek berpelesir di sana. Prancis itu sangat cantik. "
Mu Yuchen merasa tidak mau membicarakan masalah ini lagi, Dia mengerutkan kening karena kelelahan dan nadanya terdengar lelah dan pelan. Tentu saja, Wang Hui mendengar perubahan dalam suaranya.
Desahan panjang terdengar di telepon. Suara itu adalah suara Mu Yinan tua, "Chen, dengarkan nenekmu kali ini. Biarkan masa lalu tetap menjadi masa lalu. Tapi bukankah hidup harus terus berjalan?"
Mu Yuchen tertegun.
Benar, hidup terus berjalan ...